Football Rant: Tim Mana yang Bisa Menghentikan City-nya Guardiola?

9 November 2017 13:54 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
City-nya Guardiola sedang oke-okenya. (Foto: Filippo Monteforte/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
City-nya Guardiola sedang oke-okenya. (Foto: Filippo Monteforte/AFP)
ADVERTISEMENT
Sepak bola Pep Guardiola bukan cuma persoalan taktikal, tetapi juga persoalan psikologis. Ini yang kemudian membuat filosofi sepak bolanya menjadi begitu kompleks.
ADVERTISEMENT
Ketika Manchester City-nya Guardiola melibas 11 pekan pertama Premier League dengan 10 kemenangan dan 1 hasil imbang, banyak yang takjub. Namun, semestinya ini tidak mengejutkan. Sama tidak mengejutkannya dengan kebutuhan Guardiola untuk beradaptasi selama semusim penuh dengan sepak bola ala Inggris.
Saat tiba di Manchester awal musim lalu, Guardiola dikejutkan dengan permainan cepat-nan-mengandalkan fisik khas Inggris. Ia juga tersentak dengan pentingnya memenangi duel-duel second ball. Maka, tidak mengherankan jika City-nya tampil inkonsisten, meskipun sempat melaju kencang di awal musim.
Namun, dari situ Guardiola belajar. Ia tahu bagian-bagian mana saja yang mesti diperbaiki. Ia kini paham, untuk menaklukkan sebuah liga dengan gaya yang berbeda, dibutuhkan pula pendekatan yang berbeda --meski tidak sampai harus mengubah filosofinya.
ADVERTISEMENT
Berbekal adaptasi selama semusim dan kengototan untuk mempertahankan filosofi itulah City-nya Guardiola tidak hanya meraih hasil positif, tetapi juga mendapatkannya dengan gaya main yang --katakanlah-- enak dilihat.
Bagaimana Guardiola meminta para penyerang sayapnya untuk tetap berada di area wide, menurut Yusuf Arifin dalam Football Rant episode 7 ini, adalah permainan psikologis. Ketika kebanyakan pelatih meminta mereka untuk turun bertahan --dengan maksud untuk menjaga kemungkinan bek sayap lawan ikut naik membantu serangan--, Guardiola justru meminta mereka untuk tetap berada di depan.
"Dengan begitu, mereka bisa menahan full-back lawan untuk ikut naik," kata Yusuf.
Ini, tentu saja, hanya salah satu aspek dari filosofi Guardiola. Masih banyak yang lainnya, termasuk soal kedisiplinan dalam positioning dan ball possession yang digunakan tidak sekadar untuk melihat angka statistik menjadi menarik saja.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, melihat City sulit untuk dihentikan, terbersit pertanyaan: tim macam apa yang bisa menghentikan mereka. Inilah yang kemudian kami bahas di episode kali ini. Selamat menyaksikan.