Memberi Panggung untuk Bintang Muda Ajax, Kasper Dolberg

23 Mei 2017 19:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Dolberg, bintang muda baru Ajax. (Foto: Toussaint Kluiters/Reuters)
Rambut John Steen Olsen sudah memutih. Dalam beberapa gambar yang menunjukkan dirinya, hanya ada dua hal yang sama. Pertama, dia selalu menggunakan kemeja lengan panjang berwarna putih yang dipadu dengan sweater hitam, dan kedua, dia selalu terlihat bersama remaja.
ADVERTISEMENT
Untuk meyakinkan Anda bahwa Olsen tidak bekerja pada bidang yang salah hanya satu: keberadaanya di sisi lapangan. Olsen, lelaki tua asal Denmark itu, bekerja sebagai pencari bakat kesebelasan raksasa asal Belanda, Ajax Amsterdam.
Di kalangan pencari bakat, nama Olsen dikenal sebagai satu yang paling senior. Menekuni bidang ini sejak 1995, Olsen diketahui sebagai salah satu pencari bakat terbaik yang berbasis di Skandinavia. Buktinya? Dia yang menemukan beberapa pemain terbaik yang pernah dihasilkan oleh Skandinavia, seperti Jesper Gronkjaer, Zlatan Ibrahimovic, dan Christian Eriksen.
Memasuki 2017, nama Olsen kembali disebut oleh banyak pihak. Keberhasilannya menemukan bintang anyar Ajax bernama Kasper Dolberg semakin membuktikan reputasinya sebagai pencari bakat jempolan.
Pada salah satu hari ketika tanggalan masih memperlihatkan angka 2014, Olsen menemukan Dolberg. Dalam suatu pertandingan Danish Superliga yang digelar di Mascot Park, Olsen melihat ada satu bocah yang penampilannya mengingatkannya akan bakat-bakat yang dia temukan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, setelah berdiskusi dengan beberapa orang, salah satunya adalah Marc Overmars, eks-pemain Ajax, Arsenal, dan Barcelona yang kini menjabat sebagai Direktur Teknik Ajax, Olsen sepakat untuk memantau Dolberg lebih jauh lagi. Awal 2015, Ajax memutuskan untuk menawari bocah tersebut kontrak.
“Setelah menjalani hari terakhir latihan bersama, Overmars datang kepada saya dan bilang jika dia ingin mengontrak Dolberg. Dia langsung menghubungi orang tua Kasper dan itu tidak berlangsung lama. Kami setuju untuk memilih mereka. Pelatihnya saat ini adalah Dennis Bergkamp,” cerita Jens Steffensen, agen Dolberg, kepada The Guardian.
Ayah Dolberg, Flemming Dolberg Rasmussen, memiliki alasan mengapa dia meminta Dolberg untuk memperkuat Ajax. Pertama, Ajax adalah kesebelasan yang baik untuk pemain muda seperti halnya Dolberg, dan kedua, dengan kultur yang tak jauh berbeda, Dolberg mampu mendapatkan teman-teman baru.
ADVERTISEMENT
Karier di luar negeri memang menjadi salah satu alasan mengapa Flemming menginginkan anaknya fokus di sepak bola. Dolberg, anak laki-laki satunya keluarga itu, memang tumbuh sebagai pribadi yang pendiam dan memilih untuk menghabiskan banyak waktunya di rumah.
“Saya adalah orang yang lebih memilih untuk diam ketimbang banyak bicara. Sebagian besar hidup saya bahkan terjadi di rumah. Oleh karena itu, mereka (orang tua Dolberg), menginginkan saya untuk belajar di negara lain,” kata Dolberg.
Dengan biaya 270 ribu euro, ia resmi ditransfer ke Ajax. Waktu-waktunya di Amsterdam pun dimulai. Bersama Bergkamp, Dolberg yang awalnya berangkat dari seorang pemain sayap, perlahan mulai menunjukkan diri sebagai penyerang menakutkan.
Tumbuh di kompetisi untuk pemain muda Belanda dan UEFA Youth League, Dolberg akhirnya memperoleh kesempatan bermain untuk tim utama pada awal musim ini. Kepergian Arkadiusz Milik ke Napoli membuatnya diberi kesempatan oleh Peter Bosz untuk menjadi penyerang utama.
ADVERTISEMENT
Menjadi salah satu pemain termuda Ajax, Dolberg tak banyak bicara. Tugas dari Bosz dia lakukan sebaik-baiknya. Gagal menjadi pemain utama pada pekan pertama, Dolberg tak menyerah. Memasuki pekan kedua, menghadapi Roda JC Kerkrade, Bosz memberinya tantangan dengan tampil sejak menit pertama.
Dalam laga yang juga pertandingan perdana Ajax di Amsterdam ArenA di musim 2016/17, Dolberg tampil memukau. Baru delapan menit, Dolberg sudah membawa Ajax unggul. Kendati sempat dibalas oleh Adil Auassar, Dolberg lagi-lagi mencetak gol saat laga hampir memasuki masa rehat antarbabak.
Meski gagal menutup laga dengan kemenangan. Semua tahu apa yang dilakukan Dolberg malam itu. Pujian tidak hanya diberikan kepada Bosz yang memberikan kesempatan bermain kepada Dolberg, tetapi juga Dolberg itu sendiri. Setelah pertandingan itu, sisa musim ini menjadi sejarah. Dolberg bukan lagi sorotan di lini depan Ajax, tetapi juga menjadi harta karun terbesar Ajax.
ADVERTISEMENT
Total, pada musim perdananya di tim utama Ajax, pemuda berusia 19 tahun ini mencetak 16 gol dalam 29 pertandingan. Tidak jelek, bukan? Kata beberapa pihak, Dolberg adalah sosok yang unik. The Guardian menyebutnya istimewa karena “dilatih Bergkamp dan punya finishing sebaik (Marco) Van Basten”.
Penampilan apik Dolberg memantik kesebelasan kaya Eropa untuk merekrutnya. Manchester City, Manchester United, dan Liverpool, disebut sudah melakukan komunikasi serius demi mendatangkan lulusan kesebelasan lokal, GfG Voel, ini.
Tak ada yang tahu masa depan setiap orang, tak terkecuali Dolberg. Yang jelas, apiknya penampilan Dolberg sudah menjelaskan bahwa Olsen tak pernah salah.