Sergio Ramos adalah Enigma

24 April 2017 13:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kartu merah untuk Ramos. (Foto: Sergio Perez/Reuters)
Sergio Ramos adalah enigma. Di satu sisi, dia bisa menjadi pahlawan Real Madrid. Di lain sisi, dia justru tak menolong timnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Percayalah, jika sedang keren-kerennya, Ramos layak mendapatkan aplaus. Dia sudah berubah dari seorang pemain muda gondrong dengan tampang menjengkelkan menjadi kapten yang bisa diandalkan. Entah sudah berapa kali gol Ramos menyelamatkan Madrid atau memberikan kemenangan.
Ramos berubah dari bakat muda Andalusia yang (kadang) tak segan-segan mengumbar keberingasan menjadi salah satu pemain senior yang paling dipandang di Madrid. Dengan tato di sekujur tubuh dan brewok di wajah, Ramos memang tampak (layak) lebih disegani ketimbang saat muda dulu.
Masalahnya, kadang kita tidak tahu mana yang akan muncul: Ramos yang dapat diandalkan itu atau Ramos dari masa lalu yang kerap (ke)lepas(an) kendali.
Ada beberapa momen di mana Ramos juga pernah melakukan kesalahan di lini belakang, tetapi kemudian membayarnya dengan gol di menit-menit akhir. Momen ini terekam dengan jelas pada duel di Lerkendal, Trondheim, ketika Madrid mengalahkan Sevilla —mantan klub Ramos— 3-2 di Piala Super Eropa.
ADVERTISEMENT
Pada laga melawan Barcelona, Senin (24/4/2017) dini hari WIB, di mana Madrid kalah 2-3, Ramos sebenarnya tidak tampil buruk. Akurasi operannya nyaris sempurna (mencapai 90%), hanya tiga kali dia salah oper. Ia juga cukup rajin melakukan clearance (4 kali) dari area pertahanan Madrid dan sempat melepaskan satu shot —yang mengawali terjadinya gol Casemiro— meski membentur tiang gawang.
Namun, di saat pertandingan berjalan dengan ketat, Ramos justru tidak bisa membantu timnya. Pada menit ke-77, dengan serba tergesa-gesa, ia menerjang ke arah Lionel Messi yang sedang menggiring bola. Ramos menyorongkan kedua kakinya ke jalur lari Messi sehigga, kendati sempat menghindar, bintang asal Argentina itu terjatuh.
ADVERTISEMENT
Wasit Alejandro Hernandez tak punya pilihan selain memberi Ramos kartu merah.
Ramos dan kartu merah di El Clasico bukanlah pemandangan langka. Dari 34 penampilannya di duel klasik tersebut, Ramos sudah lima kali mendapatkan kartu merah.
“Kartu merah itu berlebihan. Saya tidak berniat menyakiti siapapun. Menurut saya, seharusnya itu kartu kuning. Memang, tekel saya terlambat, tapi tidak ada kontak sama sekali,” ujar Ramos seperti dilansir Goal.
Lain halnya dengan Gerard Pique. Rekan Ramos di Tim Nasional Spanyol —tetapi lawan kalau di level klub dan di Twitter— itu menilai bahwa Ramos memang layak diberikan kartu merah.
“Dia menekel Messi dengan kedua kakinya. Semua jelas. Dia mengangkat kakinya dan tidak mengincar bola,” kata Pique.
ADVERTISEMENT
Perseteruan kedua pemain ini terlihat ketika Ramos berjalan meninggalkan lapangan. Seraya memajang muka kesal, ia menunjuk-nunjuk Pique, yang sedang berada di pinggir lapangan, seolah-olah berkata, “Ayo, kalau mau bicara, sekarang saja! Ayo!”
Sepertinya, kita belum akan berhenti melihat perseteruan kedua pemain ini.