Ganjar Pranowo-Taj Yasin Melawan Hoaks dengan Literasi

Konten dari Pengguna
9 April 2018 9:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rudi Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ganjar Pranowo-Taj Yasin Melawan Hoaks dengan Literasi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mengapa hoaks subur di masyarakat? Salah satunya adalah soal minimnya akses atas berbagai literatur bacaan dan informasi. Dengan demikian, salah satu cara memerangi hoaks adalah meningkatkan kemampuan daya kritis masyarakat dengan memberikan akses sebanyak-banyaknya mereka atas bahan bacaan yang mencerdaskan.
ADVERTISEMENT
Keyakinan atas argumen ini juga dirasakan dan dibenarkan oleh pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin. Mereka juga merasakan bahwa persoalan suburnya hoaks di masyarakat dapat dibentengi dengan mencerdaskan masyarakat, mendorong minat baca yang tinggi dan merangsang mereka untuk menjadi pribadi-pribadi yang kritis,
Apa yang akan dilakukan oleh mereka? Pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin meyakini bahwa kata kunci dari melawan suburnya hoaks adalah meningkatkan tempat-tempat bacaan yakni perpustakaan. Pasangan ini meyakini bahwa perpustakaan adalah salah satu kunci penting untuk menumbuhkan daya nalar dan kritis masyarakat.
Tak tanggung-tanggung, demi tujuan mulia ini, pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin merencanakan untuk membangun perpustakaan di tiap desa di Jawa Tengah. Program – pembangunan perpustakaan di tiap desa – adalah bagian dari ikhtiar untuk merangsang minat baca masyarakat. Taj Yasin, pasangan dari Ganjar Pranowo meyakini sungguh bahwa bila masyarakat terus dalam keadaan rendah minat baca, sangat mungkin untuk dipermainkan oleh beredarnya berita-berita hoaks. Mereka tak memiliki benteng kritis untuk memilah dan memilih informasi yang benar.
ADVERTISEMENT
Dalam konsepnya, perpustakaan-perpustakaan (di tiap desa) itu akan dibangun di sekitar lingkungan sekolah atau pondok pesantren atau juga lembaga keagamaan lainnya. Buku-buku di perpustakaan itu juga tidak akan bebas begitu saja. Pasangan ini menghendaki bahwa koleksi buku di perpustakaan tersebut akan disaring dan diseleksi oleh para ulama dan santri. Hal itu dilakukan guna menghindari beredarnya literatur-literatur yang berpaham ekstrem. Perpustakaan ini diharapkan menjadi tempat baca.
Perpustakaan tersebut juga harus berisi koleksi bacaan yang beragam dan luas. Taj Yasin menginginkan juga buku-buku yang menumbuhkan rasa nasionalisme di dalam masyarakat. Selain itu, konsep perpustakaan desa yang dicanangkan oleh pasangan ini juga diharapkan dapat menjadi tempat yang menyenangkan bagi masyarakat.
Dengan lingkungan yang menyenangkan, masyarakat dapat terangsang untuk datang dan menikmati buku-buku bacaan yang disediakan oleh perpustakaan. Kita berharap ikhtiar mulia dari pasangan Ganjar Pranowo dapat terealisir dengan baik sehingga akan memungkinkan pemberdayaan atau peningkatan ‘melek’ baca masyarakat di tiap-tiap desa. Ikhtiar ini dapat dikatakan sebagai upaya membangun peradaban besar dari desa-desa.
ADVERTISEMENT