Siap Main Kamera Analog di Pulau Seribu Usai Pandemi Berakhir

Rizki Baiquni Pratama
Data Journalist
Konten dari Pengguna
4 Juni 2021 13:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Baiquni Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Saya dan Ricoh 35 ZF Dok.Baiquni
zoom-in-whitePerbesar
Saya dan Ricoh 35 ZF Dok.Baiquni
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, memilih kamera analog mungkin bukanlah pilihan bijak di tengah harga roll film yang makin enggak masuk akal. Tapi memang di sanalah seninya. Harga yang mahal akan membuat kita lebih menghargai sesuatu. Bahwa setiap momen ada harganya.
ADVERTISEMENT
Kamera analog, menurut saya, mengajarkan kita untuk berpikir dua kali sebelum membuat keputusan. One kill one shoot. Sesuatu yang langka di era teknologi yang makin cepat seperti saat ini. Jadi, harga Rp 100-200 ribu untuk satu roll bukanlah masalah utama. We are buying experiences.
Nah, masalah utamanya justru, ya, ada pada pandemi itu sendiri.
Selama pandemi, ruang gerak saya amat terbatas. Kalau tak penting-penting amat, saya lebih suka menghabiskan waktu sambil rebahan di rumah. Opsi lain, ya, main sepeda tipis-tipis. Dus, kegiatan jeprat-jepret pun jadi lebih banyak tertunda.
Hasil jepretan Ricoh 35 ZF Dok.Pribadi
Dan lagi, sejauh ini aktivitas memotret masih dilakukan sendirian. Masih banyak hal teknis yang mesti dipelajari, misalnya, dengan gabung ke komunitas fotografi analog. Tapi sekali lagi, pandemi membuat saya menunda rencana tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tentu ada banyak objek bagus di luar sana. Dari sekian tempat, misalnya, saya ingin memotret objek-objek di kepulauan seribu. Aroma laut, pasar ikan, kapal-kapal nelayan, dan dermaga sudah terbayang-bayang sejak lama.
Lalu apa amunisi yang saya pakai?
Saat ini saya memiliki kamera Ricoh 35 ZF. Ini adalah kamera Jepang yang dibuat di Taiwan sekitar tahun 1970-an. Kita diberi keleluasaan untuk mengatur ASA/ISO, aperture, shutter speed, dan zone focus.
Secara teknis, kamera tersebut memiliki lensa Rikenon f 2.8 / 40mm. Ini merupakan lensa fix berdiameter 46 mm. Jadi kita tidak dapat melepas dan menggantinya. Sementara itu, shutter speed ada di angka 1/8 – 1/500, dan tersedia mode B (bulb). Mode ini berguna untuk menggunakan shutter speed selama yang kita mau.
Hasil jepretan Ricoh 35 ZF Dok.Pribadi
Nah,kemungkinan besar Ricoh 35 ZF itu akan ditemani oleh Kodak Gold 200 atau Sunday Morning 100. Warna kuning keemasan akan memberikan efek kalem dan jadul pada 36 frame yang saya ambil. Hasilnya akan diunggah di Instagram pribadi tentunya.
ADVERTISEMENT
Yah, semoga saja rencana kasar yang masih angan-angan itu bisa tercapai. Mudah-mudahan pandemi segera berakhir. Amin. Amin.
====