Tur Singkat di Basement KPK

Konten dari Pengguna
8 November 2017 0:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Fadli Rizal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari ini tugas liputanku di KPK, bagiku tempat ini tidak begitu asing, karena pada Bulan Maret tahun ini kebetulan aku menjadi bagian dari aksi BREAKFREE 2017 #coalruption di depan Gedung KPK. Untuk informasi, aksi tersebut melibatkan ribuan masa aksi dari berbagai kalangan dan mereka berasal dari daerah yang terdampak PLTU di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 7.48 WIB aku sudah berada di Gedung KPK. “Mas Dika masih di jalan apa sudah di dalam ya?” ucapku dalam hati. Oh iya, Mas Dika adalah salah satu wartawan senior di kumparan, setidaknya ia lebih senior dari aku. Hari ini tugasku dan kedua temanku adalah mendampingi Mas Dika liputan perkembangan kasus E-KTP di KPK.
KPK (Foto: kumparan/Iqra Ardini)
“Mungkin ia sudah ada di parkiran bawah,” ujarku sambil melihat-lihat sekitar gedung KPK.
Tanpa ragu, ku tancap gas menuju pintu masuk. Berhenti sebentar untuk mengambil kartu parkir dari salah satu satpam yang berjaga. Tidak ada keraguan dan rasa curiga, ku teruskan laju motorku ke arah parkiran basement. Sesaat kemudian benar saja, motor di depanku mengeluarkan kartu akses untuk bisa membuka portal jalan.
ADVERTISEMENT
Sebelum portal itu kembali ke posisi semula dan aku tidak akan bisa melewatinya karena tak memiliki kartu akses seperti itu, tanpa berfikir panjang aku kembali tancap gas.
Cara membuka pintu portal tersebut membuat ku sadar, bahwa parkiran ini hanya untuk para karyawan KPK. Ah tapi apa daya, aku sudah terlanjur masuk ke basement.
“Sikatlah, udah terlanjur melewati keamanan, keluar sekarang atau nanti tetap akan mendapat banyak pertanyaan dari satpam,”
Seperti istilah yang sering disebutkan oleh teman-temanku “Daripada basah hanya karena kecipratan, mending nyemplung sekalian.” Sesampainya di basement, aku kehilangan sinyal dan tidak bisa menghubungi siapapun.
“Ah sial,” seketika ku panik.
“Oke aku harus keluar sekarang,” sambil kuhidupkan kembali motorku dan melaju mengikuti petunjuk arah keluar.
ADVERTISEMENT
Benar saja, ketika ku dihadapkan oleh portal di pintu keluar, aku tak bisa mengaksesnya. Kebetulan ada satpam yang lewat dan melihatku. Mungkin instingnya sebagai penjaga keamanan bangun ketika melihatku menuju pintu keluar, padahal itu jam masuk kantor.
“Maaf mas, mau kemana?” selidik satpam.
“Mau keluar pak, tapi gak bisa,” ku lempar senyum ramah kepada satpam tersebut.
Bukan membalas senyumku, dia mengintrogasiku dengan detail. Dengan tenang ku jelaskan bagaimana tadi ku bisa masuk ke gedung yang mengamban jutaan harapan rakyat Indonesia ini. Dia sedikit heran dan merasa agak ‘kecolongan’ ketika bukan karyawan KPK sepertiku bisa keluar - masuk dengan leluasa ke area basement.
Kemudian ia mengelurkan kartu akses miliknya, sehingga aku bisa lewat untuk keluar. Sesaat kemudian aku bisa keluar dan parkIr motor di area depan Gedung KPK. Meskipun hanya seperti itu, ada rasa senang dan sedih yang bercampur menjadi satu.
ADVERTISEMENT
Senang yang ku dapat, setidaknya aku tahu bagaimana bentuk parkiran basement Gedung KPK, meskipun hanya parkiran, untuk bisa masuk ke dalam parkiran setidaknya kita harus menjadi karyawan KPK atau malah menjadi salah seorang yang harus berurusan dengan KPK.
Di sisi lain, aku merasa sedih, petugas keamanan gedung yang menyimpan banyak harapan rakyat Indonesia ini dengan mudah kecolongan akses masuk. “Aku yang notabene bukan seorang yang berpengalaman dalam hal menyelinap saja bisa masuk dengan mudah, bagaimana mereka yang memiliki pengalaman lebih,” ucapku dalam hati sambil menyeruput kopi pertamaku hari ini.
Untuk bapak-bapak di sana, mungkin kalian tak akan membaca ini tapi jika baca ini, tolong diperketat dong penjagaannya, karena KPK adalah mimpi Indonesia untuk bebas korupsi. Jangan kecolongan lagi yes.
ADVERTISEMENT
Semoga Penjagaan keamanan di KPK lebih baik lagi.