Wortel menjilat-jilati noda sebesar lingkar cangkir di tembok.
Noda itu berwarna kecokelatan dan agak transparan, pada bagian tengahnya tampak corak lain yang berwarna lebih gelap akibat permukaan tembok yang tidak rata. Kami berspekulasi tentang asal noda itu. Aliyah berpendapat noda itu muncul karena atap yang bocor. Air yang merembes di dalam batu bata dan tertampung di sana perlahan menemukan jalur untuk mendekati tanah. Di tengah perjalanan itu mereka menemukan retakan, keluar, membuat area di sekitar retakan jadi lembab, kemudian meninggalkan bekas di sekitarnya. Saat Aliyah menjelaskan teorinya yang keren itu, Randu terpejam sambil memijat-mijat pangkal hidungnya, hal yang biasa ia lakukan saat sedang berpikir keras, lalu pelan-pelan mendekati tembok.
Ia merogoh saku kemudian melakukan sesuatu sambil menghalangi pandangan kami dari noda yang sedang kami diskusikan. Beberapa saat kemudian ia mundur agar kami bisa melihat apa yang ia lakukan.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814