Panpel Dianggap Lalai, PSSI Minta Maaf

3 September 2017 18:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Indonesia di Stadion Patriot Candrabhaga (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Indonesia di Stadion Patriot Candrabhaga (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Lolosnya petasan hingga masuk ke dalam tribune jadi pangkal dari meninggalnya Catur Yuliantono. Pihak panitia pelaksana pertandingan pun dikritik, sementara PSSI meminta maaf.
ADVERTISEMENT
Catur meninggal setelah mukanya terkena ledakan petasan. Kejadian nahas tersebut terjadi di Stadion Patriot Chandrabhaga, Sabtu (2/9/2017), pada saat Tim Nasional Indonesia bertanding melawan Fiji.
Petasan adalah salah satu benda yang dilarang dibawa masuk ke dalam stadion. Bahkan, dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations, petasan menjadi salah satu benda yang “diharamkan” berada di tribune bersama dengan korek api, benda-benda tajam, minuman beralkohol, dan spanduk SARA.
Wajar ketika ada petasan lolos masuk ke dalam tribune, kritik langsung diarahkan kepada panitia (panpel) pertandingan. Semestinya, dalam security check ketika penonton hendak masuk ke dalam stadion, benda itu sudah ditanggalkan.
Kendati begitu, PSSI menyebut bahwa persiapan untuk security check dan segala hal untuk pelaksanaan pertandingan lainnya sudah dilakukan sejak dua minggu sebelumnya. Mereka pun mengaku syok.
ADVERTISEMENT
“Seluruhnya area keamanan itu sudah dijalankan sejak dua pekan persiapan. Jadi, bukan hanya hari itu. Seluruhnya sudah kami lakukan, tapi yang namanya seluruhnya itu pasti ada celah untuk bisa di-improve (diperbaiki, red),” ujar Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria.
“Artinya, PSSI harus bekerja keras lagi. Kami sudah telusuri maksimal dari a-z, check list mana yang kurang. Seluruh panpel pun syok akan kejadian ini karena mereka yakin akan suksesnya penyelenggaraan.”
Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
“Kami mengadakan banyak inovasi. Official merchandising booth pertama kali kami luncurkan. Di VVIP-nya pun, di area tribun timur, banyak sekali aktivitas fans yang kami luncurkan. Semua teman-teman panitia penyelenggara pun telah mengusut itu satu per satu, dan kami melihat seluruhnya telah kami penuhi. Namun, ternyata masih ada celah untuk bisa disusupkan meriam lontar kembang api. Maka dari itu, tadi malam olah TKP sudah dilaksanakan kepolisian setempat, ditemani panitia pelaksana PSSI. Teman-teman di PSSI ini tidak ada yang bisa tidur ini.”
ADVERTISEMENT
Lewat Tisha juga, PSSI berjanji akan memperbaiki regulasi dan keamanan. Namun, kata Tisha lagi, untuk memperbaiki keamanan, PSSI tidak bisa berjalan sendiri dan tetap membutuhkan bantuan dari pihak kepolisian.
Next step: memperbaiki regulasi. Ini bukan cuma di ranah PSSI, tapi juga ranah masyarakat umum. Peraturan sepak bola menyebutkan tidak boleh dibawa masuk, tapi pengamanan di luar tidak bisa PSSI sendiri yang handle. Kami juga harus kerja sama dengan keamanan setempat. Artinya, kami harus hand-on-hand gandeng tangan dengan kepolisian untuk bisa mencegah kejadian ini karena dari kami saja tidak cukup,” kata Tisha.