Rotasi

Rizki Gaga
Wartawan Tempo 2011 - 2016, Redaktur kumparan 2016 - sekarang. Orang Bandung lulusan Jurnalistik Unpad.
Konten dari Pengguna
27 September 2021 21:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Gaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by Gerd Altmann from Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Image by Gerd Altmann from Pixabay.
ADVERTISEMENT
Di samping aktivitas jurnalistik sehari-harinya yang seru, wartawan punya satu momen yang tidak kalah "seru"-nya, yaitu ketika masuk masa-masa rotasi.
ADVERTISEMENT
Rotasi wartawan lazim dilakukan perusahaan pers. Selain demi penyegaran, rotasi penting bagi pribadi si wartawan untuk memperkaya ilmu dan pengalamannya.
Oh ya, rotasi wartawan ini lingkupnya tetap berada di suatu keredaksian, jangan membayangkan wartawan dirotasi menjadi karyawan teknologi atau penjualan yang lingkupnya berada di luar redaksi.
Maka itu rotasi wartawan adalah begini: Yang tadinya bertugas di desk politik bisa dirotasi ke desk ekonomi, begitu pun sebaliknya. Yang di desk olahraga bisa dipindahkan ke desk kriminal—vice versa.
(istilah "desk" bisa berbeda-beda di tiap perusahaan, ada yang pakai istilah kompartemen, kanal, klaster, bahkan segmen)
Bila kelak seorang wartawan pada akhirnya ditugaskan untuk mendalami—atau "menjadi spesialis"—suatu desk tertentu, ia diharapkan telah memiliki cukup bekal karena sudah makan asam-garam peliputan dari desk-desk yang pernah dijelajahi.
ADVERTISEMENT
Namun bagaimana pun, terutama bagi wartawan baru, detik-detik rotasi memang menjadi momen di mana harapan bercampur-baur dengan kecemasan karena nasibnya berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun ke depan ditentukan di rotasi itu.
Pekerjaan wartawan erat dengan kejutan. Ada yang berharap ditempatkan di suatu desk, katakanlah desk hiburan, tapi malah ditempatkan di desk kriminal.
Ada yang payah dalam hitung-hitungan, tapi ditugaskan di desk ekonomi. Ada yang sudah nyaman di desknya yang sekarang tapi mau-tidak mau tetap digeser ke desk lain.
Selalu ada suka-duka dalam sistem rotasi. Satu hal yang pasti: Semua belajar lagi.
Ketika berada di desk baru, wartawan akan kemudian diuji kemampuan adaptasinya. Selain mencoba memahami isu baru, ia juga akan bekerja bersama orang-orang baru dan utamanya redaktur baru.
ADVERTISEMENT
Banyak wartawan yang lantas tidak tahan, namun banyak juga yang sukses. Banyak wartawan yang ternyata amat lihai di desk yang awalnya tidak mereka bayangkan sebelumnya.
Semua tergantung diri sendiri.
Bagi kalian para pejuang rotasi, salam dari saya, M. Rizki, yang pernah di desk ekonomi-bisnis-otomotif, olahraga, kriminal-metropolitan, nasional-politik-hukum.