Jose Mourinho Felix, si Mantan Penerjemah Itu

11 Oktober 2017 20:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mourinho mengawali karier sebagai penerjemah. (Foto: Christophe Simon/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Mourinho mengawali karier sebagai penerjemah. (Foto: Christophe Simon/AFP)
ADVERTISEMENT
Jose Mario dos Santos Mourinho Felix senang bukan kepalang ketika membuka kotak surat di depan rumahnya. Surat itu diberi kop ‘Sporting CP’ dan diyakini oleh Mourinho adalah jawaban atas lamaran pekerjaan yang ia daftarkan tempo hari.
ADVERTISEMENT
Ketika dibuka, surat itu menyatakan bahwa Mourinho diterima sebagai asisten pelatih dan penerjemah Sporting. Surat itu juga berisi klausul kontrak, tugas yang diberikan kepadanya, dan masa kerja yang akan dimulai dalam beberapa hari mendatang.
Beberapa hari kemudian, Mourinho menunaikan tugas pertamanya untuk Sporting: ia membawa papan dan menuliskan nama ‘Bobby Robson’ dan menunggu di pintu keluar bandara. Mourinho merasa canggung karena baru pertama kali ia melakukan ini.
Bobby Robson terlihat di pintu keluar dan langsung menyapa Mourinho. Obrolan pertama keduanya tak berlangsung lama. Sekian menit kemudian, Mourinho bersama seorang sopir mengantar Robson ke sebuah flat sewaan, yang diiringi beberapa kali pembicaraan.
Hari itu menjadi awal pertemuan Mourinho dan Robson. Tugas pertama berhasil diselesaikan oleh Mourinho dengan apik dan membuat Robson terpana. Meski demikian, tugas itu baru awal dan masih banyak tugas lain di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Kepiawaian Mourinho berbicara membuatnya dipilih oleh Robson untuk menjadi juru bicara ketika melakoni pre-match dan post-match interview. Dari sana, Robson, melihat Mourinho sebagai alter-egonya. Begitu pula jurnalis-jurnalis yang hadir di sana.
“Mourinho memang mengartikan setiap detail kata yang dibisikkan oleh Robson. Namun, dia juga kerap menambahkan pandangannya dan itu terlihat orisinal. Bagi jurnalis yang tak melihat mereka berbisik, mungkin menganggap bahwa omongan itu adalah buah dari omongan Mourinho,” ucap Santi Gimenez dari media Spanyol, AS.
Momen itu seakan menunjukkan bahwa keduanya adalah dwitunggal. Percakapan demi percakapan, candaan demi candaan, hingga adu pemikiran, mereka lewatkan di sela-sela pertandingan atau latihan. Dari sana, Mourinho belajar dan dari sana pula, Mourinho berkembang.
“Jose adalah pria muda yang pantas disimak setelah saya karena memiliki kemampuan Bahasa Inggris-nya yang apik dan pengalaman luas di sepak bola,” kata Robson. “Jose adalah aset berharga. Dia membantu dan mengerjakan banyak hal di setiap saat.”
ADVERTISEMENT
Musim panas 1996, Barcelona menginginkan Robson sebagai pelatih kepala. Robson tak langsung menerima tawaran itu. Robson bukan takut karena ia harus menggantikan dua sosok besar, Johan Cruyff dan Carles Rexach, tetapi karena ia takut kehilangan Mourinho.
Robson memikirkan itu karena Barcelona hanya menawarinya menjadi pelatih tanpa hak untuk membawa staf. Barcelona sendiri sudah menyiapkan Jose Ramon Alexanco, eks-pemain Barcelona, yang pensiun tiga tahun sebelumnya.
Alasan Robson untuk khawatir saat itu cukup wajar. Mourinho, sebagai orang yang lahir di Setubal, tentu juga paham Bahasa Spanyol. Alasan lain, Mourinho juga sedikit menguasai Bahasa Catalunya, region tempat Barcelona bermarkas.
Tak mau kehilangan setengah kekuatannya, Robson meminta Barcelona mengganti penawarannya. Robson hanya akan mau melatih Barcelona jika Mourinho diangkat sebagai asisten pelatihnya, dan bukannya Alexanco.
ADVERTISEMENT
Barcelona pun menganulir keputusannya. Mei 1996, Robson dan Mourinho diangkat sebagai pelatih-asisten pelatih baru Barcelona. Namun, di Barcelona, tugas Mourinho tak sekadar memberi masukan atau mengisi interview, di Barcelona, tugas Mourinho lebih berat dari itu.
