Konsisten Beramal Bersama Komunitas Kebaikan

Akbar Mia
ASN Kemenpora yang juga seorang adventurir. Menyukai kegiatan luar ruang, hiking, beladiri dan olahraga, terutama Aikido, jogging dan memanah. Alumnus program pascasarjana UI konsentrasi Kajian Stratejik Pengembangan Kepemimpinan
Konten dari Pengguna
11 Juni 2021 20:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Mia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Amal (kebaikan) yang paling dicintai Allah adalah yang kontinu meskipun sedikit." (HR Muslim)
ADVERTISEMENT
Gunung yang besar terdiri atas batu-batu kecil
Ada sebuah kisah yang menarik menjelang perang Tabuk. Rasulullah SAW menyuruh para sahabatnya untuk berinfaq di jalan Allah. Lalu Umar bin Khattab RA menyerahkan hartanya kepada Rasulullah. Ketika ditanya Rasulullah, adakah yang ia tinggalkan untuk keluarga beliau, beliau menjawab bahwa beliau meninggalkan setengah hartanya untuk keluarganya.
Kemudian datanglah Abu Bakar RA menyerahkan hartanya kepada Rasulullah SAW. Jawaban Abu Bakar RA ketika ditanya hal yang sama, sungguh mencengangkan. Beliau menjawab, “Saya tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.” Umar RA kemudian berkata, “Saya tidak akan pernah dapat mengalahkan Abu Bakar.”
Kadangkala keinginan kita untuk beramal sebanyak-banyaknya, kalah oleh kebimbangan kita untuk memulainya. Kita punya keinginan untuk membangun pesantren gratis untuk para penghafal Al Qur’an, membangun masjid, membangun rumah sakit dan lain-lain. Kita ingin rutin membaca Al Qur’an minimal satu juz sehari, menghafal Al Qur’an, membaca buku secara rutin, berolahraga secara berkala dan seterusnya. Namun semua keinginan tersebut kadang terhenti hanya karena kita merasa takut untuk memulai, takut karena kita khawatir tidak bisa konsisten, atau takut karena besarnya hal yang harus dilakukan.
ADVERTISEMENT
Seringkali kita melupakan, bahwa gunung pun sebetulnya hanya terdiri atas batu-batu kecil, gedung megah terdiri atas bata-bata yang tersusun, buku tebal berjilid-jilid terdiri atas lembaran-lembaran kertas, perjalanan ribuan mil harus dimulai dengan satu langkah pertama. Untuk dapat melakukan amal yang besar, terkadang kita harus memulai dari yang kecil dan sederhana. Untuk dapat berolahraga, kita harus menepis rasa malas dan mulai bergerak. Setelah memulai, selanjutnya kita harus berusaha untuk terus berolahraga secara berkala agar timbul kebiasaan berolahraga secara rutin. Untuk membangun masjid, kita juga bisa bersedekah melalui berbagai lembaga atau masjid yang sedang melaksanakanMo pembangunan, apabila kita belum mampu membangun masjid seorang diri. Untuk konsisten mengaji minimal satu juz sehari, kadang kita harus memulai dengan berlatih mengaji sedikit demi sedikit, meskipun tidak selalu harus melalui tahapan seperti ini.
Ilustrasi orang sedang mengaji (Foto: unsplash.com)
Membentuk kebiasaan
ADVERTISEMENT
Diantara kita mungkin pernah mendengar mitos bahwa habit akan terbentuk setelah pengulangan selama 21 hari atau 21 kali secara rutin. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa untuk menciptakan habit ternyata diperlukan waktu yang bervariasi tergantung tingkat kompleksitas/kesulitan perilaku yang diinginkan (penelitian Phillippa Lally dari University College London yang dipublikasikan dalam European Journal of Social Psychology)
Meskipun waktu pengulangan yang diperlukan untuk membentuk suatu kebiasaan adalah berbeda-beda, namun kita tentu sepakat bahwa untuk membentuk menjadi suatu kebiasaan, aktifitas tersebut harus secara rutin diulang. Tentunya, untuk menjadikan aktifitas tersebut rutin dilakukan, harus melalui tahap pertama kali melakukan, there’s always a first time for everything. Maka untuk kita, kita harus bersiap untuk memantapkan hati saat melangkah pertama kali. Bisa jadi sesuatu itu tidak mudah untuk dilakukan, namun kita tidak akah pernah mencapai apapun apabila tidak pernah melangkah.
