Fakta Geologis Menarik Gunung Api di Pulau Paluweh: Berstatus Waspada

Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api)
Mempercepat Edukasi Vulkanologi di Indonesia - Master Student of Geology Engineering (UGM) - Bachelor of Geography Education (UNY) - SMA N 1 Martapura - Indonesia
Konten dari Pengguna
10 Mei 2021 10:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Sejarah, Geologi, KRB dan Aktivitas Terkini Gunung Rokatenda

ADVERTISEMENT
Berita Terkini Gunung Api Rokatenda akan membahas tentang Sejarah Geologi dan mitigasi bencana di utara Pulau Flores NTT yang banyak menelan korban jiwa. Sebelumnya, selamat beraktivitas Sobat Gunung, tidak terasa sudah hampir lebaran yaa, Buat Sobat Gunung yang lagi liburan di rumah aja bareng keluarga kecil, yuk kita baca fakta menarik gunung api terisolasi di utara Pulau Flores ini.
Tampak Kapal-kapal penduduk berada di sekitar pantai utara Pulau Paluweh, Dok. Google Earth Pro 2021
Gunung api Rokatenda atau Paluweh merupakan Gunung api tipe strato di selatan Pulau Paluweh yang kawahnya sering berpindah-pindah membentuk kubah Lava baru loh Sobat Gunung. Kepercayaan masyarakat sekitar terhadap tetua atau orang pintar membuat sulitnya evakuasi ketika Gunung Rokatenda ini mengalami erupsi. Sebenarnya seluruh pulau Paluweh ini merupakan bagian dari gunung api Rokatenda loh Sobat Gunung. Walaupun ketinggian pulau Paluweh paling tinggi hanya 875 mdpal, tetapi jika diukur dari dasar kaki gunungnya ketinggian gunung ini sekitar ± 3.000 meter. Untuk info lebih lanjut, Mari kita simak fakta berikut:
Citra Satelit wilayah Tenggara Pulau Paluweh, tempat foto tertua Pulau Paluweh diambil sebelum tahun 1929 oleh Kemmerling, Google Earth Pro 2021

Sejarah Pengamatan Gunung api Rokatenda

ADVERTISEMENT
Erupsi Gunung Rokatenda memiliki catatan sejarah pengamatan sejak 1650 Masehi. Ketika itu erupsi Gunung Rokatenda memiliki Skala VEI 3. Setelah erupsi itu, tidak terdapat catatan selama kurang lebih 227 tahun hingga tahun 1928. Sejak tahun 1928 sejarah pengamatan Gunung Rokatenda selalu tercatat setiap periode erupsinya. Setidaknya terjadi 8 periode erupsi sejak tahun 1928 hingga 2013.
Foto tertua Pulau Paluweh dari arah tenggara, lokasi permukiman saat itu oleh Kemmerling 1929, Dok. Volcanological Survey of Indonesia
Erupsi Gunung api Rokatenda pada tanggal 4 Agustus-25 September 1928 memiliki skala VEI 3. Ketika itu, perubahan kubah lava akibat erupsi Gunung Rokatenda memperlihatkan bekas erupsi pada empat kawah. Erupsi mengakibatkan kerusakan tanah, korban manusia sebanyak 266 jiwa, yang sebagian besar disebabkan gelombang pasang laut.
Foto Lama Kubah Lava tahun 1964 tumbuh antara kubah 1928 dan dinding kawah utara Oleh Mathelumual, dalam Kusumadinata 1979
Periode erupsi selanjutnya terjadi pada tahun 31 Desember 1963-16 Maret 1966. Kejadian erupsi yang tak terduga terjadi pada tanggal 31 Desember 1963. Akhirnya pada tahun 1963, menjelang 1 Januari 1964 terjadi getaran gempa setempat, terdengar suara gemuruh di bawah gunung Rokatenda, yang disusul kepulan asap tebal membumbung tinggi di atas gunung Rokatenda, kemudian muncul kubah lava dari titik letusan 1928, disertai guguran lava pijar dan lava dingin. Kegiatan pembentukan kubah lava berlangsung lama, mengakibatkan korban 1 orang tewas dan 3 orang luka-luka.
ADVERTISEMENT
Lima periode erupsi selanjutnya terjadi pada periode erupsi 22 Oktober 1972 hingga 16 Januari 1973, 27-28 Oktober 1973, periode 5 November 1980-16 September 1981, 9-21 Mei 1984, dan 3 Februari 1985. Pada lima periode erupsi tersebut tidak didapatkan korban jiwa yang berarti.
Kubah Lava Baru Gunung Rokatenda, pada pagi 1 Desember 2012, Dok. Volcano Discovery 2012
Selang 27 tahun, Gunung Rokatenda kembali mengalami peningkatan aktivitas menuju erupsi, tepatnya aktivitas erupsi dimulai pada tanggal 8 Oktober 2012-31 Oktober 2013. Berikut Kronologi Pra dan Pasca-erupsi Rokatenda 2013:
Pada tanggal 3 Agustus 2013, 7 hari sebelum erupsi besar terjadi, nampak persebaran debu vulkanik di wilayah barat hingga barat laut. Wilayah persebaran debu vulkanik ini sampai pada wilayah desa sekitar Ngaroe yang cukup besar.
Pra Erupsi 9 Agustus 2013 Gunung Rokatenda tanggal 3 Agustus 2013, Dok. Global Volcanism Program 2021
Erupsi tanggal 10 Agustus 2013 mengakibatkan lima orang tewas karena tidak ingin dievakuasi. Berdasarkan Keterangan Tini Thadeus, Kepala BPBD NTT saat itu, lima korban jiwa tersebut disebabkan karena menolak dievakuasi. Kepercayaan mereka di sana, kalau semua warga keluar dari zona merah tersebut maka lahar akan merusak permukiman mereka, sehingga tiga orang tua bertahan dengan dua cucu mereka.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, lebih dari 3.000 warga lima desa di Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, yang berada di sekitar zona merah kawasan Gunung Berapi Rokatenda, dipindahkan ke Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka. Berdasarkan laporan BPBD NTT, Pulau Palue di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur dihuni oleh sekitar 10.000 orang pada tahun 2013.
Pasca Erupsi Besar 9 Agustus 2013 Gunung Rokatenda tampak aliran piroklastik kearah barat laut, Dok. Global Volcanism Program 2021
Adapun hasil material erupsi tanggal 10 Agustus 2013 tampak ke arah barat laut. Jika kita perhatikan citra satelit 3 Agustus yang lalu, igir gunung Rokatenda ke arah barat laut terihat bervegetasi, namun setelah erupsi tanggal 10 Agustus, seluruh aliran sungai tertutup dengan material piroklastik yang masih segar dan panas. Beberapa aliran piroklastik terbawa hingga keluar lautan seperti yang terlihat pada citra satelit.
ADVERTISEMENT
Sudah delapan tahun hingga tahun 2021, Gunung api Rokatenda belum mengalami erupsi kembali. Lama waktu periode erupsi Gunung Rokatenda menyebabkan perlunya peningkatan edukasi yang menyeluruh agar tidak ada masyarakat yang menjadi korban dari erupsi gunung api Rokatenda.

