Football Rant: Apa Rasanya Jadi Fans Man Utd Kala Liverpool Berjaya?

12 Oktober 2017 14:15 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
United vs Liverpool di tahun 1996. (Foto: Gerry Penny/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
United vs Liverpool di tahun 1996. (Foto: Gerry Penny/AFP)
ADVERTISEMENT
Manchester United sebelum era Alex Ferguson adalah raksasa tidur yang tubuhnya digerogoti oleh sekelompok pemain tukang mabuk. Kedatangan pria asal Govan, Glasgow, itu kemudian mengubah segalanya.
ADVERTISEMENT
Pada era 1980-an, sebelum Ferguson datang pada 1986, United adalah pesakitan. Sementara itu, 34 mil dari kota tempat mereka berada, berdiri Liverpool yang waktu itu sedang jaya-jayanya. Mereka memenangi enam trofi juara Liga Inggris sepanjang dekade tersebut.
Di Eropa, Liverpool menjuarai dua trofi European Cup (kini Liga Champions), membuat United kian merana. Seruan “Are you watching, Manchester?! Are you watching, Manchester?!” membuat telinga pendukung United tambah merah saja.
Ferguson memang tidak langsung berhasil memutarbalikkan peruntungan United. Ia butuh waktu tujuh tahun untuk mempersembahkan gelar juara Liga Inggris pertamanya untuk “Iblis Merah” —yang pertama dari total 13 gelar juara liga yang kelak akan diberikannya.
Namun, sedari awal, Ferguson sudah berjanji untuk menjungkalkan Liverpool dari takhtanya. Syahdan, janji itu menjadi kenyataan dan nama Ferguson abadi di benak dan hati pendukung United.
ADVERTISEMENT
Menelusuri rivalitas kedua kesebelasan, yang jarak antarkotanya bisa ditempuh dalam waktu tak sampai dua jam, memang menarik. Sebagai kota yang pernah berjaya dari sisi industri, pertentangan Liverpool dan Manchester jauh dari urusan sepak bola semata.
Ketika para juragan di pelabuhan Albert Dock memutuskan untuk menaikkan harga, sehingga ongkos untuk memasukkan barang-barang yang dibutuhkan untuk pabrik-pabrik di Manchester menjadi lebih mahal, orang-orang Manchester protes.
Kearoganan itu ditanggapi dengan kearoganan lainnya: orang-orang Manchester membuat sebuah kanal sehingga kapal-kapal yang membawa barang itu tidak perlu lagi berlabuh di Albert Dock dan bisa langsung menuju Manchester.
Tentu saja ini merugikan Liverpool. Lambat laun, kanal tersebut membuat pemasukan mereka seret. Lantas, dari sinilah api kebencian Liverpool kepada Manchester —dan juga sebaliknya— perlahan-lahan berkobar.
ADVERTISEMENT
Pada Sabtu (14/10/2017) malam pukul 18.30 WIB, Liverpool dan United akan bertanding untuk pertama kalinya musim ini. Sebelum menyaksikan laga tersebut, tidak ada salahnya menyaksikan pembahasan khusus dari kami di kumparan.