news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Nasib Malang Trenggiling Indonesia yang Hampir Punah

28 Desember 2017 10:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jinak, pemakan semut, dengan sisik tebal sebagai mekanisme perlindungannya. Trenggiling merupakan fauna asli Asia Tenggara dan Afrika.
ADVERTISEMENT
Nahas, nasib hewan ini terancam punah di Indonesia. Kondisi itu terkuak setelah hasil penelitian Traffic, kelompok pemerhati perdagangan satwa liar, dirilis Kamis (21/12).
Pasalnya, ribuan hewan langka itu menjadi komoditas perdagangan gelap setiap tahunnya. Lebih dari 35 ribu di antaranya telah disita pemerintah dari tahun 2010 hingga 2015.
Sisik Trenggiling Sitaan di Belawan, Sumut (Foto: Gatha Ginting/AFP)
Sebagai mamalia yang kerap diperjualbelikan, trenggiling diburu untuk dijadikan penganan maupun bahan obat tradisional, khususnya di China dan Vietnam.
Perburuan liar pun merajalela. Akibatnya, spesies manis javanica asli Indonesia ini berada dalam kondisi hampir punah (extremely high risk of extinction).
“Satwa liar Indonesia dikuras dalam skala industri untuk memasok perdagangan ilegal dunia,” ujar Kanitha Krishnasamy, direktur pelaksana Traffic wilayah Asia Tenggara, kepada AFP.
ADVERTISEMENT
“Meski komitmen Indonesia untuk menanggulangi masalah ini tampak dari maraknya penyitaan yang dilakukan, tetapi ini justru memperjelas masalah perburuan yang tak kenal ampun.”
Menurut penelitian tersebut, 127 tersangka perdagangan ilegal telah ditangkap dalam 6 tahun terakhir di Indonesia.
Sumatera lantas diketahui menjadi pusat perdagangan fauna ilegal sekaligus akses utama para penyelundup di Malaysia dan Singapura. Dari kedua negara itu, biasanya hewan-hewan tersebut dikirim ke China dan Vietnam.
Sementara itu, pemerintah mengaku tak sanggup menghentikan praktik perdagangan hewan ilegal ini sendirian. Mereka pun mendesak negara-negara penerima impor hewan ilegal itu untuk menangkap para importir gelap.
“Jangan hanya salahkan Indonesia. Kita semua bertanggung jawab,” tegas Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Dahono Aji.
ADVERTISEMENT
“Kami adalah negara kepulauan yang besar dengan SDM yang terbatas untuk mengawasi semua rute laut.”
Trenggiling Sitaan di Pekanbaru, Riau (Foto: Wahyudi/AFP)
Oktober lalu, lebih dari 100 trenggiling hidup disita dari kapal ikan di lepas pantai timur Sumatera. Dua pelaku ditangkap karena mencoba menyelundupkan hewan bersisik tersebut ke Malaysia.
Penangkapan itu terjadi setelah sebelumnya di bulan Juni 2017, 223 trenggiling hidup serta 9 kantung besar berisi sisik trenggiling ditemukan di dalam sebuah gudang di Medan, Sumatera Utara.