Antara Aku (TKW), BRI dan Hong Kong

Konten dari Pengguna
24 April 2018 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizqiyyah 08 (Rizqi) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika aku sedang menulis artikel tentang materi kuliah di blog pribadi aku yaitu https://rizqiyyah08.wordpress.com/ tiba-tiba aku teringat workshop penulisan dan fotografi di Hong Kong University. Setelah mengikuti pelatihan tersebut aku termotivasi kembali untuk menulis kisah pribadi aku dan sekarang aku sudah berada di website kumparan harapanku semoga kisah pribadi yang aku tulis ini selesai dengan secepat mungkin, maklum aku orangnya mudah bosan dan malas.. hihi.. semoga pembaca tidak seperti aku ya.
ADVERTISEMENT
Rizqi, biasa orang menyebut namaku. Aku adalah seorang PMI, bukan Palang Merah Indonesia ya.. hehehe.. PMI (Pekerja Migran Indonesia) adalah sebutan Tenaga Kerja Wanita/Buruh Migran Indonesia yang sedang populer di masa orde baru, cieelah orde baru.. hhaha.
Menjadi Tenaga Kerja Wanita di luar negri bukanlah hal yang aku inginkan, karena setelah lulus SMA aku ingin melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi, bahkan sebelum kelulusan aku sudah mendaftar di salah satu Sekolah Tinggi di Yogjakarta. Namun, ketika mendengar ekonomi di keluargaku memburuk, aku menjadi pesimis karena tidak bisa kuliah dan aku merasa ada sesuatu bebatuan besar dari langit turun ke bumi lalu menerobos kamarku dan jatuh tepat di atas tubuhku, lalu gepeng deh aku nya, lebay ya.. dikit. Hehe.
ADVERTISEMENT
Setelah mempertimbangkan beberapa pilihan, aku memutuskan untuk bekerja di luar negeri dengan tujuan mengumpulkan gaji selama 2 Tahun bekerja di Hong Kong untuk melanjutkan kuliah di Indonesia yang sempat tertunda.
Selama 10 bulan berada di Hong Kong dua kali pindah kontrak kerja karena kurang cocok dengan majikan, akhirnya pada tanggal 28 April 2013 masuk kontrak baru aku bersyukur mendapatkan majikan yang baik, ramah, sopan, bijak dan mereka sangat toleransi dengan agamaku. Aku pun banyak belajar dari mereka tentang kesederhaan, bahasa, sopan-santun dan bagaimana kehidupan di Hong Kong. Karena aku merasa berhutang budi kepada mereka aku renew contract atau menambah kontrak kerja sampai 3 kali.
Perpustakaan adalah tujuan pertama saat aku libur, karena disana aku bisa mengetahui banyak wawasan. Setiap harinya aku selalu mencatat kata atau kalimat yang belum aku mengerti lalu searching lewat komputer perpustakaan. Selain searching kata atau hal yang ingin aku ketahui, aku juga membuka facebook aku untuk memberi kabar kepada keluarga dan teman. Maklum belum bisa beli handphone yang bisa buat internetan, telefon juga jarang-jarang karena irit pulsa. Hehehe..
ADVERTISEMENT
Pada bulan September 2013 aku mendaftar kuliah di Universitas Brawijaya yang bekerja sama Capstone Hong Kong Institute of Information Technology, Alhamdulillah.. aku bersyukur bisa melanjutkan pendidikanku disini, selain untuk biaya Pendidikan, aku masih bisa menabung untuk bekal masa depan. Setelah mencari informasi tentang Bank Indonesia di Hong Kong akhirnya pada tanggal 11 Februari 2014 aku memutuskan untuk memilih menjadi salah satu nasabah di Bank Republik Indonesia Remittance Hong Kong. Alhamdulillah.. aku membuat target pendapatanku selama di Hong Kong dan usaha apa yang harus aku jalankan setelah pulang dari Hong Kong. Aku merasa hidupku terarah. Alhamdulillah..
