news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apakah Sebaiknya Pebalap MotoGP Dilarang Berlatih Ketika Jeda Seri?

9 September 2017 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marc Marquez ketika melibas tikungan. (Foto: AP Photo/Eric Gay)
zoom-in-whitePerbesar
Marc Marquez ketika melibas tikungan. (Foto: AP Photo/Eric Gay)
ADVERTISEMENT
Cuma karena Valentino Rossi cedera patah kaki, bukan berarti latihan pebalap kala jeda seri dicap berbahaya dan sebaiknya dilarang saja. Setidaknya begitulah menurut Marc Marquez.
ADVERTISEMENT
Kasus Rossi ini memang cukup menyita perhatian. Ketika ada jeda cukup panjang antara MotoGP Inggris dan San Marino, Rossi memutuskan untuk pulang ke rumahnya di Italia. Di sana, menjelang akhir pekan kemarin, pebalap berjuluk The Doctor itu melakoni latihan.
Nahas buat Rossi, pada Kamis, 31 Agustus, itu, ia mengalami kecelakaan. Tidak sampai berakibat fatal untuk dirinya, memang, tetapi ia harus dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami patah kaki. Hari itu juga, Rossi naik meja operasi.
Operasi itu berjalan sukses, tetapi Rossi diminta dokternya untuk menepi 30-40 hari. Ini membuatnya harus absen (setidaknya) dalam dua balapan, yakni di San Marino dan Aragon. Dengan musim tinggal menyisakan enam seri lagi, boleh dibilang kans Rossi untuk menjadi juara dunia lenyap begitu saja.
ADVERTISEMENT
Sebagai pebalap motor, seperti banyak atlet pada umumnya, cedera adalah sebuah konsekuensi. Bisa dihindari, tetapi terkadang mengintai dan menyergap tanpa tedeng aling-aling. Rossi paham konsekuensi ini.
Oleh karena itu, Rossi bisa terima dengan kondisi cedera yang membekapnya saat ini. Namun, buat dia, yang lebih menyakitkan adalah kans untuk bersaing memperebutkan gelar juara dunia terbang begitu saja di hadapannya.
Kasus Rossi ini kemudian menjadi pertanyaan dan pembahasan hangat di kalangan jurnalis dan pecinta MotoGP. Ketika pertanyaan soal “apakah sebaiknya pebalap MotoGP dilarang berlatih pada saat jeda seri?” dilontarkan ke hadapan Marquez, pebalap Honda asal Spanyol itu menjawab dengan tegas.
“Saya benci ketika membaca pertanyaan, mengapa kami berlatih dengan motor pada saat jeda seri, padahal itu berbahaya? Ya, memang begitulah pekerjaan kami. Tentu saja, kami memilih untuk bersantai atau leyeh-leyeh di pantai. Tapi, kalau begitu ceritanya, kami tidak bisa mengasah kemampuan kami. Untuk bisa mengasah kemampuan, kami harus mengendarai motor dan berlatih di rumah,” ucap Marquez seperti dilansir Crash.
ADVERTISEMENT
“Cedera bisa terjadi kapanpun. Coba lihat Cal (Crutchlow), dia terluka ketika hendak memasak!”
Cal Crutchlow (Foto: Motogp)
zoom-in-whitePerbesar
Cal Crutchlow (Foto: Motogp)
Cerita Crutchlow yang disebutkan Marquez di atas memang sedikit unik —sekaligus agak menyeramkan. Otot tendon pada jari telunjuk sebelah kiri rider asal Inggris itu teriris ketika ia hendak memasak.
“Saya harap, saya bisa menceritakan sesuatu yang lebih bagus daripada ini. Misalnya, saya terluka karena berkelahi dengan beruang atau apapun itu…” ucap Crutchlow, setengah bercanda, setengah getir.
Karena jari juga bagian penting dari seorang atlet MotoGP, bolehlah dibilang kalau insiden yang dialami Crutchlow cukup bikin panik dirinya. Oleh karena itu, ia langsung menjalani prosedur medis supaya bisa membalap di San Marino akhir pekan ini.
“Boleh saya bilang kalau memotong (keju) parmesan adalah tindakan berbahaya,” kata Crutchlow —sekali lagi, setengah bercanda, setengah getir.
ADVERTISEMENT