Loga berangkat ke sarang sore berikutnya. Biscu menyuruhnya datang karena Jancuk Stalker akan rapat. Dia naik ojek online dan berhenti di minimarket dekat sarang. Dia butuh minuman vitamin C dosis tinggi dan roti kopi kesukaannya. Sebenarnya dia bisa membelinya di toko Mbah Atin, pemilik ruang bawah tanah sarang mereka. Hanya saja Loga tidak suka dengan tatapan Mbah Atin yang sepertinya selalu takjub dengan bentuk fisik Loga yang tinggi dan gelap. Dia bahkan pernah berkata: jangan pernah berdiri di kegelapan, orang-orang akan mengira kamu genderuwo. Mbah Atin mengatakannya dengan sungguh-sungguh. Dia tidak bermaksud menggoda Loga. Biscu tertawa terbahak-bahak saat Mbah Atin mengatakannya tetapi Loga sama sekali tidak tertawa.
Dia berjalan dengan langkah yang panjang setelah keluar dari minimarket. Bayangan tubuhnya delapan puluh persen didominasi kaki. Saat hendak membelok dia melihat Layla turun dari mobil sedan hitam. Loga berhenti, mengawasi Layla yang berbicara dengan pengemudi dari jendela mobil lalu melambai. Mobil itu putar balik lalu melaju, melewati Loga yang berada di kelokan. Cowok elegan itu, batin Loga.
“Ehm dia datang lagi,” kata seseorang dari belakangnya. Loga menoleh.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814