Konten dari Pengguna

Media Sosial dan Eksistensialis Palsu

Roma Kyo Kae Saniro
Dosen Universitas Andalas dan Peneliti Kajian Gender dan Feminisme
10 Oktober 2023 20:06 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roma Kyo Kae Saniro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Scene "Mask Girl" ketika Berusaha Menciptakan Eksistensinya di Media Sosial. Sumber: Netflix
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Scene "Mask Girl" ketika Berusaha Menciptakan Eksistensinya di Media Sosial. Sumber: Netflix
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahun ini, Netflix merilis serial drama terbaru "Mask Girl" tepatnya pada tanggal 18 Agustus. Serial drama ini memiliki premis menarik dengan campuran genre thriller yang menciptakan daya tarik tersendiri.
ADVERTISEMENT
Kisahnya berpusat pada Kim Mo-Mi, seorang karyawan kantor yang menjalani kehidupan ganda sebagai seorang streamer dengan topeng yang menyembunyikan identitasnya setiap malam.
Alur cerita drama mencakup konflik dan misteri yang menimbulkan rasa penasaran, termasuk ketertarikan seorang pria pada Mask Girl dan upaya ibu Kim Mo-Mi untuk mengungkap masa lalu dan identitasnya.
"Mask Girl" juga dapat mengajak pemirsa untuk merenungkan tema-tema seperti jati diri, rahasia, dan dampak dari menjalani kehidupan ganda di era digital yang terhubung. Dengan berbagai elemen ini, drama ini berpotensi menjadi tontonan yang menarik dengan kombinasi ketegangan dan drama emosional yang kuat.
Karakter Kim Mo Mi dalam drama ini dimainkan oleh tiga aktris yang berbeda, yakni Ko Hyun Jung, Nana, dan Lee Han Byeol. Sebagai karakter utama, Kim Mo Mi harus menjalani tiga kehidupan yang sangat berbeda dengan tiga identitas yang berbeda pula.
ADVERTISEMENT
Dia adalah seorang karyawan perusahaan yang diperankan oleh Lee Han Byeol dengan nama Kim Mo Mi, seorang gadis pertunjukan bernama A Reum yang diperankan oleh Nana, dan juga seorang tahanan dengan nomor 1047 yang diperankan oleh Ko Hyun Jung.
Karakter misterius ini memiliki banyak penggemar yang memuja penampilannya di dunia maya, meskipun di luar kamera, dia menghadapi kesulitan dan penderitaan akibat kompleksitas identitasnya.
Kejadian tidak terduga kemudian menyebabkan perubahan drastis dalam karakternya, menjadikannya seorang pembunuh yang menambahkan dimensi baru pada kehidupannya yang sudah penuh gejolak. Dengan perubahan ini, Kim Mo Mi akan menghadapi tantangan yang lebih besar dan menghadirkan perkembangan yang menegangkan dalam cerita "Mask Girl."
Topeng yang digunakan oleh Kim Mo Mi dalam drama ini terinspirasi oleh fitur wajah dari Nana, mantan anggota After School. Desain topeng ini dimaksudkan untuk mencerminkan sosok yang memesona dan diidamkan oleh Kim Mo Mi dalam peran streaming-nya.
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan topeng tersebut, Kim Mo Mi berusaha menciptakan citra yang menarik dan misterius di dunia maya, yang sesuai dengan karakter yang ingin dia proyeksikan kepada para penontonnya.
Ilustrasi Topeng Menunjukkan Eksistensi Palsu. Foto: Shutterstock
Dalam drama "Mask Girl" di Netflix, penggunaan topeng oleh karakter utama, Kim Mo Mi, memiliki peran yang signifikan dalam cerita. Topeng tersebut tidak hanya sebagai alat untuk menyembunyikan identitas Kim Mo Mi, tetapi juga menjadi simbol penting yang mencerminkan perubahan dalam karakter dan alur cerita.
Topeng dalam "Mask Girl" melambangkan identitas tersembunyi dan kehidupan ganda yang diperankan oleh Kim Mo Mi. Ketika dia menjadi seorang streamer terkenal di dunia maya, topeng tersebut digunakan untuk menjaga rahasia identitasnya, menciptakan citra misterius, dan meraih ketenaran dalam dunia maya.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika insiden tidak terduga terjadi dalam cerita, topeng ini juga menjadi bagian yang penting dalam perubahan dramatis yang dialami oleh Kim Mo Mi. Topeng tersebut mencerminkan perubahan identitas dan perjalanan karakternya, dari seorang streamer terkenal menjadi sesuatu yang jauh lebih kompleks dan bermakna.
