Imbang dengan Thailand, Timnas U-22 Gagal Lolos ke Piala Asia U-23

23 Juli 2017 21:11 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Timnas U-22. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Timnas U-22. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Lapangan becek dan sulitnya kedua kesebelasan mengembangkan permainan menjadi salah satu cerita dari duel Tim Nasional Indonesia U-22 vs Thailand yang berakhir dengan skor 0-0.
ADVERTISEMENT
Ya, tidak ada pemenang dari duel terakhir di Grup H Kualifikasi Piala Asia U-23 ini. Sebelum Timnas U-22 dan Thailand bertanding, Malaysia lebih dulu bermain dan menang 2-0 atas Mongolia, membuat mereka memimpin klasemen sementara dengan nilai 6.
Timnas U-22 tidak punya pilihan selain menang. Sebelum pertandingan melawan Thailand, tim besutan Luis Milla ini hanya mengoleksi nilai 3. Sementara itu, Thailand telah mengoleksi nilai 4.
Dengan hasil imbang 0-0 ini pun bisa dipastikan Timnas U-22 hanya mengoleksi nilai 4 dari tiga kali bertanding. Sementara itu, Thailand mengoleksi nilai 5. Timnas U-22, yang mengakhiri Grup H di posisi ketiga, pun dipastikan gagal lolos ke Piala Asia U-23 yang akan dihelat tahun depan.
ADVERTISEMENT
***
Pada laga yang berlangsung di National Stadium, Bangkok, Minggu (23/7/2017) malam WIB, ini, Timnas U-22 turun dengan sejumlah perubahan. Milla lagi-lagi melakukan rotasi.
Kali ini, lini depan diisi oleh Febri Haryadi, Yabes Roni, dan Setpian David. Saddil Ramdani, yang menjadi starter di laga melawan Mongolia dan tampil apik, kali ini tak ada di susunan starting line-up.
Thailand sejatinya unggul dalam penguasaan bola (55:45) di babak pertama, tetapi mereka pun kesulitan untuk mengembangkan permainan. Kedua kesebelasan sama-sama punya satu sepakan tepat sasaran di babak pertama, tetapi penampilan keduanya jauh dari kata memuaskan.
Di tengah pertandingan, hujan deras turun. Ini kemudian berimbas buruk pada kondisi lapangan. Genangan muncul di mana-mana, membuat kedua kesebelasan kesulitan untuk mengalirkan bola.
ADVERTISEMENT
Imbasnya, banyak bola langsung diarahkan ke depan melalui umpan panjang. Permainan pun menjadi sporadis. Tidak enak dilihat. Thailand, yang tampak berusaha membangun serangan dari belakang, jadi tidak bisa mengeluarkan permainan terbaiknya.
Pada beberapa kesempatan, banyak pemain bertubrukan dan berjibaku mengambil bola yang tiba-tiba saja terhenti di genangan. Peluang yang didapat pun kebanyakan berasal dari blunder. Seperti peluang yang didapatkan oleh Timnas U-22 ke-43. Bola yang dilepaskan kiper Thailand jatuh di kaki Febri, yang lantas langsung melepaskan sepakan. Tetapi sepakannya membentur kaki pemain Thailand dan ditangkap kembali oleh kiper Thailand.
Genangan air juga masih tampak di babak kedua. Kali ini, pemain-pemain Thailand berusaha membangun serangan dengan dribel langsung dari lini tengah. Satu-dua kali, cara ini berhasil. Namun, begitu sampai di sepertiga akhir lapangan, bola terhenti karena genangan air dan para pemain Timnas U-22 berhasil merebutnya.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Timnas U-22 lebih banyak mengandalkan kecepatan dari sisi sayap. Pada satu momen, Yabes Roni melakukan tusukan dari sayap, tetapi sepakannya di ujung serangan itu masih bisa diblok oleh bek lawan.
Saddil akhirnya dimainkan menjelang babak kedua berakhir, sementara Yabes ditarik keluar. Kendati begitu, Timnas U-22 masih kesulitan untuk membangun serangan dengan rapi. Beberapa kali, bola langsung diumpankan ke dalam kotak penalti.
Pada akhirnya, tidak ada gol tercipta. Laga ini berakhir dengan skor 0-0.