Museum Olahraga: Menapaki Jejak Langkah Para Pejuang

Akbar Mia
ASN Kemenpora yang juga seorang adventurir. Menyukai kegiatan luar ruang, hiking, beladiri dan olahraga, terutama Aikido, jogging dan memanah. Alumnus program pascasarjana UI konsentrasi Kajian Stratejik Pengembangan Kepemimpinan
Konten dari Pengguna
21 Mei 2021 17:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Mia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mungkin banyak di antara kita atau anak-anak yang sudah tidak lagi mengenai nama Ardy B. Wiranata, Mia Audina, Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani, ataupun Icuk Sugiarto. Meskipun tidak lagi banyak yang mengenali nama-nama mereka, namun sejarah tetap mencatat prestasi harum yang telah mereka torehkan di pentas olahraga tingkat dunia.
ADVERTISEMENT
Ardy B. Wiranata berhasil meraih medali perak cabang bulutangkis nomor tunggal putra pada olimpiade tahun 1992 dari Barcelona, Spanyol. Mia Audina mempersembahkan medali perak cabang olahraga bulutangkis nomor tunggal putri pada olimpiade tahun 1996 di Atlanta. Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani merupakan trio pemanah putri Indonesia yang berhasil mempersembahkan medali perak pertama dari cabang olahraga panahan di ajang bergengsi olimpiade ketika dilangsungkan di Seoul tahun 1988. Pada olimpiade di tahun yang sama pula, Icuk Sugiarto mempersembahkan medali perak dari cabang olahraga bulutangkis nomor tunggal putra.
Icuk Sugiarto ketika memenangi kompetisi (Foto: Dok. Icuk Sugiarto)
Nama-nama besar yang telah menorehkan sejarah tersebut bisa jadi tidak lagi dikenal oleh kalangan muda Indonesia. Namun perjuangan mereka mengharumkan nama bangsa tidak akan pernah bisa dipungkiri.
ADVERTISEMENT
Presiden pertama Republik Indonesia pertama menyatakan, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.” Sungguh sangat disayangkan banyak rakyat Indonesia, terutama generasi mudanya yang tidak lagi mengenali para pahlawan olahraganya. Banyak pula yang menyangka gelar pahlawan hanya disematkan pada orang-orang yang berjuang secara fisik, mengangkat senjata melawan kaum penjajah. Padahal gelar pahlawan bisa disematkan secara luas, bagi mereka yang menunjukkan sifat kepahlawanan, yaitu keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban dan kekesatriaan, sebagaimana yang disebutkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam artian ini, para atlet kita tanpa diragukan lagi, telah menunjukkan jiwa kepahlawanan dalam diri mereka. Namun demikian, kiprah para pejuang ini sudah mulai terlupakan, terutama olah generasi muda kita. Apabila terus di biarkan, bukan tidak mungkin jasa para pahlawan olahraga ini lambat laun akan terlupakan selamanya.
ADVERTISEMENT
Ada ujar-ujar yang menyatakan bahwa sejarah cenderung akan berulang. Tentunya kita berharap sejarah pencapaian prestasi para atlet kita juga akan berulang suatu hari. Kita berharap suatu saat nanti, para atlet kita kembali menorehkan tinta emas dalam sejarah dunia olahraga, dengan kembali mempersembahkan medali demi medali dalam berbagai ajang kejuaraan olahraga dunia. Perlu diingat juga, bahwa hanya ada dua cara sang saka merah putih bisa berkibar di luar negeri, yaitu ketika menyambut kedatangan pemimpin Indonesia, atau ketika atlet Indonesia berhasil menjuarai suatu kompetisi olahraga.
Museum Olahraga Nasional di TMII (Foto: Dok. pribadi)
Di sinilah Museum Olahraga Nasional dapat berperan. Jejak langkah para pejuang olahraga tersimpan rapi di sana. Lengkap dengan berbagai narasi dan informasi pendukung yang diperlukan. Mulai dari berbagai jenis olahraga rekreasi, pendidikan hingga olahraga prestasi, semuanya tersedia. Mulai dari memorabilia peninggalan para atlet pejuang, hingga perangkat dan perlengkapan berbagai cabang olahraga tidak hanya dari seluruh nusantara, namun juga dari berbagai penjuru dunia. Semua menunggu untuk dieksplorasi.
ADVERTISEMENT
Menanamkan jiwa dan kecintaan pada dunia olahraga perlu dimulai sejak dari kecil. Secara pribadi, olahraga diperlukan bagi tubuh kita semua untuk menjaga kesehatan dan kebugaran, terlebih di tengah gaya hidup kebanyakan orang yang kurang sehat seperti sekarang. Secara khusus, kecintaan pada olahraga diperlukan agar Indonesia bisa memiliki lebih banyak calon atlet berpotensi yang kelak akan mengharumkan nama negara di kancah kompetisi antar negara. Semakin banyak penduduk Indonesia yang berolahraga, maka makin banyak pula olahragawan yang berpotensi dikembangkan menjadi atlet nasional Indonesia.
Pelaut yang ulung tidak lahir dari lautan yang tenang, begitupun atlet yang andal tidak muncul tiba-tiba. Perlu ada proses pelatihan, pendidikan dan pembinaan yang terstruktur dalam membentuk atlet yang andal. Berolahraga tidak hanya baik untuk raga, namun juga untuk jiwa. Dengan berolahraga, didapat jiwa yang tenang, fokus dan pantang menyerah. Tidak hanya bagi para atlet, bagi masyarakat mumpuni, olahraga memiliki dampak yang sangat baik. Tubuh yang kuat dan sehat, jiwa yang tenang dan tidak mudah dilanda stress.
Medali perak yang diraih tiga srikandi panahan Indonesia pada Asian Games Hiroshima 1994 (Foto: Ummi Alifah, kurator Museum Olahraga Nasional)
Museum olahraga dapat menjadi salah satu sarana awal dalam menumbuhkan jiwa dan kecintaan pada olahraga sejak kecil. Selain menjadi sarana mengisi waktu yang baik bersama keluarga, mengunjungi museum olahraga dapat mengenalkan dunia olahraga sejak dini pada anak-anak. Dengan mengenal atlet-atlet dan perlengkapan olahraga, diharapkan dapat tumbuh minat yang besar untuk terus berolahraga di kalangan anak-anak muda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya menyehatkan jiwa dan raga, berolahraga dengan rutin pun memiliki dampak yang baik bagi pendidikan anak bangsa. Tidak mudah stress, lebih fokus, memiliki stamina yang lebih baik, merupakan segelintir manfaat yang didapat. Belum lagi kemungkinan untuk memasuki dunia pendidikan yang diinginkan, melalui jalur prestasi, bagi mereka yang memilih untuk menekuni dunia olahraga dengan lebih serius. Baik dalam bentuk penerimaan di sekolah-sekolah favorit atau yang diinginkan, maupun berupa beasiswa-beasiswa bagi para atlet berprestasi. Semuanya mungkin dapat diraih, dengan memulai langkah kecil, memasuki dunia ajaib para olahragawan, di mana semua hal dapat terjadi.
Ayo ke museum olahraga...
Salam olahraga!
Jakarta, 21 Mei 2021.
Setelah Hari Kebangkitan Nasional, menuju kebangkitan olahraga Indonesia.
ADVERTISEMENT
Persiapan menjelang Hari Olahraga Nasional 9 September 2021