Seiring berjalannya waktu aku mendengar kabar bahwa Universitas Brawijaya tidak terdaftar di Dikti (Pendidikan Tinggi), teman-teman mahasiswa yang awalnya 100 mahasiswa lebih satu persatu mulai keluar hingga tersisa 5 mahasiswa salah satu diantaranya adalah aku. Aku bertahan karena Staff Universitas Brawijaya mengatakan bahwa walaupun Universitas Brawijaya di Hong Kong tidak terdaftar di Dikti tapi Universitas Brawijaya menerima mahasiswa yang masih ingin melanjutkan S1 nya di Universitas Brawijaya Malang dengan syarat mempunyai Certificate of Achievement dan Academic Transcript dari Capstone Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Satu masalah terselesaikan, tiba masalah baru. Aku sudah membayangkan ingin segera pulang dan melanjutkan Pendidikan di Indonesia tapi ada suatu hal yang mengharuskan aku untuk bertahan disini. Setelah cuti pertama pulang ke Tanah Air aku memutuskan untuk melanjutkan Pendidikan aku di Universitas Terbuka Pokjar Hong Kong. Dari enam jurusan yang di sarankan, aku memilih akuntansi bukan karena aku menyukai perhitungan tapi karena aku suka tantangan bagiku dengan belajar akuntansi aku lebih terantang untuk bisa lebih fokus, terus terang aku sulit untuk mengingat dan fokus.
Seperti kata pepatah diatas aku berhasil bertahan dan berjuang hingga semester enam. Tetap semangat dan konsisten mengerjakan tugas-tugas dari Tutor tatap muka serta aktif mengerjakan tugas saat Tutorial Online, berdiskusi pada forum yang telah disediakan dan mempelajari materi inisiasi yang telah disiapkan oleh tutor dan materi kuliah pada modul CD ROM. Selain itu aku juga aktif pada kegiatan-kegiatan di luar kuliah seperti acara atau kegiatan yang diadakan oleh KJRI, pemerintah Hong Kong, pengajian yang diadakan oleh organisasi-organisasi di Hong Kong, aku juga sering mengikuti kegiatan dari BRI Remittance dan aku adalah salah satu anggota Teras Usaha Mikro BRI (TUBRI) angkatan ke-4. Suatu kebanggaan tersendiri bagi aku pribadi karena bisa masuk seleksi. Semoga keinginanku untuk membuka lapangan pekerjaan di Indonesia bisa terlaksana. Terima kasih BRI Remittance Hong Kong.
Aku sungguh tidak ingin membuang waktu liburku begitu saja dengan kegiatan yang menurutku kurang bermanfaat, maka aku perlu mengikuti kegiatan yang membuatku bisa menambah wawasan dan pergaulan yang baik. Walaupun jarak tempat tinggalku jauh dari perkotaan tapi sama sekali tidak mematahkan semangatku untuk menuntut ilmu, untuk mengatasi kebosanan saat perjalanan aku meluangkan waktu untuk membaca (Al-Qur’an, materi kuliah, novel atau lainnya), terkadang aku berkenalan dengan mbak-mbak yang berada didekatku untuk menambah teman, atau mendengarkan musik.
ADVERTISEMENT
Dan seperti itulah kisahku selama bekerja di Hong Kong, semoga pembaca bisa mengambil hikmah dari kisahku diatas. Aku berharap aku bisa lulus sarjana tepat waktu tapi rencana pulang masih tahun 2021, setelah itu bisa membuka usaha yang selama ini aku cita-cita kan dan membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran di Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan bagi mereka. Aamiin.. Aamiin ya Rabb..
Pasti banyak pertanyaan dari teman-teman pembaca, sebelum kalian bertanya saya akan berusaha untuk menguraikan.
ADVERTISEMENT
Terima kasih sudah mengunjungi, tunggu artikel-artikel selanjutnya tentunya masih tentang Hong Kong dan Aku.
Sampai jumpa. Salam semangat!