Early Warning System untuk menghindari Potensi Kebangkrutan UKM dengan Analisis Z-score

Konten dari Pengguna
21 Juni 2017 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sabaruddin Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akuntan merupakan Early Warning System bagi UKM tidak lagi hanya sebagai gatekeeper (benteng terakhir) UKM karena tidak ada satu pun UKM yang terhindar dari potensi kebangkrutan. Tidak ada bisnis yang bisa berjaya selamanya. Kombinasi dari melemahnya prospek industri ke depan digabungkan dengan mismanagement dapat berakibat fatal bagi suatu UKM. Potensi kebangkrutan akan semakin menguat manakala ekonomi berada di ambang resesi. Melemahnya daya beli masyarakat akan menguji kokohnya suatu perusahaaan.
ADVERTISEMENT
Faktor - faktor Penyebab Potensi Kebangkrutan menurut Jauch dan Glueck dalam Adnan (2000:139) pada UKM adalah :
1.Faktor Umum
a. Sektor ekonomi
Faktor-faktor penyebab kebangkrutan dari sektor ekonomi adalah gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang dan jasa, kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing serta neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri.
b. Sektor sosial
Faktor sosial sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan cenderung pada perubahan gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa ataupun cara UKM berhubungan dengan karyawan. Faktor sosial yang lain yaitu kerusuhan atau kekacauan yang terjadi di masyarakat.
c. Teknologi
ADVERTISEMENT
Penggunaan teknologi informasi juga menyebabkan biaya yang ditanggung UKM membengkak terutama untuk pemeliharaan dan implementasi. Pembengkakan terjadi, jika penggunaan teknologi informasi tersebut kurang terencana oleh pihak manajemen, sistemnya tidak terpadu dan para manajer pengguna kurang profesional.
d. Sektor pemerintah
Pengaruh dari sektor pemerintah berasal dari kebijakan pemerintah terhadap pencabutansubsidi pada UKM dan industri, pengenaan tarif ekspor dan impor barang berubah, kebijakan undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga kerja dan lain-lain.
2.Faktor Eksternal UKM
a. Faktor pelanggan / konsumen
UKM harus bisa mengidentifikasi sifat konsumen, karena berguna untuk menghindari kehilangan konsumen, juga untuk menciptakan peluang untuk menemukan konsumen baru dan menghindari menurunnya hasil penjualan dan mencegah konsumen berpaling ke pesaing.
ADVERTISEMENT
b. Faktor kreditur
Kekuatannya terletak pada pemberian pinjaman dan mendapatkan jangka waktu pengembalian hutang yang tergantung kepercayaan kreditur terhadap kelikuiditasan suatu UKM.
c. Faktor pesaing
Faktor ini merupakan hal yang harus diperhatikan karena menyangkut perbedaan pemberian pelayanan kepada konsumen, UKM juga jangan melupakan pesaingnya karena jika produk pesaingnya lebih diterima oleh masyarakat UKM tersebut akan kehilangan konsumen dan mengurangi pendapatan yang diterima.
3. Faktor Internal UKM
Faktor-faktor yang menyebabkan kebangkrutan secara internal menurut Harnanto dalam Adnan (2000:140) sebagai berikut :
a. Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah sehingga akan menyebabkan adanya penunggakan dalam pembayaran sampai akhirnya tidak dapat membayar.
b. Manajemen tidak efisien yang disebabkan karena kurang adanya kemampuan, pengalaman, ketrampilan, sikap inisiatif dari manajemen.
ADVERTISEMENT
c. Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan dimana sering dilakukan oleh karyawan, bahkan manajer puncak sekalipun sangat merugikan apalagi yang berhubungan dengan keuangan UKM.
Analisa Z-Score Altman
Pada tahun 1968, Edward. I Altman memberikan formula yang berfungsi untuk memprediksi potensi kebangkrutan suatu UKM. Altman mempergunakan angka-angka di dalam laporan keuangan dan merepresentasikannya dalam suatu angka, yaitu Z-Score yang dapat menjadi acuan untuk menentukan apakah suatu UKM berpotensi untuk bangkrut atau tidak. Output tunggal ini juga dapat membantu memecahkan kebuntuan apabila dicoba untuk menganalisis berbagai rasio yang terkadang penafsirannya saling bertentangan.
Altman mengenalkan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara UKM yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Z-Score Altman ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Z-Score = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0,999X5
Keterangan:
X1 = Modal kerja terhadap total harta (Working Capital to Total Assets).
X2 = Laba yang ditahan terhadap total harta (Retained Earnings to Total Assets).
X3 = Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total harta (Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets).
X4 = Nilai pasar sendiri terhadap nilai buku dari hutang (Market Value Equity to Book Value of Total Debt).
X5 = Penjualan terhadap total harta (Sales to Total Assets)
Intrepretasi Nilai Z-Score
Apabila perhitungan metode Z-Score telah dilakukan dengan serangkaian rasio-rasio keungan yang dimasukkan dalam suatu persamaan diskriminan maka akan menghasilkan suatu angka atau skor tertentu. Angka ini memiliki memiliki penjelasan atau interprestasi tertentu.
ADVERTISEMENT
Dalam model tersebut UKM yang mempunyai skor Z > 2,99 diklasifikasikan sebagai UKM sehat, sedangkan UKM yang mempunyai skor Z < 1,81 diklasifikasikan sebagai UKM potensial bangkrut. Selanjutnya skor 1,81 sampai 2,99 diklasifikasikan sebagai UKM pada grey area atau daerah kelabu (Muslich, 2000:60).
Manfaat Metode Z-score
1. Dengan mengetahui nilai z UKM dengan metode diskriminan kebangkrutan Altman maka UKM dapat mengetahui tingkat kesehatan keuangan UKMnya. Selain itu jika nilai z UKM termasuk dalam kategori bangkrut atau kritis (rawan), maka UKM masih bisa memperbaiki kesehatan keuangan UKM dengan segera. Sehingga dengan mengetahui nilai z ini maka kondisi keuangan UKM akan semakin kuat dan dapat diantisipasi sedini mungkin (early warning system) sebelum kinerja dan kesehatan keuangan UKM dipengaruhi oleh beberapa indikator- indikator kegagalan keuangan UKM kemudian akhirnya dinyatakan bangkrut. Sehingga pihak manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan dengan cepat untuk menghindari kebangkrutan.
ADVERTISEMENT
2. Manfaat analisis z-score ini adalah karena model diskriminan kebangkrutan ini termasuk ke dalam analisis multivariate dimana variable-variabel bebas dari model diskriminan ini diambil dari neraca dan laporan laba/rugi UKM. Artinya bahwa adanya keterkaitan antara variabel- variabel dari z-score dengan analisis rasio keuangan dimana variabel – variabel rasio keuangan juga diambil dari laporan keuangan. Sehingga sama halnya dengan analisis rasio keuangan dimana nilai dari rasio keuangan dan z-score juga akan berpengaruh pada pengambilan keputusan perusahaan dalam mengatasi permasalahan-permasalahan khususnya masalah prestasi (performance) serta kesehatan keuangan perusahaan.
ADVERTISEMENT