'Bend It Like Faiz Subri': Bagaimana Bola Bisa Berkelok Seperti Itu

10 Januari 2017 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi (Foto: Getty Images)
Film “Bend It Like Beckham” merujuk pada kemampuan David Beckham membelokkan bola lewat tendangan bebas. Tapi, kini ada Mohd Faiz Subri.
ADVERTISEMENT
Beckham, dengan kaki kanannya, umpan silang, tendangan bebas, dan model rambutnya yang berganti-ganti —termasuk belah tengah yang ngetren di 1990-an itu—, sudah kadung menjadi ikon. Maka, jangan heran berbagai brand masih bersedia mengontraknya kendati Beckham sudah tak lagi menjadi atlet.
Lalu, muncul Mohd Faiz Subri. Ia memang belum menjadi ikon layaknya Beckham. Tapi, perkara membelokkan bola lewat tendangan bebas, ia juga bisa. Gol pemain Penang FA ke gawang Pahang, pada Liga Super Malaysia, 16 Februari 2016, terpilih sebagai pemenang FIFA Puskas Award, sebuah penghargaan —yang dipilih lewat voting— untuk ”gol terbaik di dunia” tahun ini.
Pepatah Malaysia “Bagai kelahi dalam kapuk” mungkin tak mempan bagi Faiz Subri. Alasannya ia mampu menyelesaikan suatu perkara yang sulit dilakukan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, ia berhasil menyarangkan gol melalui tendangan bebas dari jarak 25 meter. Apalagi gol tersebut dikemas secara apik; melalui tembakan yang mustahil dijangkau oleh kiper lawan.
Tendangan bebasnya boleh dikategorikan sebagai sesuatu yang spektakuler. Bola sepakannya tiba-tiba berubah arah dan membuat penjaga gawang lawan, Mohd Nasril Nordin, mati langkah.
Pemikiran paling satir adalah gol yang dicetaknya merupakan sebuah kebetulan. Bukan tak mungkin angin mendukung gol mustahil itu. Curve shot (tendangan pisang) yang dilayangkannya bisa jadi terbantu oleh angin yang kebetulan berhembus ke arah yang sama hingga menambah daya tukik.
Terlepas dari semua itu curve shot yang dilakukan oleh Faiz merupakan hal yang tak asing di sepak bola. Cristiano Ronaldo malah bisa melakukan knuckle shot —di mana bola bisa berubah arah dua kali di udara, pertama berkelok lalu tiba-tiba jatuh begitu saja seperti menerima tekanan dari bagian atas.
ADVERTISEMENT
Biasanya, untuk melakukan knuckle shot seperti Ronaldo, sepakan diberikan dengan kekuatan penuh tepat di bagian tengah bola. Alhasil bola meluncur dengan kecepatan penuh lalu drop (jatuh) begitu saja.
Situasi seperti itu membuat penjaga gawang bingung menebak arah bola. Apalagi bola meluncur dengan kecepatan penuh sehingga tidak cukup waktu bagi mereka untuk berusaha menghadang laju bola.
Apa perbedaan kedua tendangan tersebut selain perubahan arah bola? Curve shot mengandalkan perputaran bola sekencang mungkin agar berkelok, sementara knuckle shot mengharuskan bola berputar sesedikit mungkin.
Dari siarang ulang, terlihat bahwa tendangan Faiz Subri berputar cukup sering. Ini yang membuatnya masuk dalam kategori curve shot. Selain itu, tendangan melengkung relatif memiliki kecepatan yang sama dibanding dengan sepakan knuckle yang kecepatannya tiba-tiba berubah.
ADVERTISEMENT
Beckham, seperti dikatakan di awal, adalah salah satu pemain yang piawai melakukan curve shot via tendangan bebas. Salah satu dari gol tendangan lengkung terbaiknya adalah tendangan bebasnya ke gawang Yunani di kualifikasi Piala Dunia 2002. Selain karena momentumnya yang dramatis —di mana membuat Inggris menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di injury time babak kedua—, sepakan melengkungnya membuat Antonis Nikopolidis mati langkah. Bola yang seakan mengarah tepat ke tengah gawang namun ternyata terus meluncur ke sisi kanan Nikoplidis.
Selain itu, curve shot yang paling lekat di ingatan adalah sepakan Roberto Carlos saat Brasil berhadapan dengan Prancis di turnamen Tournoi de France 1997. Dengan kaki kiri andalannya, ia menendang bola ke arah kanan pagar betis “Tim Ayam Jantan”.
ADVERTISEMENT
Seketika itu sebagian orang mengira bola akan menuju ke luar lapangan, bahkan anak gawang yang berdiri tak jauh di sisi kiri Fabian Barthez itu pun sempat berusaha menghindar. Namun secara tiba-tiba bola berbelok dan menembus ke gawang kiper berkepala pelontos tersebut.
Beberapa varian tembakan dengan mengubah arah bola merupakan penerapan Efek Magnus. Efek Magnus sendiri merupakan salah satu efek fisika yang terjadi pada suatu benda saat benda itu mengalami perubahan arah setelah pertama kali berbelok.
Hal yang sama juga diterapkan pada seorang pitcher pada pertandingan baseball. Mereka memberikan efek putaran pada bola yang dilempar sehingga membuat bola berbelok tak normal sehingga sulit ditebak musuh.
Singkatnya, untuk membuat bola bergerak “tak beraturan” seperti gol Faiz Subri adalah dengan membuat bola berputar saat berada di udara.
ADVERTISEMENT
Adanya putaran tersebut akan menimbulkan gaya gesek antara kulit bola dengan udara. Sehingga membuat bola bergeser beberapa sentimeter atau bahkan meter sehingga melesat jauh dari jangkauan penjaga gawang.