news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PLTS Off Grid Akan Semakin Booming: Yakin?

Rizky Putri Adelina Harahap
Mahasiswa Teknik KImia-Universitas Diponegoro
Konten dari Pengguna
13 September 2021 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizky Putri Adelina Harahap tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu, hampir semua rumah di Indonesia menggunakan sumber energi dari jaringan PLN. Sementara sumber energi listrik yang disediakan oleh PLN dari fosil batubara sudah terbatas dan dan harus dilakukan penghematan dalam pemakaian listrik.
ADVERTISEMENT

Bagaimana cara kita mengahadapi masalah ini?

Salah satu cara yang kita gunakan adalah setiap rumah menggunakan PLTS atap solar panel guna mengurangi ketergantungan sumber energi dari PLN dan kita beralih ke PLTS yang sumber energinya berasal dari matahari dan tersedia dalam waktu yang lama dan tidak terbatas.
PLTS Off grid sumber : https://unsplash.com/photos/ZNS6rizp9RU
Berbicara mengenai PLTS atap, penggunaan yang paling populer di kalangan masyarakat adalah PLTS Off grid. Dikarenakan sistem Off grid ini memungkinkan untuk menyimpan tenaga surya dalam baterai yang akan kita gunakan ketika jaringan listrik mati bahkan ketika tidak ada di jaringan.

Apa saja yang kita butuhkan dalam pemasangan PLTS Off grid?

Untuk mengetahui bagaimana pemasangan PLTS Off grid, sebaiknya kita mengetahui sistem topologi pada PLTS Off grid terlebih dahulu. Untuk penentuan topologi pada pemasangan PLTS Off grid ada beberapa hal yang harus kita perhatikan yaitu :
ADVERTISEMENT
Selanjutnya kita membutuhkan komponen-komponen yang akan di pasang dalam PLTS Off grid, ada komponen barang yang terdiri dari modul PV, inverter PV, solar charge controller, DC Combiner Box, panel distribusi, baterai, kabel AC dan DC, sistem proteksi, penyangga modul, dan energy limiter dan ada komponen jasa yang terdiri dari jasa pengiriman, jasa instalasi, dan jasa konstruksi.

Lantas bagaimana kita mengetahui komponen yang akan digunakan?

Adapun komponen barang yang kita akan gunakan adalah :
a. Modul PV
Jenis sel PV yang biasa digunakan adalah tipe polycrystalline dengan pertimbangan seperti kondisi iklim Indonesia, efisiensi, biaya, dan pasar global. Salah satu modul PV yang kita gunakan adalah dengan merk INSCOM KMM27100 tipe sel Monoycrystalline silicon.
ADVERTISEMENT
b. Inverter PV
Untuk mengubah arus DC (Direct Current) yang dihasilkan oleh panel surya menjadi arus listrik AC (Alternating Current). Inverter yang kita gunakan dalam sistem PLTS bisa dengan merk Visero model VIO 500W PSW yang memilki spesifikasi yang bagus.
c. Battery Energy Storage System
Battery energy storage system (BESS) ini berfungsi untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya. Sehingga listrik kita tetap dapat digunakan pada malam hari. Kita dapat menggunakan jenis baterai Energy Cell 106-RE yang memiliki kapasitas 100 Ah dengan tegangan normal kerja 12 Volt. Dengan 2 unit baterai yang sama dan pemasangan baterai secara paralel, maka diperoleh tegangan kerja 12 Volt dan kapasitas total 200 Ah.
ADVERTISEMENT
d. Kabel
Perlu kita ketahui bahwa kabel ini berfungsi untuk menghantarkan daya AC dan DC. Kabel yang digunakan dari modul surya hingga ke inverter harus menggunakan kabel DC, dan kabel setelah inverter menggunakan kabel AC. Ukuran kabel keluaran dari combiner box DC harus lebih besar dibandingkan kabel dari modul surya karena kabel tersebut menghantarkan arus yang lebih besar.
e. Solar Charger Controller
Solar Charger Controller ini berfungsi untuk mengatur arus searah yang diisi ke baterai sehingga tegangan dan arus menjadi konstan dan mengatur kelebihan pengisian pada baterai dan juga kelebihan tegangan dari panel surya, hal ini bertujuan sebagai tindakan perawatan baterai dikarenakan kelebihan tegangan dan pengisian dapat mengurangi umur baterai sehingga PLTS yang terpasang akan lebih awet.
ADVERTISEMENT
Dalam pemilihan modul, kita perlu mengetahui bahwa semakin besar kapasitasnya (Wp/m2) maka akan semakin sedikit lahan yang dibutuhkan. Namun, semakin tinggi kapasitas modul maka tegangan dan arus pun akan semakin tinggi sehingga kita harus memilih inverter dan konfigurasi yang tepat. Ketika kita menyusun sistem PLTS sebaiknya disusun lebih dari 2 unit inverter untuk meminimalkan hilangnya produksi ketika terjadi gangguan pada inverter.
Dengan demikian, untuk penentuan komponen utama dan konfigurasi sistem desain awal sebaiknya digunakan untuk proses lebih lanjut adalah nilai setelah penentuan komponen utama dan penentuan konfigurasi karena nilai kapasitasnya telah disesuaikan dengan ketersediaan komponen di pasar sehingga dapat meminimalkan error pada perhitungan biaya proyek nantinya.