Suka Duka Kerja di Servis Komputer

Noor Rizal Pahlevi
Mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam di STAI Ar-Rosyid Surabaya
Konten dari Pengguna
21 April 2024 12:25 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Noor Rizal Pahlevi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
dokumen tempat servis (sumber; https://www.pexels.com/)
zoom-in-whitePerbesar
dokumen tempat servis (sumber; https://www.pexels.com/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah lulus dari SMK pada tahun 2021, saya mendapat informasi lowongan kerja dari salah satu teman saya yang bekerja di sebuah toko dan servis komputer yakni TJ Computer Keboan, Jarak cuma 1,3 Km dari rumah saya.
ADVERTISEMENT
Tanpa membuat surat lamaran kerja. Pada tanggal 14 Juni 2004 saya disuruh untuk datang ke TJ Computer untuk interview. Sebelum masuk ke toko untuk interview saya sempat merinding karena saya belum punya skill sama sekali meskipun saya dulu lulusan SMK jurusan TKJ (Teknik Komuter dan Jaringan).
Saat saya bertemu dengan pemilik toko tersebut, saat wawancara saya sudah merasa tenang dan tidak merinding lagi, karena tidak ditanya tentang skill saya. Alhamdulillah saya diterima kerja sebagai karyawa saya bersyukur karena ini adalah awal karir dalam hidup saya.
Setelah interview saya menawarkan diri saya untuk bekerja langsung tanpa menunggu hari esok. Karena teman saya kerja sendirian karena salahsatu karyawan tidak masuk kerja dikarenakan sakit, dengan senang hati saya menemaninya sampai tutup toko jam 17:00.
ADVERTISEMENT
Hari pertama kerja saya diajak ke gudang untuk mengenal semua barang. Karena di TJ tidak hanya servis PC, laptop dan printer tetapi juga menjual aksessoris-aksessoris wifi.
Hari kedua, Karena servis juga ramai dan karyawan cuma 1 orang 1 orangnya lagi menjadi kasir toko, saya disuruh untuk menemani di servis saya untuk belajar servis mulai dari pc, laptop dan printer.
Karena teman saya mengajak untuk standby di bagian servis. Saya sedikit gelisah dan takut untuk menservis PC, laptop dan printer karena ketiga-tiganya barang elektronik yang mudah rusak menurut saya.
“Ya nggak papa-lah kerja di ajak menservis, siapa tau hari-hari kedepan bisa move on dengan menservis laptop” bisikan dalam hatiku.
3 bulan saya sering melihat-lihat partner saya menservis dan disuruh untuk melanjutkan servisan yang mudah-mudah seperti melengkapi program-program PC atau laptop. Karena saya sering melihat saya merasa sudah bisa, maka dari itu saya mencoba untuk menginstall ulang windows satu laptop, nahasnya banyak data hilang setelah saya install ulang windows setelah diketahui partner saya. saya terkejut dan mulai merasa tidak tenang,hampa dan di hantui rasa takut dan kegagalan. Karena si pemilik tersebut bilang ada data-data skripsi. Setelah saya melaporkan kejadian tersebut kepada bos saya, beliau bilang :
ADVERTISEMENT
“agak susah kalau data-data hilang saat install ulang, dan data tidak 100% bisa kembali”.
Setelah bos saya mengatakan tersebut, saya mulai tidak tenang sampai di rumah saya menyesal melakukan itu dan saya merasa ingin berhenti untuk menservis selamanya. Saya Cuma bisa pasrah kepada Allah dan harapan saya data itu bisa kembali meskipun tidak 100% dan saya berjanji untuk meminta pengawasan ketika saya menservis.
4 bulan saya menginstall ulang windows pc dan laptop dengan pengawasan, baru 4 bulan tersebut saya sudah bisa untuk menginstall ulang PC dan laptop sesuai dengan SOP (Standard Operasional Prosedur). Senang rasanya sudah bisa menginstall ulang laptop/komputer karena ini adalah skill dasar yang juga dimiliki seorang teknisi.
ADVERTISEMENT
7 bulan sudah kerja di bagian servis memang kemampuan tidak seberapa banyak yang sudah saya kuasai. Memang saya masih teknisi pemula masih belum tau faktor-faktor kerusakan, solusi dan membongkar dan memasang laptop dan lain-lain.
7 bulan kerja terutama kerusakan laptop saya melihat kerusakan-kerusakannya seperti LCD bergaris/rusak, keyboard rusak, hardisk rusak, mainboard rusak/mati total, laptop tidak bisa nampil. Kerusakan seperti itulah yang membutuhkan keberanian untuk membongkar agar tidak terjadi kerusakan akibat kecerobohan atau ketidaktahuan.