Di Barcelona, Mourinho ditugaskan untuk menjadi jembatan antara manajemen dan pers. Dia juga diperintahkan untuk selalu dekat dengan para pemain. Beberapa pemain, seperti Luis Enrique dan Josep “Pep” Guardiola, bahkan diketahui kerap pergi ke kelab malam bersama Mourinho.
Mourinho pada laga di Liga Champions. (Foto: John Sibley/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Mourinho pada laga di Liga Champions. (Foto: John Sibley/Reuters)
“Cerita lama soal ‘yang lebih tua yang paling benar’ tak bisa diterapkan di sini. Kami berada di kesebelasan yang memiliki level tinggi dan cerita tersebut hanya bisa untuk kesebelasan yang berada di level permainan yang rendah. Di sini, kami berupaya menerapkan filosofi untuk sama-sama belajar,” kata Mourinho dalam suatu wawancara.
ADVERTISEMENT
Setelah musim 1996/97 berakhir, Robson memutuskan untuk rehat dari sepak bola. Keinginan itu dilihat oleh Mourinho sebagai sarana untuk pulang ke Portugal. Sebelum keputusan tersebut itu benar-benar dibuat, Robson meminta Mourinho untuk bertahan dan mengharapkan penggantinya, Louis van Gaal, untuk mempertahankan Mourinho.
Mourinho mendengarkan pesan Robson dan akhirnya melanjutkan kariernya di Barcelona. “Dia berusaha membantu pemain soal banyak hal, bukan hanya soal pertandingan saja. Para pemain menyukai itu dan menganggap Mourinho adalah sosok terbaik di ruang ganti,” kata mantan pemain Barcelona, Michael Reiziger.
Cerita Mourinho bersama Van Gaal tak banyak. Keduanya tak hanya memiliki konsep bermain yang berbeda, tetapi juga pendekatan terhadap pemain yang tak sama. Mourinho bahkan sempat melamar sebagai pelatih di Braga, sebelum akhirnya ia memutuskan tak mengambil kesempatan itu.
ADVERTISEMENT
Namun, kendati singkat, bersama Van Gaal-lah Mourinho mendapatkan banyak kesempatan untuk sungguhan jadi pelatih —bukan sekadar penerjemah. Robson jugalah yang meminta Van Gaal untuk tetap memasukkan Mourinho dalam staf kepelatihannya.
Karena melihat Mourinho begitu fasih dalam bicara soal taktik, Van Gaal pun memberikan kesempatan pelatih muda itu untuk memimpin tim pada sebuah laga uji coba. Hasilnya, bagi Van Gaal, pun memuaskan. “Pada akhirnya, saya lebih mendengarkan pendapatnya ketimbang asisten-asisten saya yang lain,” kata Van Gaal suatu waktu.
Mourinho bersama trofi Liga Europa. (Foto: Andrew Couldridge/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Mourinho bersama trofi Liga Europa. (Foto: Andrew Couldridge/Reuters)
Pada musim panas 2000, Mourinho memutuskan pergi dari Barcelona dan memilih untuk menghabiskan uangnya di Portugal. Tak lama menganggur, Benfica menawarinya jabatan untuk menjadi asisten pelatih Jupp Heynckes. Beberapa hari kemudian, Mourinho menerima tawaran itu.
ADVERTISEMENT
Heynckes rupanya bukan sosok yang tepat untuk menjadi pelatih Benfica dan Mourinho kecewa akan hal tersebut. Keduanya kerap diketahui beradu mulut di ruang pelatih dan menimbulkan friksi di ruang ganti.
Manajemen Benfica memilih Mourinho sebagai pihak yang dibela. Mourinho akhirnya diangkat sebagai pelatih dan diberi kontrak beberapa bulan. Di bawah Mourinho, Benfica mencatatkan rasio kemenangan 55,56% dan jauh lebih baik ketimbang yang diraih Heynckes.
Penampilan apik yang diraih Benfica, rupanya tidak mampu menyelamatkan Mourinho. Dia akhirnya dipecat setelah melakoni sembilan pekan.
Sejak itu, karier Mourinho sebagai asisten pelatih akhirnya resmi berakhir. Lalu, kita tahu apa yang selanjutnya terjadi pada mantan penerjemah yang satu ini.
====
*Jose Mourinho akan memimpin timnya, Manchester United, menghadapi Liverpool pada pekan kedelapan Premier League. Laga akan dihelat di Stadion Anfield, Sabtu (14/10/2017). Sepak mula dilakukan pukul 18.30 WIB.
ADVERTISEMENT