Mereduksi Praktik Destructive Fishing dengan Cara yang Produktif

Roy Salinding
Pengawas Perikanan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan, Penikmat Alam, Penulis
Konten dari Pengguna
17 September 2020 9:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roy Salinding tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses Penjemuran Rumput Laut di Kampung Yariari, Rumberpon Kabupaten Teluk Wondama
zoom-in-whitePerbesar
Proses Penjemuran Rumput Laut di Kampung Yariari, Rumberpon Kabupaten Teluk Wondama
ADVERTISEMENT
Destructive fishing atau penangkapan ikan dengan cara yang merusak merupakan permasalahan yang masih sering terjadi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara yang merusak antara lain menggunakan bahan peledak, bius, strum dan atau dengan bangunan yang merusak ekosistem perairan.
ADVERTISEMENT
Sumber pendapatan masyarakat yang terbatas sedangkan permintaan terhadap hasil perikanan semakin meningkat serta keinginan untuk memperoleh hasil maksimal dengan modal yang seminimal mungkin, menjadi penyebab masih berlangsungnya tindakan destructive fishing. Khusus di negara berkembang seperti Indonesia, kondisi ini tidak dapat dihindarkan dan menjadi permasalahan yang tidak kunjung terselesaikan. Satu sisi bahwa tindakan destructive fishing menimbulkan kerusakan yang dampaknya dapat terasa hingga ratusan tahun, namun di lain sisi pelaku destructive fishing umumnya dilakukan oleh nelayan yang secara ekonomi berada pada taraf miskin, sehingga sepertinya sangat tidak adil.
Berbeda dengan usaha budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA) atau keramba jaring tancap, usaha budidaya rumput laut lebih minim limbah karena tidak menggunakan pakan atau obat kimia. Oleh karena itu, usaha budidaya ikan di daerah pesisir dan pulau kecil lebih minim resiko terjadinya pencemaran perairan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, salah satu program Menteri Kelautan dan Perikanan saat ini yang mengedepankan kegiatan budidaya perikanan merupakan hal yang patut didukung dan dilaksanakan karena selain mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesinambungan pendapatan masyarakat pembudidaya, juga dengan adanya usaha budidaya di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil dapat mencegah masyarakat untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan cara yang merusak lingkungan.
Sebagaimana diutarakan oleh Yohanis Yoweni, salah satu warga Kampung Yariari, Distrik (kecamatan) Rumberpon, Kabupaten Teluk Wondama yang mengakui bahwa dia adalah mantan pelaku pengebom ikan. Dia menjelaskan bahwa sejak adanya budidaya rumput laut dikampungnya, masyarakat disibukkan dengan kegiatan budidaya rumput laut, selain sebagai pembudidaya rumput laut, masyarakat juga sebagai karyawan dari perusahaan mitra budidaya rumput laut.
ADVERTISEMENT
Dengan usaha budidaya rumput laut, maka masyarakat di kampung Yariari secara tidak langsung menjaga kondisi perairannya agar tetap lestari untuk kelangsungan hidup rumput laut yang mereka budidayakan. Bila kegiatan budidaya rumput laut ini dapat dikembangkan di pulau-pulau kecil, niscaya kerusakan lingkungan akibat penggunaan bahan peledak dan bius dapat diminimalisir.
Tentu saja, ini tidak mudah. Kegiatan budidaya rumput laut juga terkait dengan pemasaran hasil. Dengan jarak yang jauh dari pelabuhan, maka biaya pendistribusian hasil juga memiliki porsi besar. Pemerintah perlu mendorong dan memajukan usaha budidaya rumput laut agar masyarakatnya dapat memiliki pendapatan yang tetap sehingga tidak melakukan penangkapan ikan degan cara yang merusak. Dengan demikian, tekanan terhadap lingkungan dapat direduksi sehingga kelestarian ekosistem juga dapat terjaga. Bentuk dorongan dari pemerintah bisa dalam bentuk bantuan sarana budidaya, pemasaran serta pendampingan.
ADVERTISEMENT
Salah satu kendala dalam usaha budidaya rumput laut adalah perlunya modal yang besar untuk memulainya. Salah satunya adalah yang ketersediaan tali yang terbatas, ketersediaan tenaga pendamping, ketersediaan bibit unggul dan ketersediaan informasi serta data lokasi budidaya yang tepat. . Selain itu, pemilihan lokasi yang sesuai untuk penempatan lokasi budidaya rumput laut yang perlu dilakukan oleh secara menyeluruh, untuk mengurangi resiko kegagalan.
Namun, usaha budidaya rumput laut bukan berarti sama sekali tidak menimbulkan permasalahan. Budidaya rumput laut membutuhkan ruang perairan yang luas sehingga dapat mengganggu alur pelayaran, meningkatnya sampah akibat penggunaan tali rafia, serta daerah penangkapan ikan yang semakin berkurang.