Biscu membuka mata dan melihat bidadari yang sedang mengupas apel. Gerakannya anggun dan menawan seolah setiap gerakan diperhitungkan iramanya. Bidadari itu berwarna biru laut dengan sayap tipis berwarna embun. Wajahnya berpendar padahal tak ada cahaya yang menyinarinya. Kedipan matanya sangat pelan seperti kuas yang menyapu udara, memercikkan warna cokelat biskuit sampai betul-betul berubah menjadi biskuit yang melayang tepat ke mulutnya.
“Kamu mau?”
Tiba-tiba bayangan itu tertutup wajah Loga yang terlihat kesal. Belum sempat Biscu menjawab Loga sudah melahapnya dengan garang. Dia menjadi sangat kesal setelah melihat berita di televisi.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814