ADVERTISEMENT
Langkah pertama selalu menjadi yang terberat, namun dengan memotivasi diri akan kebaikan yang dapat dicapai, maka kita akan memiliki energi lebih untuk bergerak dan melangkah. Bagi sebagian kita, bahkan mengambil keputusan untuk melakukan suatu perbuatan baik, sudah merupakah pertarungan sendiri didalam dirinya. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Asy Syams ayat 8, “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” Tarik menarik antara kebaikan dan keburukan akan senantiasa ada dalam diri setiap orang. Dalam bentuk yang sederhana, tarik menarik ini muncul dalam keseharian seperti pilihan antara santai dan berdiam diri ataukah akan bangun dan melakukan kegiatan berguna seperti membaca buku, berolahraga, melihat berita, dan lain-lain.
Disinilah perlunya kita memotivasi diri untuk mengambil keputusan dan langkah pertama tersebut, diantaranya dengan membayangkan balasan dari Allah atas perbuatan baik tersebut, atau manfaat yang didapat dengan perbuatan baik yang dilakukan seperti berolahraga, menimba ilmu, membaca buku atau bahkan sekadar beristirahat saat tubuh membutuhkannya.
ADVERTISEMENT
Perlunya komunitas
Sudah menjadi tabiat dasar manusia akan mengalami kelelahan. Abu Darda, salah seorang sahabat Rasulullah menyifati hal ini dengan istilah “iman itu bertambah dan berkurang.” Kadangkala ketika awal memulai sesuatu perbuatan baik, kita sedang dalam kondisi yang sangat bersemangat, namun kemudian semangat ini luntur atau menurun. Istilah berikut mungkin bisa sedikit mewakili: “serigala akan memangsa domba yang sendirian.”
Dikarenakan memang kondisi keimanan yang bisa naik dan turun, maka selaiknya dalam melakukan kebaikan, kita tidaklah senantiasa sendirian. Kita perlu bergabung dengan orang-orang atau komunitas yang dapat mendukung kita untuk terus melakukan kebaikan, seperti komunitas olahraga, komunitas sedekah dan komunitas mengaji.
Logo Komunitas One Day One Juz dan ODOJ Star (Dok. pribadi)
Komunitas One Day One Juz, atau Sehari Satu Juz merupakan salah satu diantara komunitas kebaikan tersebut. Bermula dari satu kelompok berisikan teman-teman dekat pada tahun 2013, hingga diresmikan pada 4 Mei 2014 dengan kegiatan “Grand Launching One Day One Juz,” hingga kini jumlah anggotanya telah melewati jumlah 126 ribu orang yang tersebar tidak hanya di Indonesia, melainkan sampai ke mancanegara juga.
ADVERTISEMENT
Bagi mereka yang sudah merasa mantap untuk kontinu mengaji satu juz sehari, komunitas ini bisa menjadi sarana untuk menjaga semangat dan nuansa untuk terus mengaji. Namun bagi mereka yang merasa masih memerlukan dorongan untuk mengambil langkah pertama, menyusun batu-batu kecil dalam rangka membangun gunung amal ibadah bernama konsistensi dalam mengaji, maka komunitas ini menawarkan program ODOJ Star, alias Setiap Hari Tilawah Al Qur’an. Program ODOJ Star diluncurkan untuk memudahkan para peserta yang ingin memulai kontinuitas mengaji sedikit demi sedikit. Dengan jumlah target tilawah harian hanya satu sampai lima ayat, diharapkan peserta dapat lebih mudah membangun kebiasaan tilawah harian yang kemudian dapat meningkat menjadi setengah juz per hari hingga satu juz per hari.
ADVERTISEMENT
Kehadiran komunitas-komunitas kebaikan semacam ini semakin memudahkan kita untuk melangkahkan kaki menjalani jalan kebaikan dan konsisten didalamnya. Didukung kehadiran perkembangan teknologi yang terus membawa berbagai kemudahan, semakin memudahkan pula bagi kita yang ingin konsisten dalam kebaikan. Tak ada lagi alasan untuk terus menunda melakukan kebaikan. Kekhawatiran tidak bisa mengaji satu juz sehari, bukan lagi alasan untuk tidak mengaji sama sekali.
Keputusan akhir berada ditangan kita, akankah kita memutuskan untuk mengambil langkah tersebut, atau hanya berdiam diri berpangku tangan saja, ataukah justru mengambil langkah ke arah yang berlawanan. Hanya kita yang bisa menjawab hal tersebut. Yang pasti, keputusan yang kita ambil, akan memiliki dampak pada kehidupan kita selanjutnya. The choice is yours. Choose wisely.
ADVERTISEMENT
Allahu a’lam
Tautan:
1. Laman Komunitas One Day One Juz: https://onedayonejuz.org/
2. Pendaftaran anggota: https://onedayonejuz.org/daftar