Lisa Dul, Ayo Menulis!

Rahman Tanjung
Widyaiswara Ahli Madya BKPSDM Kabupaten Karawang, Dosen STIT Rakeyan Santang Karawang
Konten dari Pengguna
16 Januari 2022 14:33 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahman Tanjung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Alhamdulillah, ide untuk menulis datang juga saat saya diminta oleh Kak Lisa dari ASN Menulis untuk menjadi Narasumber di acara IG Live Bincang Inspiratif ASN Menulis pada hari Sabtu 15 Januari 2022, dan muncullah ide dengan topik Lisa Dul ini.
ADVERTISEMENT
Sejak tulisan terakhir saya yang berjudul “Pelatihan ESQ, Vanessa Angel, dan Mobil Mogok” terbit di kumparan pada 4 November 2021, sampai dengan saat ini saya belum menulis lagi. Rasanya kangen juga untuk menulis lagi.
Tangkapan Layar IG Live Bincang Inspiratif ASN Menulis 15 Januari 2022 (Dok. Pribadi)
"Lisa Dul" di sini bukan menceritakan tentang sepasang kekasih yang Namanya Lisa dan Dul, tidak juga menceritakan tentang Lisa Blackpink atau Kak Lisa Noviana dari ASN Menulis yang menyukai artis Dul Jaelani.
"Lisa Dul" yang dalam tulisan ini merupakan tagline yang saya sampaikan saat acara IG Live Bincang Inspiratif ASN Menulis.

Serba Pertama dalam Menulis

Sebelum saya jelaskan tentang judul tulisan saya ini, saya akan berbagi tentang pengalaman menulis pertama saya.
Sejak SMP saya sudah mulai menulis, hanya saja tulisan tersebut hanya sebatas puisi dan cerita-cerita sederhana yang mungkin tidak sesuai dengan kaidah penulisan yang ada serta tidak pernah dipublikasikan di manapun.
ADVERTISEMENT
Pertama kali saya menulis bukanlah artikel popular, tetapi dalam bentuk jurnal ilmiah. Jurnal tersebut saya tulis bersama dengan beberapa rekan Dosen dengan judul Manajemen Pelayanan Prima Dalam Meningkatkan Kepuasan Mahasiswa Terhadap Layanan Pembelajaran (Studi Kasus di STIT Rakeyan Santang Karawang) yang diterbitkan April 2019.
Sampai dengan saat ini sudah sekitar 24 jurnal yang sudah saya tulis, baik secara kolaborasi maupun sebagai penulis tunggal.
Selanjutnya, berkat ajakan Opan, salah seorang teman kuliah di Program S3 Manajemen Pendidikan Uninus Bandung untuk menulis buku bersama atau dikenal dengan Book Chapter, dimana dalam buku tersebut setiap penulis menulis satu bab dengan pokok bahasan yang berbeda.
Book Chapter yang pertama saya tulis adalah “Kepemimpinan & Perilaku Organisasi (Konsep dan Perkembangan)” pada April 2020 yang diterbitkan oleh Penerbit Widina.
ADVERTISEMENT
Menulis buku ternyata cukup menarik dan membuat saya terus belajar dari teman, mengikuti beberapa webinar penulisan buku dan bergabung di komunitas penulis buku.
Dengan menulis buku, selain menambah ilmu pengetahuan karena kita dituntut untuk membaca, belajar dan mencari referensi sebagai rujukan penulisan, juga menjadi suatu kewajiban dalam pengumpulan angka kredit, baik dalam tugas saya sebagai Widyaiswara maupun Dosen.
Dengan sedikit pengalaman dalam menulis buku, saya pun memberanikan diri untuk ikut dalam program uji kompetensi dan sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai penulis Buku Non Fiksi.
Alhamdulillah pada Oktober 2021 saya berhasil memperoleh sertifikat kompetensi dalam penulisan Buku Non Fiksi dari BNSP.
Sertifikasi Kompetensi Penulis Buku Non-Fiksi BNSP (Dok. Pribadi)
Kemudian, saat membaca beberapa artikel di salah satu media online, saya tertarik untuk mempelajarinya. Berbekal dari membaca beberapa artikel di media online tersebut, pada Februari 2021 saya mencoba untuk menulis satu artikel yang berkaitan langsung dengan tugas sebagai Widyaiswara, yaitu: “Masa Pandemi Covid-19, Latsar CPNS Tahun 2021 Menerapkan Pola Blended Learning”.
ADVERTISEMENT
Agar bisa menulis artikel popular dengan baik dan benar, saya mengikuti pelatihan menulis yang diadakan oleh ASN Menulis dan bergabung di komunitas tersebut. Pikiran saya mulai terbuka dan keinginan untuk menulis artikel sangat kuat sejak mengikuti pelatihan tersebut.
Bimbingan dari Coach Fathur yang merupakan ASN dari BNN yang sudah memiliki banyak pengalaman serta artikel di beberapa media online ternama sekaligus sebagai pengajar di ASN Menulis sangat dirasakan manfaatnya dan memotivasi saya untuk terus menulis.
Ide tulisan pertama saya di kumparan.com yang juga menjadi tugas dalam kelas ASN Menulis, terinspirasi saat mendengar penjual Tahu Bulat yang lewat di depan rumah, sehingga saya mencoba membuat artikel dengan judul: “Dari Tahu Kotak ke Tahu Bulat: Perubahan Itu Pasti Ada
ADVERTISEMENT
Coach Fathur meyakinkan setiap kami bahwa setiap orang pada dasarnya bisa menulis, hanya bergantung pada kesungguhan dan kemauannya saja.
Selain Coach Fathur, Coach Iqbal Aji Daryono pun merupakan penulis yang juga menginspirasi saya. Melalui tulisan-tulisannya yang simpel dan memiliki makna mendalam, dapat menjadi suatu pelajaran berharga bagi saya. Terlebih lagi saya pernah mengikuti pelatihan menulis artikel popular yang diselenggarakan oleh BPSDM Provinsi Jawa Barat dengan Coach Iqbal sebagai Narasumbernya.

