Kredibilitas, Mengapa Perlu Dimiliki Oleh Kaum Pendidik?

Ruslin HMS
Instruktur KKG Dikbudpora Kab. Bima
Konten dari Pengguna
24 September 2020 20:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ruslin HMS tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi bangsa Indonesia, sosok Bapak Anies Baswedan merupakan salah satu tokoh yang berjasa dalam perkembangan dunia pendidikan dewasa ini. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ide dan gagasan beliau memberi warna baru bagi dunia pendidikan di negara kita. Selain peformanya yang smart, berkarakter, tangguh dan teruji, Beliau adalah tokoh pionir yang melahirkan kebijakan-kebijakan yang luar biasa bagi transformasi pendidikan di Indonesia. Konsistensi dan kepeduliannya dalam membangun dunia pendidikan sudah dapat kita rasakan bersama. Hal ini tentu akan menjadi sebuah catatan yang bernilai sejarah bagi peradaban bangsa Indonesia atas buah pikiran dan kerja keras yang beliau torehkan.
ADVERTISEMENT
Sebagai kaum pendidik penting bagi kita untuk meneladani seorang tokoh pendidikan, tidak terkecuali Beliau. Sebagai seorang tokoh, Anies Baswedan memiliki kredibilitas yang sudah diakui dunia dan patut dijadikan sebagai panutan. Lantas pertanyaanya, “Mengapa seorang pendidik perlu meneladani tokoh pendidikan yang memiliki kredibilitas? Bagaimana pula seorang tokoh tersebut membangun kredibilitasnya sehingga dapat dijadikan sebagai tokoh yang diidolakan?
Ketokohan seseorang dipengaruhi oleh perkataan, sikap/tindakan, kedalaman ilmu serta track record lainnya yang ia miliki. Atribut-atribut tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir individu yang mengidolakannya. Sebagai seorang pendidik, kita tentu menginginkan perbaikan mindset, action dan attitude yang mengarahkan kita ke hal-hal yang lebih baik. Untuk mendapatkan kecakapan tersebut tak melulu kita dapatkan dari buku atau pendidkkan formal. Kita juga perlu mendapatkan langsung dari ketokohan seseorang yang kita anggap memiliki kredibilitas. Menjadi individu yang ingin berkembang tentu harus banyak mengambil hikmah dan ilmu yang dimiliki seorang tokoh. Pendewasaan berpikir tidak hanya terbentuk dari pengalaman atas permasalahan yang kita hadapi, tetapi juga dapat diperoleh dari ibrah dan pelajaran pada pengalaman seorang tokoh.
ADVERTISEMENT
Dalam proses perjalanan seseorang yang kemudian dikenal sebagai sebagai tokoh tentu tidaklah instan. Ada banyak kisah dan perjalanan panjang yang melibatkan banyak permasalahan yang ia lalui. Pengalaman-pengalaman itu tentu dapat dilihat, didengar dan dirasakan manfaatnya oleh khalayak ramai. Kebijaksanaan dalam bermaklumat, ketekunan dalam mengkaji dan mendalami berbagai bidang ilmu,berdampak pada keluasan wawasan yang dimilikinya. Peforma yang baik dalam balutan etika yang meneduhkan akan menjadi hal positif yang membentuk opini baik yang ditujukan padanya. Ketokohannya lambat laun akan mulai terbentuk dari riwayat-riwayat baik yang ia torehkan. Kebaikan dan kebermanfaatan setiap apa yang dimaklumatkannya dapat menjadi sebuah dasar kebijakan bagi terciptanya sebuah regulasi pada sebuah bangsa.
Bagaimanakah bentuk kredibilitas yang akan dibangun oleh seorang pendidik? Kredibilitas seseorang pada umum akan terbentuk secara alamiah. Berusaha belajar, menggali potensi diri, bergerak dan menggerakkan melakukan praktik-praktik baik yang kemudian disebarluaskan ke khalayak umum adalah bentuk nyata yang akan membentuk kredibiltas seorang guru. Dalam praktiknya seorang guru perlu memiliki rasa empati, kepedulian, manajemen emosi dan manajerial yang baik. Sebagai seorang pendidik tentu kita sudah banyak merasakan permasalahan pembelajaran di kelas. Dari rasa empati akan memunculkan refleksi diri dari kesalahan-kesalahan yang terjadi. Ide dan Inisiasi akan muncul dari keresahan yang kemudian akan menjadi sebuah praktik baik bagi perbaikan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
ADVERTISEMENT
Paradigma peran guru dewasa ini sudah seharusnya beralih, bagaimana seorang guru akan menjadi pemimpin pembelajaran bagi siswa di kelasnya. Guru perlu memiliki ide dan inisiasi yang mampu menjadi penggerak bagi guru lainnya pada komunitasnya. Untuk dapat memengaruhi pengikut yang dipimpimnya, guru penggerak harus memiliki kredibilitas yang baik.
Ariestoteles menyebut kredibilitas sebagai “good moral character” dan Quintillianus menyebut kredibilitas sebagai “a good man speaks well"