Jadi Bupati, Profesor Sutrisna Janjikan Dana 50 Juta Per Dukuh

Rony K Pratama
Peneliti Lepas di Yogyakarta
Konten dari Pengguna
29 November 2020 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rony K Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jadi Bupati, Profesor Sutrisna Janjikan Dana 50 Juta Per Dukuh
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sismono La Ode
MINGGU (29/11) | Program unggulan pasangan Profesor Sutrisna Wibawa dan Mahmud Ardi Widanto, berupa pemberian dana 50 Juta/tahun/padukuhan melalui Penguatan Alokasi Dana Desa (ADD), viral dibahas di media sosial akhir-akhir ini. Beberapa pihak meributkan mekanisme dan kemampuan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan program tersebut.
ADVERTISEMENT
Menjawab keraguan yang beredar viral di media sosial, Profesor Sutrisna menegaskan bahwa program tersebut sangatlah realistis. Pihaknya telah menghitung matang-matang bahwa alokasi dana yang dibutuhkan hanya berjumlah 72 miliar. Jauh lebih kecil dibanding APBD dan PAD Kabupaten Gunungkidul yang berjumlah nyaris 2 triliun setiap tahunnya.
"Kami sudah hitung dan program ini sangat realistis. Dengan 1.428 dusun yang ada di Gunungkidul, dana yang dibutuhkan sejumlah 72 miliar rupiah. Sangat kecil dibanding APBD dan PAD Gunungkidul dan manfaatnya akan luar biasa," ungkap Profesor Sutrisna dalam Temu Pemuda Tangguh di Omah Kayu Wonosari, Sabtu (28/11) malam. Pertemuan ini dihadiri milenial simpatisan Kadhung Trisna se-Gunungkidul dan wartawan.
Tidak Akan Mengurangi Dana Desa
Program dana padukuhan ini tidak akan mengubah alokasi dana desa yang selama ini sudah diterima masing-masing kalurahan. Bedanya, pasangan kadhung trisna akan melakukan penguatan ADD, dimana akan menambahkan 50 Juta Perpadukuhan Pertahun.
ADVERTISEMENT
"Dana Desa itu bersumber dari APBN dan APBD. Dari APBN tentu sudah punya aturan, tinggal dijalankan. Dari APBD dimungkinkan ditambah sesuai kemampuan daerah dan ini cukup melalui peraturan bupati," tegas Sutrisna.
Jika melihat aturan memang setiap pemerintah abupaten harus mengalokasikan ADD minimalis 10 persen dari DAU tambah DBH.
Pemberian dana 50 Juta/Padukuhan tetap menggunakan Pagu Dana Desa, tapi jelas keperuntukkannya untuk kalurahan.
Pembangunan Berbasis Musyawarah dan Pemberdayaan
Perencanaan untuk penggunaan dana padukuhan ini nantinya akan dilakukan oleh masyarakat dukuh sendiri melalui musyawarah perencanaan pembangunan padukuhan. Musyawarah tersebut serupa dengan apa yang selama ini telah berlangsung di tingkat Kalurahan, Kapanewon, dan Kabupaten.
Melalui musyawarah, filosofi yang hendak dibangun Calon Bupati Gunungkidul Nomor Urut 1 ini adalah pembangunan yang partisipatif. Selama ini, pembangunan kerap bersifat top-down. Kita akan ubah, lebih menwkankan partipatif, sehingga ekonomi warga bisa bergerak secara cepat.
ADVERTISEMENT
Harapan Profesor Sutrisna Wibawa, program akan difokuskan dalam pengembangan non-fisik, mwskipun fisik tetap memungkinkan. Misalnya inkubator bisnis, pengembangan UMKM, maupun membangun industri skala mikro unggulan di masing-masing padukuhan.
"Karena kalau proyek fisik, bisa dilakukan oleh Desa maupun melalui insiatif menggunakan pendanaan di luar APBD. Saya juga memiliki program prioritas ini, mencari pendanaan via BUMN, swasta, dan internasional," lanjut Sutrisna.
Perangkat Padukuhan akan Dididik
Untuk mendukung penggunaan dana padukuhan, Profesor Sutrisna Wibawa akan memberikan pelatihan berbasis Kampus Desa dan Perangkat Desa Cendekia pada perangkat dukuh. Pelatihan tersebut bisa bersifat short course (singkat; selama tiga bulan), atau degree (gelar diploma dan sarjana).
"Bisa saja dukuh atau perangkat yang membutuhkan, disekolahkan Akuntansi tiga bulan atau bahkan sarjana. Inilah fungsi program Kampus Desa, tidak perlu jauh-jauh untuk mengembangkan kapasitas perangkat," imbuh Sutrisna.
ADVERTISEMENT
Disertai Pengawasan Internal dan SOP
Untuk pengawasan, Sutrisna akan mengoptimalkan fungsi inspektorat. Pembinaan yang lebih baik, disertai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang tepat, telah dibuktikan Sutrisna manjur dalam mengelola keuangan selama menjabat Sekretaris Direktorat Jenderal maupun menakhodai kampus.
"Dengan SOP dan pengawasan internal yang baik, kita optimis bahwa dana padukuhan akan digunakan sebaik-baiknya. Kita bangun rasa optimisme bahwa semua pihak sama-sama siap untuk membangun Harapan Baru Gunungkidul Maju," pungkas Sutrisna.