Tulis Saja Dulu (Lisa Dul)

Dari beberapa pengalaman, baik dalam mengikuti pelatihan menulis maupun saat mempraktikannya dalam membuat suatu tulisan. Saya menemukan suatu kalimat yang sampai dengan saat ini saya jadikan tagline pribadi dalam menulis, yaitu: Tulis Saja Dulu atau jika disingkat menjadi Lisa Dul.
ADVERTISEMENT
Kalimat tersebut selain untuk memotivasi saya sendiri dalam menulis, saya harapkan dapat juga memotivasi semua yang membaca tulisan saya ini, karena pada dasarnya setiap orang bisa membuat artikel popular.
Terkadang kita suka menulis keluh kesah atau berbagi cerita yang cukup panjang sebagai status di media sosial yang kita miliki, seperti di FB, IG atau lainnya. Mungkin juga kita pernah menulis curhatan kita dalam sebuah buku Diary. Tulisan-tulisan tersebut menurut saya akan lebih bermanfaat lagi jika dijadikan sebuah artikel popular di media sosial.
Maka ketika ada beberapa orang, termasuk saat menjadi Narasumber di acara IG Live Bincang Inspiratif ASN Menulis yang menanyakan tentang bagaimana tips agar bisa menulis artikel popular di media online, saya hanya bisa menjawabnya dengan tagline saya tersebut, yaitu Tulis Saja Dulu.
ADVERTISEMENT
Ketika tiba-tiba terlintas dalam pikiran tentang suatu hal atau suatu topik atau bahkan kalimat yang menarik untuk dijadikan judul tulisan, maka janganlah ragu untuk mulai menulis, tulis saja dulu.
Meskipun kita hanya bisa menulis sebanyak satu paragraf atau hanya kalimat judul saja, tuliskanlah. Bisa di Handphone anda, Laptop, atau selembar kertas. Yang terpenting jangan biarkan ide tersebut hilang dan kita melupakannya.
Saat nanti kita ada waktu untuk meneruskannya, kita dapat merangkai lagi kalimat untuk menyusun sebuah artikel. Tulis saja dulu sampai anda merasa tulisan itu sudah selesai anda buat, jangan pikirkan salah atau tidak, menarik atau tidak.
Dalam menulis kita mengenal adanya swa sunting, di mana kita bisa menyunting atau mengedit sendiri tulisan yang telah kita buat, dan dengan pembiasaan serta pengalaman, akan meningkatkan kualitas tulisan kita.
ADVERTISEMENT
Imam Al-Ghazali, salah seorang ulama besar pernah mengatakan suatu kalimat yang luar biasa, "Kalau kau bukan anak raja, dan kau bukan anak seorang ulama besar, maka jadilah penulis”. Melalui tulisan orang akan mengenal kita, melalui tulisan juga kita dapat berbagi pengalaman yang mungkin dapat bermanfaat dan menginspirasi orang lain yang membacanya.
Maka jangan ragu, tulis saja dulu