Setahun saya masih melakukan kegiatan yang sama di tempat servis, saya merasa cuma bisa menginstall ulang laptop dan komputer doang, belum pernah membongkar laptop dan menservis printer. Baru pertama kali ini di tahun 2022 setelah saya 1 tahun kerja. Saya ingin belajar menservis printer. Sebelumnya partner saya yang sering menservis printer, sedangkan saya masih fokus dengan install ulang windows laptop dan komputer.
ADVERTISEMENT
Pertama kali saya melihat partner saya menservis satu printer yaitu printer Epson L120 dengan kerusakan warna tidak mau keluar. Saya cuma melihat saja, partner saya membongkar untuk mengecek headnya. Di selang-selang menservis printer partner saya tiba-tiba bilang
“lebih bosan menservis printer daripada menservis laptop/pc” Ucap partner sambil menservis printer.
Kalau untuk servis printer saya meminta untuk di ajari mulai dari install driver printer, mengkoneksikan printer di laptop/PC, dan fungsi tools di software printer seperti : nozzle check, head cleaning, power ink flus dan lain-lain. Karena servis printer itu jarang-jarang tidak seperti laptop, akhirnya keinginan untuk menservis printer tertunda. Menunggu pelanggan lagi untuk belajar menservis printer.
Di bulan oktober saya melihat ada laptop asus yang rusak di bagian casing LCD. Saya lihat rumah baut/mur itu ambrol/lepas dari casing, kemudian saya tanyakan kepada partner saya cara menservisnya ;
ADVERTISEMENT
“entar gimana cara servis laptop ini, mur-nya lepas dari casing pula” tanyaku.
“itu engsel laptopnya yang kaku, biarkan bos aja yang menservis kalo aku nggak bisa”. Jawab partner.
Selang berbicara kemudian saya terkejut tiba-tiba bos duduk di belakang saya dan menyuruhku untuk mengambil kunci Shock,lem dan pasir, kemudian saya melihat sampai selesai. Alhasil laptop tersebut sudah bisa diservis dengan mengelem rumah baut/mur ke casing dan diberi pasir untuk menahannya. Dan untuk engsel cuma di kendori supaya tidak kaku.
Karena saya masih belum ada keberanian untuk membongkar laptop. Di bulan november saya membeli laptop seorang pelanggan laptop lenovo ideapad 320. Laptop tersebut sudah setahun di etalase servis keyboard rusak dan hardisk tidak ada akhirnya saya tawar dengan harga 500.000.
ADVERTISEMENT
Kemudian pelanggan saya sepakat untuk menjual laptopnya kepada saya. langkah awal saya belikan keyboard terlebih dahulu, setelah itu saya bongkar dan saya bingung mana yang harus saya lepas terlebih dahulu. Karena keyboard ini termasuk keyboard tanam.
Kemudian saya di arahin partner saya, ia menyuruhku untuk melepas baterai terlebih dahulu, kemudia kabel wifi dan lainnya setelah itu lepas mainboardnya. Dan congkel keyboardnya dengan obeng min supaya bisa lepas dari casing.
Setelah saya pasang keyboard barunya, kemudian saya susun kembali dan sedikit lupa mana asalnya. Kemudian saya suruh partner saya yang menyusun seperti kembali. Dari sinilah saya sudah mulai ada keberanian untuk membongkar laptop.
Di awal februari kira-kira, ada pelanggan yang mengantarkan laptop dengan kendala laptop tidak bisa ditutup, laptop ini persis seperti laptop yang bos saya servis. Saya bongkar dan saya mencoba untuk menservis engsel dengan langkah-langkah bos saya saat menservis engsel tersebut. Alhasil saya tunjukkan kepada bos saya, dan ia mengapresiasi hasil perbaikan saya. Dari sinilah saya sudah ada keberanian dalam menservis laptop.
ADVERTISEMENT
“Ternyata enak sekali bisa menservis laptop, karena untungnya juga lumayan gede (besar). Semoga besok bisa tempat servis sendiri di rumah” ucap dalam hatiku dengan senang.
Karena sudah Move-on untuk menservis laptop, ada laptop datang lagi dengan kendala tombol on-off casing lecet yakni laptop Lenovo toha 310. Kemudian saya servis dan saya tunjukkan kerusakan ini ke bos saya karena tombol kalau tombol ini lecet. Dan kemudian ia menyuruhku untuk memberi segelintir tisu dan ditaruh di belakang tombol on-offnya casing. Alhasil juga bagus dan casing masih digunakan lagi tanpa perlu diganti.
