Cyberbullying, Menjadi Sukses atau Terpuruk?

Rusti Dian
Mass and Digital Communication Student, Faculty of Social and Political Science Atma Jaya Yogyakarta University
Konten dari Pengguna
28 April 2018 8:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rusti Dian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cyberbullying (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cyberbullying (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Pernahkah kalian mengalami cyberbullying? Atau justru kalian pelakunya? Lebih baik sudahi saja semuanya. Baik pelaku maupun korban pasti akan mengalami tekanan. Memang yang dialami keduanya akan berbeda. Tapi ingat, pepatah mengatakan bahwa apa yang kamu tanam adalah yang akan kamu tuai. Pepatah tersebut akan berlaku di segala hal.
Cyberbullying, Menjadi Sukses atau Terpuruk? (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto : https://cdn.diabetesdaily.com/
ADVERTISEMENT
Biasanya pelaku cyberbullying adalah atas dasar sirik. Tidak hanya itu, terkadang karena adanya kesempatan, mereka menjadi lebih leluasa untuk menjatuhkan lawan. Cara yang diambil pun mudah yaitu memakinya, menyebarkan aib, bahkan menghalangi jalan "si lawan".
Di zaman modern seperti ini, cara menjatuhkan lawan seperti di atas sangatlah mudah. Kebebasan orang dalam menggunakan media sosial memang tidak dapat dipungkiri lagi.
Media seolah-olah menjadi ladang bagi mereka untuk menebar kebencian. Faktanya, brainwash akan lebih mudah dilakukan lewat media sosia,l karena orang lain tidak akan peduli dengan apa yang kita lakukan, melainkan apa yang mereka baca atau dengar.
Cyberbullying, Menjadi Sukses atau Terpuruk? (2)
zoom-in-whitePerbesar
Foto : https://static1.squarespace.com/static/types-of-cyberbullying.jpg
Peristiwa yang sering dilakukan oleh para pelaku cyberbullying adalah menyindir. Sebenarnya sindiran termasuk dalam ungkapan majas ironi yang diungkapkan secara halus.
ADVERTISEMENT
Namun, kebanyakan orang justru mengungkapkannya dengan cara yang cenderung menyerang. Hal inilah yang menyebabkan korban cyberbullying biasanya tertekan.
Gosip, ucapan miring, ujaran kebencian, bahkan judges yang sebenarnya tidak penting untuk kita tanggapi. Mereka akan merasa senang ketika kita terpuruk. Dan mereka akan merasa menang ketika kita benar-benar jatuh. Cara yang demikian tidak menunjukkan karakter orang sukses.
Orang sukses bukanlah mereka yang menang ketika lawan sedang terjatuh. Yang sibuk mengkritisi sesuatu yang tidak penting. Yang menggunakan cara berpikir tanpa logika untuk menanggapi keberhasilan seseorang.
Orang sukses adalah mereka yang tak perlu banyak menanggapi hal-hal tidak penting. Karena orang sukses sibuk mempersiapkan masa depan cerah dan membuktikan kualitas diri.
Menurut hasil wawancara, korban akan merasa tertekan. Ia merasa apapun yang dilakukan selalu salah, terutama di mata para penyerang. Sekalipun hal yang dilakukan adalah positif, bahkan bisa dibilang berprestasi. Mereka akan menggunakan berbagai cara untuk menjadikan kelebihan kita menjadi sebuah kelemahan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan ungkapan salah satu pelaku cyberbullying, mereka melakukan hal tersebut bukan semata-mata karena ingin menjatuhkan saja. Mereka pun ingin membuat semua orang membenci kita.
Tak tanggung-tanggung, berbagai cara mereka lakukan termasuk menyebarkan berita yang tidak benar adanya. Ini jelas sangat merugikan. Bahkan dapat menghalangi kita untuk melangkah lebih maju lagi.
Cyberbullying, Menjadi Sukses atau Terpuruk? (3)
zoom-in-whitePerbesar
Foto : http://www.hrt.hr/media/
Lalu, apa yang harus kita lakukan agar mereka tidak melakukan cyberbullying lagi?
Tabahkan hati dan bangkitlah. Jangan terlalu lama diam dalam keterpurukan. Hal itu justru akan menghambat kita untuk membuktikan siapa diri kita yang sebenarnya. Angkatlah tamengmu dan tebarkan aura positif.
Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Mungkin mereka akan senang melihatmu tersiksa sekarang. Namun, mereka tidak tahu bahwa sebenarnya kita sedang membangun "benteng pertahanan". Ingatlah bahwa untuk menjadi kokoh perlu fondasi yang kuat.
ADVERTISEMENT
Dalam hidup memang tidak semua orang menyukai kita. Tapi juga tidak semua orang membenci kita. Jadi, bertemanlah dengan orang-orang yang memotivasi, senantiasa memberikan kritik dan saran yang membangun, dan pernah mengalami peristiwa yang serupa. Mengapa demikian? Karena kalian nantinya akan saling menguatkan, bukan malah saling menjatuhkan.
Semua kembali lagi ke diri kita masing-masing. Apakah kita akan sibuk membalas ucapan miring di luar? Atau malah kita sibuk membenahi diri dan membuktikan bahwa kita tidak seperti berita miring yang disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab?
Penulis : Rustiningsih Dian Puspitasari