Karena Ronaldo (dan Portugal) Tak Mau Setengah-setengah

25 Juni 2017 3:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ronaldo pada laga melawan Selandia Baru. (Foto: Carl Recine/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo pada laga melawan Selandia Baru. (Foto: Carl Recine/Reuters)
ADVERTISEMENT
Optimisme Cristiano Ronaldo dan Portugal sedang tinggi-tingginya. Sudah lolos ke semifinal Piala Konfederasi, mereka yakin bisa melaju lebih jauh lagi (baca: menjadi juara).
ADVERTISEMENT
Ketika Portugal menjuarai Piala Eropa tahun lalu, ada berbagai suara sumbang yang sulit sekali dienyahkan. Bukan apa-apa, A Selecção das Quinas lolos dari fase grup bukan sebagai juara ataupun runner-up, melainkan sebagai salah satu peringkat ketiga terbaik. Di fase gugur, mereka dua kali melaju lewat babak tambahan dan adu penalti.
Dengan performa yang terbilang kalah ciamik dari tuan rumah Prancis —lawan yang kemudian mereka taklukkan di partai final—, Portugal disebut dinaungi keberuntungan. Tapi, ya, sepak bola memang seperti itu: mereka yang tampil impresif, tidak selamanya menjadi juara.
Oleh karenanya, Portugal punya beban yang tidak bisa dibilang kecil ketika berlaga di Piala Konfederasi 2017. Pertama, mereka tampil dengan status juara Eropa; kedua, ya, itu tadi… mereka harus bisa membuktikan kalau gelar juara itu bukan karena keberuntungan semata.
ADVERTISEMENT
Formasi dan susunan starting line-up Portugal tidak banyak mengalami perombakan sejak final Piala Eropa, Juli tahun lalu. Di satu sisi, ini bisa menjadi kelemahan Portugal karena lawan jadi mudah membaca strategi mereka. Di sisi lain, mereka tidak perlu repot-repot beradaptasi.
Setelah gagal meraih kemenangan pada laga perdana melawan Meksiko —berakhir imbang 2-2—, Portugal melahap dua laga berikutnya dengan raihan poin penuh. Setelah menang 1-0 atas Rusia lewat gol tunggal Ronaldo, Portugal menundukkan Selandia Baru 4-0 di mana salah satu golnya disumbangkan oleh, ya, siapa lagi kalau bukan Ronaldo.
Portugal tampil cukup agresif sepanjang pertandingan di fase grup. Kecuali ketika bermain imbang melawan Meksiko, di mana Portugal tampak kebingungan karena lini tengah mereka mandek, sisanya Portugal selalu tampil apik.
ADVERTISEMENT
Ronaldo berduel memperebutkan bola. (Foto: Grigory Dukor/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo berduel memperebutkan bola. (Foto: Grigory Dukor/Reuters)
"Kami bermain dengan baik, kami ingin menang, dan kami ingin langsung memastikan kemenangan itu sejak babak pertama,” ujar Ronaldo soal laga melawan Selandia Baru seperti dilansir Soccerway.

Portugal sendiri tidak memberikan Selandia Baru banyak kesempatan. Selain mendominasi penguasaan bola, Ronaldo dkk. juga membombardir gawang All Whites dengan 19 attempts di mana 10 di antaranya tepat sasaran.
Andre Silva, pemain yang baru saja diboyong AC Milan dari FC Porto, jadi pemain yang paling agresif. Total, Silva melepaskan 6 attempts dengan 3 di antaranya tepat sasaran. Ronaldo sendiri tidak kalah agresif. Bintang milik Real Madrid itu melepaskan 5 attempts dengan 3 di antaranya tepat sasaran.
“Saya membantu tim, saya mencetak gol pertama, dan saya punya beberapa kesempatan lainnya. Kami tahu bahwa di semifinal, kami bisa menghadapi Jerman atau Chile. Namun, kami yakin, kami bisa,” kata Ronaldo.
ADVERTISEMENT