Sejenak Merenungkan Hari Kebangkitan Nasional

Rusti Dian
Mass and Digital Communication Student, Faculty of Social and Political Science Atma Jaya Yogyakarta University
Konten dari Pengguna
21 Mei 2018 7:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rusti Dian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Hari dimana rakyat Indonesia pada abad ke-20 mulai memiliki kesadaran sebagai masyarakat Indonesia yang harus bersatu. Sampai sekarang, Hari Kebangkitan Nasional masih menjadi hari yang dinantikan oleh masyarakat. Mengingat dari latar belakang peristiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
https://cdn.pixabay.com/photo/2014/04/02/10/14/patriotic-303173_960_720.pnghttps://cdn.pixabay.com/photo/2014/04/02/10/14/patriotic-303173_960_720.png
Melihat pada realita Indonesia di masa sekarang. Banyak sekali konflik yang terjadi mengatasnamakan perbedaan untuk menghancurkan persatuan dan kesatuan yang sudah dibangun sejak awal dengan penuh perjuangan. Dengan mudahnya segala sesuatu berbau radikal dapat diakses lewat media sosial. Tak hanya itu, generasi muda yang lebih sering mengikuti kegiatan demo. Mereka ikut menggebu-gebu dalam menyampaikan aspirasi, tetapi banyak dari mereka yang berbicara tanpa ilmu.
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah. Perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Kutipan dari Ir. Soekarno ini memang dapat kita rasakan dampaknya sekarang. Banyaknya konflik yang terjadi di dalam negeri membuat kita harus berjuang untuk melawannya. Sekalipun mereka adalah bagian dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Pernyataan itu benar karena banyak musuh dalam selimut seperti teror.”kata Yusya saat diwawancarai. “Benar yang dikatakan Pramoedya Ananta Toer, negara ini terbelah menjadi dua. Saat ini pun juga.”
Radikalisme, terorisme, dan banyak sikap-sikap lain yang tidak mencerminkan bangsa Indonesia. Justru itulah musuh yang harus kita lawan. Generasi muda memang harus dibekali lebih dalam tentang jiwa-jiwa nasionalisme dan patriotisme, agar mereka dapat mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang sudah tercatat dalam Pancasila dan UUD 1945.
Lalu, bagaimana seharusnya kita sebagai generasi penerus bangsa menyikapi Kebangkitan Nasional di masa sekarang?Lalu, bagaimana seharusnya kita sebagai generasi penerus bangsa menyikapi Kebangkitan Nasional di masa sekarang?
“Kita tahu mana yang baik dan mana yang tidak. Banyaklah membaca, tinggalkan trend negatif masa kini. Didiklah penguasa dengan pemberontakan dan didiklah rakyat dengan organisasi.”jelas Yusya.
ADVERTISEMENT
Mendidik dengan pemberontakan di sini adalah dengan “Deposuit potentes de sede et exaltavat humiles”. Dia direndahkan mereka yang berkuasa dan naikkan mereka yang terhina.”
Lain halnya yang diungkapkan oleh Galang, salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi universitas ternama di Yogyakarta. “Kita harus memperkuat persatuan dan kesatuan antar warga negaranya. Tidak peduli akan suku, agama, ras, dan lain-lain. Kita harus mulai menumbuhkan kesadaran akan rasa nasionalisme agar kita semua bisa berkembang menjadi generasi penerus bangsa yang maju dan membentuk masa depan negara yang baik.”
Penulis : Rustiningsih Dian Puspitasari