Ilustrasi Identitas Palsu. Foto: Shutterstock
Sebagai simbol, topeng dalam "Mask Girl" mencerminkan tema-tema seperti identitas diri, rahasia, dan transformasi karakter. Hal ini memberikan dimensi mendalam pada cerita dan membantu menyampaikan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh drama ini kepada penontonnya.
Karakter Kim Mo Mi menghadapi konflik identitas yang kompleks, menciptakan lapisan eksistensialisme yang mendalam. Dengan kehidupan ganda yang rumit, dia menggunakan topeng untuk menyembunyikan identitasnya sebagai seorang streamer terkenal, menghadirkan pertanyaan eksistensial tentang siapa dia sebenarnya dan bagaimana dia memahami makna hidupnya.
ADVERTISEMENT
Tema identitas diri muncul dengan kuat, karena Kim Mo Mi harus mengeksplorasi siapa dirinya di balik citra yang dia proyeksikan kepada dunia. Kontras antara kehidupan sehari-hari dan kehidupan daring menciptakan pertanyaan tentang bagaimana teknologi dan media sosial dapat memengaruhi persepsi diri kita dan hubungan kita dengan orang lain.
Dengan demikian, drama ini menjadi sarana untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan eksistensial penting dan kompleks yang berkaitan dengan identitas dan eksistensi manusia.
Melalui gagasan topeng yang digunakan pada media sosial hingga menjadikan seseorang menjadi terkenal, hal ini menunjukkan bahwa media sosial sering kali menawarkan kesempatan kepada orang-orang untuk menciptakan citra palsu atau identitas lengkap dalam kehidupan daring mereka.
Mereka mungkin memilih untuk hanya membagikan aspek-aspek terbaik dari diri mereka sendiri, menunjukkan pencapaian, kebahagiaan, dan kesuksesan mereka sambil menyembunyikan aspek-aspek yang kurang menyenangkan atau menantang.
ADVERTISEMENT
Akibat dari perilaku ini menciptakan rasa keberadaan yang salah di mana orang merasa perlu untuk menciptakan citra yang sempurna dan sering kali tidak realistis di platform media sosial yang mungkin bertentangan dengan identitas aslinya.
Ilustrasi Orang-Orang dengan Identitas Berbeda di Media Sosial. Foto: Shutterstock
Eksistensi palsu dalam konteks media sosial juga dapat melibatkan peran ganda atau identitas individu yang berbeda. Mereka mungkin memiliki kehidupan pribadi yang sangat berbeda dari apa yang mereka proyeksikan dalam kehidupan daring sehingga menciptakan perasaan kehidupan yang terbelah.
Hal ini dapat menimbulkan ketegangan dan menimbulkan pertanyaan eksistensial tentang identitas sebenarnya. Selain itu, media sosial juga dapat mempengaruhi persepsi orang lain terhadap keberadaan seseorang, seperti seringnya seseorang membandingkan dirinya dengan citra yang ditampilkan orang lain di platform tersebut.
ADVERTISEMENT
Dampak dari perbandingan tersebut adalah menimbulkan perasaan tidak puas dan tertekan untuk menciptakan eksistensi yang lebih ideal atau sempurna untuk memenuhi atau bersaing dengan harapan masyarakat.
Secara umum, media sosial dapat terlibat dalam menciptakan keberadaan palsu atau gambaran kehidupan seseorang yang kurang autentik. Hal ini merupakan isu penting di era digital saat ini dan banyak yang bertanya bagaimana kita dapat mempertahankan identitas yang lebih autentik di dunia yang semakin terhubung dengan media sosial.
Kita harus mampu menjadi diri sendiri dan selalu bijak dalam menggunakan internet, salah satunya media sosial. Media sosial dapat bermanfaat jika kita gunakan secara bijak dan dalam hal positif.
Namun, jika media sosial digunakan untuk menipu atau melakukan aksi buruk atau kriminal, hal tersebut menjadi bumerang yang nantinya akan menyerang kita sendiri. Kita harus mampu menjadi diri sendiri dan dapat memilah serta memilih hal-hal yang dapat dibagikan atau tidak di media.
ADVERTISEMENT