Beredar Hoax Seputar Deal Politik, Akhirnya Rino Caroko Minta Maaf

Rony K Pratama
Peneliti Lepas di Yogyakarta
Konten dari Pengguna
30 November 2020 21:52 WIB
Tulisan dari Rony K Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Beredar Hoax Seputar Deal Politik, Akhirnya Rino Caroko Minta Maaf
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sismono La Ode
Menjelang pemungutan suara, beredar hoax di media sosial berdasarkan statemen tokoh politik dan LSM tertentu bahwa ada pertemuan yang berisi perjanjian politik antara dua pasang kandidat Pilkada Gunungkidul dalam Pertemuan di RM Tiwi Tan Tlogo, Kamis (26/11). Profesor Sutrisna Wibawa selaku calon nomor urut satu, beserta Dr. Bani selaku penyelenggara acara, memastikan informasi tersebut hoax dan tidak berdasar.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada pernyataan pasangan calon mendukung pasangan calon lain. Pasangan calon nomor satu mantap, tetap maju dengan percaya diri, bisa memenangi Pemilihan Bupati Gunungkidul,” ungkap Sutrisna dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/11) siang.
Murni Silaturahim Biasa
Tidak adanya deal politik dapat ditilik dari kronologis dan konfirmasi pihak penyelenggara maupun hadirin pertemuan tersebut. Bapak Bani selaku penyelenggara acara dan pihak yang mengundang, mengisahkan bahwa pihaknya ingin ngobrol santai bersama para tokoh daerah selagi pulang kampung ke Gunungkidul. Bani yang berdomisili di Jakarta, saat itu pulang kampung bersama istri dan putra ragilnya dalam rangka nyekar ke tiga makam keluarga.
“Jadi sebelum saya berangkat ke Wonosari, yakni sejak masih di Jakarta, saya mengundang untuk ajak makan dan ngobrol bersama di Rumah Makan Bu Tiwi Tan Tlogo,” ungkap Bani.
ADVERTISEMENT
Karena sifatnya ajakan makan dan ngobrol santai, banyak pihak diundang. Undangan yang kebetulan terlibat dalam agenda Pilkada diantaranya: Profesor Sutrisna Wibawa, Benyamin Sudarmadi selaku kakak sepupu Bani, Sunaryanta, dan Immawan Wahyudi. Selain itu ada juga tokoh lainnya yang tidak terlibat dalam Pilkada seperti Prof. Sahid (Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM) yang adalah asli Wonosari, Kidul Pasar Argosari, Mas Bagong Suratmono (Madusari, Wonosari), Mas Bambang Krisnadi (mantan anggota DPRD Propinsi DIY), mas Muhisam (IKG), Bpk. Drs. Eddy Sukirman, MM (Ketua Umum IKG), dik Sastro Haryanto (IKG,) mas Gampang Harjono (IKG), dik Aris Suprobo (IKG), dik Widadi (Semanu, teman akrab), pak Wiyono (Sambirejo, teman akrab). Bahkan, Bupati Gunungkidul, Badingah, S.Sos turut diundang, meskipun akhirnya tidak bisa memenuhi undangan karena kesibukannya.
ADVERTISEMENT
Dalam undangan, sudah ditekankan dan ditegaskan bahwa tujuannya adalah mengajak makan dan ngobrol bersama. Dilarang membicarakan masalah Pemilihan Bupati Gunungkidul dan masalah politik apapun.
“Untuk MENUNJUKKAN dan MEMBUKTIKAN bahwa pertemuan makan dan ngobrol bersama tersebut BUKAN agenda politik tertentu oleh Calon Bupati tertentu, saya berusaha agar TRANSPARAN & DIKETAHUI oleh publik, saya mengundang sejumlah priyayi yang saya sebutkan di atas, TERMASUK mas SOLIKIN, entrepreneur muda asli Nglipar yang juga cukup akrab dengan saya. Jadi saya sudah tegas, tidak boleh membicarakan pemilihan bupati Gunungkidul dan masalah politik,” tegas Bani.
Gagasan Spontan, Beberapa Tidak Bisa Hadir
Sunyata selaku salah satu peserta mengkonfirmasi kisah tersebut. Bani mulanya memiliki ide secara spontan mengundang semua tokoh, teman akrab termasuk Bupati Badingah dan semua calon bupati. Sejak awal, sudah diberi catatan tidak boleh bicara tentang politik dan Pilkada.
