Kanya mengempaskan punggung ke kursi dengan wajah kesal saat mereka tiba di kafe Eagle and Sun di depan sekolah mereka.
“Kupikir dia sudah mampus. Huh. Mana sekarang tiap hari aku harus lihat muka dia,” katanya kesal. “Kenapa sih dia harus masuk kelasku? Bikin bete aja.”
“Kedatangannya kaya kuntilanak di siang bolong. Aku juga nggak pernah dengar kabar tentangnya. Kupikir juga sudah mampus,” imbuh Golda. “Dia ngapain aja di kelas?”
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814