Tiga per Empat

Konten dari Pengguna
27 Januari 2017 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizky Aditya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aku pernah memiliki hari yang indah. Bersama seseorang yang menurutku dialah masa depan. Aku pernah merasakan hari yang cerah. Bersama seseorang yang menurutku dialah teman kehidpan. Aku melakukan segalanya dengan mudah, dibantu dia yang membuat gunung tinggi terlihat lebih rendah. Aku tidak pernah kesepian, karena dia selalu mengisi keseharian. Baterai handphoneku cepat habis, dalam hitungan menit dia pasti mengirimiku pesan-pesan manis. Mimpiku tak jarang indah, tidurku terasa nyaman sebab dia meringankan sedikit beban. Sebab dia memanggilku dengan selembut-lembutnya panggilan. Namun hari yang indah berubah, hari yang cerah malah membatku gerah. Membuatku tidak bergairah, memancing sang amarah. Dia yang menurutku masa depan, tidak dapat merubah keputusan. Perjodohan telah dilakukan, dia harus menerima kenyataan. Dia yang tadinya akan kujadikan teman hidup, membuatku harus mengatakan “ CUKUP “. Mulailah mengenal laki-laki yang mereka pilihkan untukmu. Aku akan datang kepernikahanmu, jadilah temanku.
ADVERTISEMENT
Kini gunung yang akan kudaki terlihat sangat tinggi. Baterai handphoneku bertahan lebih lama, tidak ada lagi pesan manis yang membuatnya ceppat habis. Aku sendirian, aku tidak pernah lagi pergi ke twenty one, hariku jarang berkesan. Aku malas memangkas rambut, apa lagi mencukur janggut. Aku tidak lagi perduli dengan pakaianku, aku tidak perduli pendapat orang tentangku. Aku bangun lebih siang, matahari seperti tidak membiarkanku menang. Sampai tiba pada saaatnya aku senang, aku senang melakukan semuanya sendirian, aku membuat teman. Tanpa beban, tanpa perasaan. Kebebasan, tanpa batasan. Sampai rasa bosan mengulurkan tangan.
Lihatlah aku yang sekarang, benar aku telah menang. Benar aku memang menemukan terang. Tapi lihatlah sekali lagi pecundang ini. Mendambakan seorang kekasih. Hidupnya lengkap tapi tidak benar-benar penuh terisi. Aku yang mencoba bangkit mengalahkan segala.
ADVERTISEMENT
Story..