Geologi Gunung api Rokatenda

ADVERTISEMENT
Gunung Api Rokatenda merupakan gunung api bertipe strato dengan kubah lava di atasnya. Gunung api rokatenda memiliki tatanan tektonik zona subduksi dan termasuk dalam gunung api busur belakang (back arc volcano). Hal ini lah yang membuat tipe batuan mayor batu andesit hingga basaltik andesit dan basalt hingga pikro-basalt.
Gunung Rokatenda merupakan pulau gunungapi yang masih aktif. Geologi gunungapi Rokatenda dipetakan oleh Igan Supriatman S., dkk. Tahun 2000. Hasil pemetaan memisahkan produk Rokatenda tua dan muda. Rokatenda tua dibentuk oleh batuan lava dan aliran piroklastik yang penyebarannya banyak menempati lereng Barat dan Selatan gunung, dan juga terdiri dari sisa-sisa kerucut kecil pada kaki gunung Rokatenda bagian Barat, Baratdaya dan Tenggara. Rokatenda (muda) menghasilkan lava dan aliran piroklastik, juga membentuk gumuk-gumuk kecil antara lain Matomere, Rokatenda dan Ili Manunai.
ADVERTISEMENT

Kawasan Rawan Bencana Rokatenda

Peta KRB Gunung Rokatenda, Dok. Magma Indonesia, PVMBG 2021
Adapun Kawasan Rawan Bencana Gunung Rokatenda terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu:
Ilustrasi Suasana Pesisir dan Rumah Penduduk di Pulau Paluweh, Dok. Google Earth Pro
Gunung Rokatenda saat ini berstatus waspada. Gunung Rokatenda sekarang ini memiliki penduduk lebih dari 10.000 jiwa di satu pulau Paluweh dengan diameter pulau 6 sampai 7 km. PVMBG merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Rokatenda dan wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 1.5 km dari kawah Gunung Rokatenda. PVMBG juga merekomendasikan agar masyarakat dan wisatawan tidak melakukan kegiatan pada lembah-lembah/sungai yang berhulu dari sekitar puncak/kubah lava baru.
ADVERTISEMENT
Semoga kejadian tragis pada tahun 2013, tidak terulang kembali. Untuk itu bagi Sobat Gunung yang berada di lereng Gunung api aktif, selalu ikuti rekomendasi PVMBG ya.
Referensi
Global Volcanism Program, 2013. Paluweh (264150) in Volcanoes of the World, v. 4.9.4 (17 Mar 2021). Venzke, E (ed.). Smithsonian Institution. Downloaded 09 May 2021 (https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=264150). https://doi.org/10.5479/si.GVP.VOTW4-2013
Kemmerling G L L, 1929. Vulkanen van Flores. Vulk Seism Meded Dienst Mijnw Ned-Indie, 10: 1-138.
Kusumadinata K, 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Bandung: Volc Surv Indonesia, 820 p.
Neumann van Padang M, 1951. Indonesia. Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields, Rome: IAVCEI, 1: 1-271.
PVMBG, 2014. Gunung Rokatenda. Sumber URL: https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/483-g-rokatenda
ADVERTISEMENT
PVMBG, 2021. Laporan Aktivitas Gunung Rokatenda. Sumber URL: https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan/161479?signature=b814c3cb962fb525a20af87e10ecc2a50bcf751aeabda102a0a74287a4f3814e
Stolz A J, Varne R, Davies, G R, Wheller G E, Foden J D, 1990. Magma source components in an arc-continent collision zone: the Flores-Lembata sector, Sunda arc, Indonesia. Contr Mineral Petr, 105: 585-601.