2 bulan kemudian si pemilik laptop Lenovo yoga ini mengantarkan laptopnya kembali, dengan kendala casingnya terbuka alias rumah baut/mur ambrol di dalamnya.
ADVERTISEMENT
“Mas casing laptop ini mangap (terbuka), setelah mas kemarin servis” kata si pemilik dengan wajah emosi.
“Padahal ini engselnya yang kaku dan kalau laptop ini nggak kaku laptop ini layarnya bisa diputar 360 derajat” dalam hatiku.
Dengan tekad saya servis dengan cepat dan sedikit rasa emosi juga. Saya servis sambil melihat youtube, karena ini laptop touchscreen berbeda dengan sebelumnya. Dan saya kendori sampai bisa diputar 360 derajat dan alhasil terlalu kendor .
Saya hubungi si pemilik untuk datang ke toko untuk mengambil laptopnya. Si pemilik mengambil laptop siang jam 14:00 ketika saya lagi istirahat dan baru menginjak rumah. Saya di telpon dan saya disuruh datang kembali ke toko. Setelah saya temui si pemilik marah karena laptopnya terlalu kendor dan tidak enak jika dipakai. Dalam hati dan pikiranku tidak tenang dan tercampur rasa amarah karena sipemilik terlalu cerewet.
ADVERTISEMENT
Si pemilik tidak mau pergi dari toko dan meminta diservis lagi dengan cepat. Rasa amarah tidak bisa hilang jusru bertambah hingga pikiran tertekan. Saya ke ruang servis dan karena melihat touchscreen sebelah kanan terlalu maju kedepan, saya tekan depan-belakang dengan rasa amarah, tiba-tiba touchscreen retak. Sadar ketika melakukan kecerobohan hinga mengakibatkan fatal. Saya suruh partner saya untuk membujuk si pemilik agar mau meninggalkan laptopnya sampai besok.
Saya menangis tanpa air yang keluar dari mata dan hati tidak tenang akibat kecerobohan tersebut. Saya menghubungi teman servis lain barangkali punya touchscreen yang sama dan ternyata tidak tidak punya. Jam setengan 4 sore Saya menelpon bos saya yang keluar rumah dari siang jam 11. Saya pergi pamitan untuk kerja setengah hari untuk mengantarkan nenek saya ke rumah sakit gatoel gedeg.
ADVERTISEMENT
Setelah mendapatkan izin, saya bergegas dan terburu-buru ke Maspion Mall (Pusat IT ) Surabaya dengan naik sepeda motor. Untuk menyari touchscreen yang sama persis, alhasil tidak ada satu toko yang punya. Saya pulang dengan rasa tidak tenang dan dihantui kegagalan dan putus asa.
Saya pulang dari surabaya pada pukul 18:00. Saat perjalanan di bypass krian ada orang tertabrak mobil didepan mataku hingga saya terkejut. Sadar karena ada kecelakaan di depan mata, saya pun melanjutkan perjalan ke toko dengan pelan-pelan.
Setiba di toko saya melaporkan kejadian touchscreen retak. Bos dengan rasa marah dan kecewa ada kejadian yang belum terjadi dalam TJ Computer. Akhirnya bos meminta saya untuk menghubungi si pemilik laptop ini untuk datang ke toko besok untuk berbicara mengenai masalah ini.
ADVERTISEMENT
“Apa yang telah aku lakukan hingga membuatku depresi seperti ini, yaudah kalau besok tidak ada jalan keluarnya aku tidak akan bekerja di sini lagi dan tidak mau menservis laptop/printer/PC lagi meskipun penghasilannya besar” ucap dalam hatiku.
Ke esok harinya saya mulai gelisah, putus asa dan depresi setelah mengalami kejadian itu dan berharap ada jalan untuk mengganti kerusakan tersebut. Pagi jam 9 si pemilik datang ke toko, akupun tidak berani berbicara, menyapa, melihat atau memandangnya. Akupun menjauh ketika si pemilik sedang berbincang dengan bos ku.
Alhasil bos bisa mengganti kerusakan tersebut, akupun bersyukur dan merasa legah karena sudah selesai untuk mengganti rugi untuk si pemilik laptop.
Dari kejadian ini saya bisa belajar, memang tidak mudah untuk bisa menjadi teknisi laptop yang handal. Banyak tantangan dan resiko yang harus kita alami untuk menjadi teknisi handal. Waspada setiap ada kerusakan yang tidak pernah kita lakukan dan bisa menolak kendala servis yang sekiranya terlalu berresiko besar. Agar tidak saling merugikan satu sama lain.
ADVERTISEMENT