Hari Kartini, Eksistensi Perempuan dalam Humas Pemerintahan

Wahidatur Rosyidah
Sebagai Pranata Humas pada Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur.
Konten dari Pengguna
20 April 2021 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wahidatur Rosyidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sebagai seorang GPR Perempuan harus siap bertugas di mana pun dan kapan pun (Foto Dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Sebagai seorang GPR Perempuan harus siap bertugas di mana pun dan kapan pun (Foto Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kartini sendiri dalam sejarahnya tertarik pada topik emansipasi perempuan. Kartini ingin memajukan perempuan pribumi setelah melihat kemajuan berpikir para perempuan Eropa.
Semangat Kartini mampu memacu perempuan-perempuan Indonesia terus berkarya. Kini berbagai posisi strategis pun telah ditempati perempuan-perempuan hebat di Indonesia.
Hal ini pernah diprediksi John Naisbitt dan Patricia Aburdune dalam buku Megatrends 2000 yang diterbitkan pada tahun 1982 bahwa perempuan akan mengambil semua peran dalam berbagai lini kehidupan. Nampaknya, prediksi tersebut mulai menjadi nyata termasuk di Indonesia.
Globalisasi memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemajuan di bidang telekomunikasi, elektronika, dan bioteknologi.
Kemajuan tersebut berdampak pada keterlibatan perempuan di berbagai sektor ekonomi, politik, dan bidang sosial lainnya.
Menyoal tentang perempuan bukanlah identik dengan sesuatu yang rentan dan lemah. Saat ini peran perempuan sudah sangat diperhitungkan. Kesetaraan gender (Gender equality) di Indonesia mendapatkan ruang dan kesempatan yang luas.
ADVERTISEMENT
Sebut saja Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati yang meraih penghargaan Menteri Keuangan Terbaik di Asia Timur dan Pasifik 2020. Menkeu tersebut meraih penghargaan sebagai Finance Minister of the Year for East Asia Pacific tahun 2020 dari majalah Global Markets.
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi, pernah mendapatkan Order of Merit (Grand Officer), bintang jasa tertinggi kedua di Norwegia, diberikan oleh Raja Norwegia, Desember 2011.
Retno orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tinggi tersebut. Belum lama ini, Retno juga mendapatkan penghargaan tertinggi dari pemerintah Afghanistan yakni Bintang Kehormatan Malalai.
Selain itu, juga ada Khofifah Indar Parawansa menjadi gubernur perempuan pertama di Jawa Timur.
Tak hanya menempati tokoh-tokoh nasional, perempuan Indonesia mampu berkarya di pemerintahan termasuk sebagai pranata hubungan masyarakat (humas). Di mana ia harus bekerja dengan baik untuk dapat menyampaikan pesan dan informasi dari pejabat publik atau terkait kebijakan yang diambil pemerintah kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Bagi seorang GPR, tugas bisa datang untuk meliput kegiatan dengan berbagai situasi dan kondisi. Ada kalanya tugas pada situasi dan kondisi yang mendukung untuk dapat mencari data dan menggali informasi dengan baik. Seperti saat mengikuti audiensi, sidang paripurna, atau acara seremonial, peresmian.
Tak hanya itu, seringkali tugas datang secara mendadak. Terlebih jika terjadi hal-hal yang tidak diprediksi sebelumnya. Seperti terjadi bencana banjir, longsor, gempa bumi, dan sebagainya. Pada situasi yang genting seperti itu pun, seorang GPR tetap dituntut untuk mampu menyajikan informasi yang akurat dan faktual, mengambil sisi humanis dari setiap kejadian yang diliput.
ADVERTISEMENT
Demi mendapatkan data dan informasi yang valid dalam situasi kebencanaan atau darurat, seorang GPR harus berjibaku dengan medan atau lokus yang berat. Seperti lokasi terpencil, di pulau-pulau kecil, dan jalan-jalan yang berkelok, jalan yang tidak bisa diakses kendaraan bermotor. Selain itu, kadang kala harus menerjang hujan, banjir, genangan, lumpur, dan bahkan harus berlari-lari tanpa mengenal waktu. Ditambah lagi dikejar deadline untuk pengiriman siaran pers.
Karenanya, liburan bagi seorang GPR menjadi sesuatu yang berharga. Sebab hampir setiap waktu tugas akan terus berdatangan. Selain bertugas di lapangan, ia juga memiliki kewajiban untuk melaksanakan kewajibannya sebagai aparat sipil negara (ASN) yang memang tak lepas dengan urusan administrasi di kantor.
Namun di sisi lain, seorang perempuan yang berprofesi sebagai GPR tetap memiliki tugas dan kodratnya sebagai wanita. Ia juga harus mampu berperan sebagai istri bagi suaminya dan ibu dari anak-anaknya. Tentu bukan perkara yang mudah untuk dapat menyeimbangkan semuanya.
ADVERTISEMENT
Ia harus pandai membagi waktu dan porsi yang tepat kapan harus menjalankan peran-perannya. Ia dituntut untuk multitasking dalam waktu yang bersamaan.
Kapan ia harus berdiskusi dengan suaminya tentang kehidupan berkeluarga dan berumah tangga, kapan ia harus menjadi ibu yang memperhatikan kebutuhan anak-anaknya, serta kapan harus berdedikasi untuk pekerjaannya.
Tidak jarang ia harus tetap profesional bekerja, sementara di sisi lain anak-anak harus mendapatkan perhatian dan pengawasan. Dengan adanya kemajuan teknologi digital, semua tugas dan peran perempuan sebagai GPR dapat dilakukan dengan mudah.
Komunikasi menggunakan gadget menjadi sesuatu yang penting untuk menjembatani berbagai kepentingan yang ada di setiap peran berbeda dari seorang GPR perempuan.
Akan sulit dibayangkan bagi banyak orang, tetapi keterlibatan Tuhan membuat semua bisa dijalankan dengan baik. Begitu juga dengan bantuan orang-orang yang berada di circle terdekat.
ADVERTISEMENT
Tidak dipungkiri jika ia memerlukan bantuan dari orang-orang terdekat di sekelilingnya untuk memastikan bahwa semua dalam keadaan baik-baik saja. Tetapi yang paling penting adalah ia merupakan pemegang kontrol utama atas semua peran yang diembannya.
Secara tidak langsung, GPR perempuan merupakan sosok yang hebat. Ia banyak sekali ditempa dengan berbagai hal yang memerlukan fokus dan konsentrasi tinggi. Pada akhirnya tanpa disadari, ia memiliki pengetahuan dan kemampuan manajerial yang terbangun dalam dirinya.
Tanpa sedikitpun mengecilkan hati bahkan dengan bangga, perempuan yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk keluarganya merupakan keputusan yang mulia dan agung. Ia juga memegang peranan penting untuk kehidupan dalam keluarganya.
Maka seyogyanya semua dilakukan dengan sebaik-baiknya. Karena semua hal akan mengajarkan bagaimana menjadi pribadi yang baik yang bermanfaat bagi keluarga dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk semua perempuan Indonesia baik yang mendedikasikan dirinya untuk keluarga dan yang juga bekerja secara profesional, Selamat Hari Kartini.
Berjuang untuk kebaikan keluarga dan berdiri untuk profesionalitas tidak akan menjadi sia-sia. Semua akan memberikan nilai dan energi positif bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat. Jalani dengan ikhlas dan tetap semangat, semua akan indah pada waktunya.
Penulis : Wahidatur Rosyidah, S.S
Jabatan : Calon Pranata Humas Ahli Pertama Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur