“Reyfan, apa maksud semua ini? Kita bahkan belum merumuskan konsep inaugurasi. Panitia inti saja belum dibentuk.” Suara Dena terdengar tergesa-gesa karena emosi. Duri hanya tersenyum tipis lalu mendekati Dena dengan langkah mantap. Mereka berhadap-hadapan, sangat dekat. Dena bisa mencium bau kopi bercampur karbol dari pakaian Duri. Kanya sempat akan maju karena berang melihat sikap Duri yang lancang namun Layla mencegahnya.
“Asal kamu tahu saja. Reyfan mengundangku untuk makan malam di sini. Dia tidak menyebut soal rapat. Jangan khawatir. Aku sama sekali tidak tertarik. Hanya buang-buang waktu saja. Aku harus bekerja, kecuali kalau kalian bisa membayarku.
“Berani-beraninya….”
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814