Buang Standar Kecantikan Lewat Film Pendek 'Cantik itu Baik'

Konten dari Pengguna
4 Desember 2021 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roswita Hijriyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
cr: youtube Teladan Cinema
zoom-in-whitePerbesar
cr: youtube Teladan Cinema
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Membaca koran dan minum kopi merupakan kegiatan yang paling umum dilakukan oleh seseorang di pagi hari. Berbeda dengan saya, bangun tidur masih berbalut selimut langsung mencari-cari film pendek di youtube. Setelah menyusuri youtube selamat beberapa menit, saya menemukan film pendek berjudul 'Cantik itu Baik' dengan balutan warna earth tone untuk thumbnailnya, membuat film pendek itu menarik di mata saya. Dirilis tahun 2021 dalam channel youtube Teladan Cinema dan disutradarai oleh Vijei Al'fajr.
ADVERTISEMENT
Kisah ini diawali dengan aksi penjambretan yang mengorbankan perempuan, Sarah. Namun aksi tersebut gagal karena datangnya seorang laki-laki yang membantu Sarah. Daud merasakan getaran cinta kala itu, begitu pula dengan Sarah yang sudah merasakan hal yang sama sebelum pertemuan mereka. Cerita terus berlanjut, Sarah merasa dirinya tidak cukup cantik dan putih untuk memenuhi kriteria perempuan idaman Daud. Sarah bertanya tentang produk skincare kepada salah satu temannya, namun hasilnya muka Sarah malah memburuk sampai ia merasa perlu untuk menggunakan cadar, karena merasa tidak percaya diri. Temannya, Maul sengaja memberi rekomendasi skincare yang tidak bagus, karena ia juga menyukai Daud. Untuk memaksimalkan aksi jahatnya, Maul yang saat itu berkunjung ke rumah Sarah memotret bukti tentang sarah menyukai Daud, Maul menyebarluaskan muka Sarah tanpa make up dan cadar beserta bukti itu ke media sosial. Sungguh perbuatan yang jahat.
ADVERTISEMENT
Tidak menjauh, Daud malah semakin mendekati Sarah. Semua bukti yang dibeberkan di media sosial tidak mempan untuk menggoyahkan hati Daud yang sudah jatuh cinta pada Sarah. Daud memberanikan dan memantapkan dirinya untuk mengunjungi orang tua Sarah dan memita izin untuk mengajak Sarah ta'aruf. Sarah membuka cadarnya, menerima ajakan terebut, saat itu pula Daud semakin terkesima oleh Sarah.
Setelah menonton film pendek ini, membuat saya teringat akan standar kecantikan yang terus tercipta dalam masyarakat. Adanya stigma mengerikan bahwa perempuan cantik adalah perempuan yang putih, tinggi, muka bersih, dan lain sebagainya. Sangat ironi karena banyak pandangan mengerikan tentang harapan orang-orang bahwa cantik itu begini, dan tidak cantik itu begitu.
Semakin digali, semakin menyeramkan tentang bagaimana standar kecantikan yang ekstrim itu hidup di dunia ini. Menimbulkan tekanan, menganggu kesehatan mental, serta memicu diskriminiasi adalah poin-poin negatif yang bisa tercipta akibat adanya standar kecantikan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya tidak ada standar kecantikan khusus yang dalam diri manusia. Dalam pandangan saya, semua standar yang terbentuk oleh masyarakat hanya akan membuat lelah jika kita terus mengikutinya. Mengapa? Karena bagi semua orang yang tau akan standar tersebut dan merasa ke-trigger akan terus menerus merasa tidak cukup, selalu mencoba segala cara demi menyesuaikan standar yang ada di masyarakat. Perempuan itu cantik dengan dirinya, dengan apa yang ada padanya dan bagaimanapun dia.