ADVERTISEMENT
“Om Bani mengundang semua calon bupati, kecuali Pak Bambang Wisnu karena Om Bani belum pernah kenalan. Tapi melalui mas Benyamin, Om Bani juga minta tolong agar mas Benyamin bersama Pak Bambang Wisnu kersa hadir jika acara beliau tidak padat,” ungkap Sunyata.
Dalam pelaksanaan acara, beberapa pihak tidak bisa hadir. Ada tokoh yang tidak bisa hadir karena padatnya acara kampanye, rapat koordinasi di luar kota, maupun acara-acara lain yang tidak bisa ditinggalkan. Akhirnya hadirlah 10 tokoh Gunungkidul di RM Tiwi Tan Tlogo pada Kamis (26/11), dengan Profesor Sutrisna Wibawa dan Sunaryanta sebagai Calon Bupati yang hadir.
“Bahkan Prof. Sahid dari Fakultas Tehnologi Pertanian, UGM (yang notabene Pegawai Negeri SIpil), juga hadir dan ngobrol2 dan makan bersama dan SAMA SEKALI TIDAK BICARA POLITIK & PILBUP,” tegas Sunyata.
ADVERTISEMENT
Jangan Diplintir Menjadi Hoax
Ketika dikonfirmasi terkait berita tersebut, Prof. Sutrisna Wibawa menanggapi secara santai. Bagi mantan Rektor UNY ini, bahwa fitnah yang diarahkan kepadanya cukup senyum dan memohon kepada Allah agar orang tersebut diampuni. Tidak perlu berlebihan karena yang dilakukan hanyalah silaturahim dan memenuhi undangan kolega.
“Saya menghargai undangan Bapak Dr Bani untuk bersilaturahim sebagai sesama tokoh Gunungkidul. Pak Bani menyatakan bahwa pihaknya memiliki niatan sangat mulia: pertemuan ini sebagai pendidikan politik masyarakat, serta bahwa perbedaan gagasan bukan berarti kita bermusuhan. Tujuannya sama-sama untuk memajukan Gunungkidul,” pungkas Sutrisna.
“Jadi, jangan diplintir karena kearah politik. Insya Allah pasanan nomor 01 sudah mantap!” tambahnya. Saya menyarankan agar yang memplintir niat bagi Bapak Bani segera meminta maaf. Toh, tidak ada yang keliru dengan permohonan maaf!” katanya.
Rino Caroko Minta Maaf
ADVERTISEMENT
Rino Caroko, sosok yang berkomentar perihal deal-deal politik Pasangan Calon 01 dan 04 di Gunungkidul akhirnya meminta maaf. Melalui pesan singkat yang dikirim, ia melakukan klarifikasi sekaligus meminta maaf kepada para pihak, terutama kepada Paslon 01 dan 04 yang keberatan ataupun merasa dirugikan atas komentar saya.
Ia mengisahkan awalnya ia berdiskusi dengan salah satu rekan wartawan. Ia melihat foto Cabup 01 dan 04 berpose sembari mengepalkan tangan seperti salam komando. Menurutnya, foto yang menunjukkan suasana kehangatan itu adalah pembentukan koalisi bersama 01 dan 04. Saya menilai demikian dari pose tersebut. Komentarnya di WhatsApp grup akhirnya banyak diiyakan oleh teman-temannya. Karena banyak yang sependapat, akhirnya rekannya tertarik menulisnya seperti sebuah berita.
ADVERTISEMENT
“Kesalahan saya adalah menilai foto tersebut sebagai kesepakatan politik. Seharusnya saya konfirmasi dulu kepada Paslon 01 dan 04. Bahkan dalam pesan berantai itu tidak tertulis tanggal penulisan dan nama calon bupati baik dari Paslon 01 dan 04,” ungkapnya.
Ia menambahkan, “Saya tidak berkomentar yang sifatnya mengkritik personal ataupun pribadi masing-masing Cabup. Saya berkomentar seputar foto yang sehari sebelumnya sudah ramai beredar. Pendapat saya foto tersebut adalah kesepakatan politik menjelang pemilihan. Sekali lagi inilah letak kesalahan saya,” tambahnya.
“Saya mengakui komentar tersebut merugikan komentar Paslon 01 maupun 04. Dengan kerendahan hati, saya secara terbuka berharap Cabup 01 Bapak Prof Sutrisna Wibawa, dan Cabup 04 Bapak Sunaryanto memaafkan kesalahan saya.”