Memanfaatkan Barang Bekas untuk Menanamkan Penguatan Pendidikan Karakter

Rohmatulloh
Bergiat di Komunitas Sekolah Sadar Energi
Konten dari Pengguna
27 Mei 2020 8:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rohmatulloh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alat pencuci tangan dari barang bekas (Dok. pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Alat pencuci tangan dari barang bekas (Dok. pribadi)
ADVERTISEMENT
Di setiap rumah pasti memiliki barang bekas yang tidak terpakai dalam waktu cukup lama. Biasanya barang ini tidak langsung dibuang karena sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Dalam masa belajar di rumah, anak memiliki banyak waktu yang sayang sekali jika tidak diisi dengan kegiatan bermanfaat. Salah satu kegiatan yang sekaligus dapat ditanamkan nilai karakter utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah memanfaatkan barang bekas. Misalnya jika ada wadah atau ember bekas cat maka dapat digunakan untuk membuat tempat untuk mencuci tangan. Bentuknya seperti tempat wudhu yang pernah dibuat oleh orang tua kita dahulu yang masih menggunakan air sumur.
Sebelum membuatnya maka anak mesti dilibatkan untuk mengumpulkan dan menyiapkan bahan dan peralatan kerja yang akan digunakan. Dalam kegiatan ini secara tidak langsung orang tua sudah menanamkan subnilai karakter kerjasama atau kolaborasi sebagai bagian dari nilai karakter utama gotong royong.
ADVERTISEMENT
Penanaman nilai karakter utama mandiri dapat ditanamkan dengan menjelaskan salah satu subnilainya, yakni kreatif. Artinya orang tua dapat memberikan penjelasan bahwa barang bekas bukan berarti tidak ada nilainya. Justru menjadi bernilai pada saat diberikan sentuhan dari proses kreatif yang kita miliki. Saya masih teringat pada saat kuliah, di mana salah satu dosen mengingatkan agar tidak menyebutkan barang sisa yang tidak terpakai dari hasil produksi dengan sebutan limbah atau sampah. Tetapi dengan menyebutnya dengan terminologi produk samping (byproduct). Kalau disebutkan produk samping atau sekunder artinya masih mempunyai nilai dan bisa jadi dapat lebih tinggi nilainya dibandingkan produk primernya.
Dok: Pixabay.
Kembali ke pembuatan wadah pencuci tangan yang memang dibutuhkan pada saat pandemi covid-19 ini dan seterusnya untuk menjaga kebersihan seperti yang diperintahkan oleh agama. Setelah menjadi produk yang sempurna maka orang tua dapat menerapkannya dengan memberikan contoh penggunaannya. Pada momen ini, penanaman nilai karakter utama PPK dapat dilakukan dengan memberikan penguatan pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak membuang barang bekas sehingga dapat mencemari lingkungan. Ini merupakan perwujudan dari nilai karakter utama religius dan nasionalis mencintai lingkungan.
ADVERTISEMENT
Banyak sekali contohnya dari gambar dan video di internet yang dapat ditunjukkan kepada anak terkait dengan pencemaran lingkungan di sekitar kita yang sudah sangat mengkhawatirkan. bahkan dapat menimbulkan bencana bagi manusia akibat perbuatan dari manusia sendiri yang merusak lingkungan hidup. Pesan teologisnya dapat merujuk pada surah ar-Rum [30]: 41:
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)".
Tentunya karena semua kegiatan ini memiliki nilai kebajikan maka secara otomatis orang tua juga sudah menanamkan nilai karakter integritas pada anak.
Mari kita bongkar lagi barang bekas yang ada di rumah dan manfaatkan pada masa belajar di rumah ini dengan tidak lupa menanamkan pendidikan karakternya. Wallahua'lam.
ADVERTISEMENT