Hati - Hati Terjebak Masa Lalu! Yuk Kenali Trauma Dengan Pendekatan Adlerian

Rizki Ramadhani
Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
3 Desember 2023 17:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://unsplash.com/photos/woman-in-black-tank-top-covering-her-face-with-her-hands-tZqYudVcsP0?utm_content=creditShareLink&utm_medium=referral&utm_source=unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://unsplash.com/photos/woman-in-black-tank-top-covering-her-face-with-her-hands-tZqYudVcsP0?utm_content=creditShareLink&utm_medium=referral&utm_source=unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Aku tuh jadi begini soalnya dulu mama aku gak pernah kasih sayang yang cukup ke aku.”, “Kenapa, ya, aku selalu males-malesan? Ini pasti semua gara-gara dulu pas aku masih kecil terlalu dimanjain.” Atau, “Dari dulu aku memang enggak pernah beruntung, pasti mau bagaimanapun aku selalu gagal.”
ADVERTISEMENT
Kamu, saya dan setiap orang di dunia ini pastinya pernah sesekali mendengarkan kalimat-kalimat serupa di atas bukan? Tapi, tau gak sih, sebenarnya itu semua hanya cerita yang kita buat-buat sendiri di kepala kita. Cerita-cerita yang bikin kita terlalu terjebak di masa lalu dan enggak biarin kita nikmatin hidup di masa sekarang, Padahal, kalo terus-terusan kayak gitu, kita bisa aja lewatin kesempatan besar yang ada di depan mata kita, lho!
Maka dari itu, lantas bagaimana cara kita mengenali trauma lebih baik? Begini Alfred Adler merumuskannya dalam pendekatan Adlerian Psychology. Penasaran apa saja isinya? Yuk, cari tahu!

Masa Lalu dan Trauma Itu Tidak Penting?

Sumber: https://unsplash.com/photos/happy-new-year-greeting cardEDJKEXFbzHAutm_content=creditShareLink&utm_medium=referral&utm_source=unsplash
As you know, enggak ada manusia yang nggak memiliki masa lalu. Semua manusia pasti memiliki masa lalu masing-masing. Namun, sering banget engga sih sekarang, kita lihat seseorang yang berperilaku tidak baik, tapi beralasan perilakunya saat ini berasal dari masa lalu yang buruk sehingga hal tersebut harus dimaklumi.
ADVERTISEMENT
Dalam buku The Courage to Be Disliked dijelaskan bahwa memang trauma masa lalu kita bisa memengaruhi keadaan dan perilaku kita saat ini. Namun, ternyata faktor utama yang memengaruhi kita, dilansir dari Hallo!Lifestyle adalah makna yang kita berikan pada peristiwa-peristiwa masa lalu itu sendiri.
Bagaimana maksudnya, ya? Coba kita bayangkan, ada seseorang yang gagal dalam ujian penting nih. Ada yang setelah gagal, mereka jadi merasa down dan takut buat coba lagi, tapi ada juga lho yang malah terpacu buat belajar lebih keras, agar nantinya bisa lebih sukses. Nah, hal menariknya, meski menemui kejadian yang sama (gagal ujian) tapi ternyata pengaruhnya bisa berbeda untuk tiap orang, tergantung dari cara mereka melihat kejadian itu.
ADVERTISEMENT
Singkatnya, melansir laman VerywellMind, bukan kejadiannya yang berbeda, tapi bagaimana pilihan yang kita ambil untuk merespon suatu kejadian yang berpengaruh terhadap makna yang kita dapat.

Hidup untuk Saat Ini

Sumber: https://unsplash.com/photos/a-woman-rest-her-head-on-another-persons-shoulder-KQfxVDHGCUg?utm_content=creditShareLink&utm_medium=referral&utm_source=unsplash
Selama kita hidup, saya rasa kita selalu menemani langkah kita untuk saat ini, memangnya ada orang yang tidak hidup di masa kini? Nah, ternyata ada arti lain lho dari kalimat “Hidup untuk saat ini,” dalam pendekatan Adlerian.
Well, Dari sudut pandang Adlerian, melansir dari laman Medium, hidup untuk saat ini artinya kita fokus dengan keputusan yang kita buat sekarang, bukan terus menerus sedih karena masa lalu yang sudah lewat ataupun cemas dengan masa depan yang belum pasti.
Sederhananya, bayangkan orang yang punya masa lalu yang berat. Namun, alih-alih menyalahkan masa lalu, ia memilih belajar dari sana untuk jadi lebih kuat. Mereka bisa fokus pada hal-hal yang bisa mereka atur saat ini, detik ini, seperti belajar hal baru, membangun hubungan yang baik, atau mengejar mimpi mereka. Singkatnya, dengan mengambil keputusan yang tepat sekarang, kita bisa lepas dari masa lalu kita demi masa depan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Jadi, gimana? Apakah kita masih ingin terjebak dalam masa lalu dalam hidup kita? Apakah kita masih ingin memaklumi perilaku tidak baik kita? Adler mengatakan, ”Kita tidak didorong sepenuhnya oleh apa yang terjadi di masa lalu, tapi lebih ke arah tujuan yang kita pilih sendiri.” Jawaban dari pertanyaan tadi biarlah menjadi renungan pribadi kita masing-masing. Hal yang terpenting adalah bagaimana kita hidup sekarang karena dari situ kita bisa menentukan arah hidup kita selanjutnya.