Mongrel 008: KALIA

“Ya, aku juga mimpi makan telur yang bentuknya aneh,” ujar Ufuk. “Bentuknya mengingatkanku pada pendar cahaya biru yang kita lihat saat kita bangun. Aku pikir aku terbangun sedikit lalu melihat cahaya itu dan saat aku ketiduran lagi aku memikirkan cahaya itu. Jadi, aku pikir mimpiku nggak terlalu aneh.”

Bu Isa mengabarkan makanannya sudah siap. Ia membawa mangkuk besar, menyeberangi ruang tengah, dan menaruhnya di meja makan dekat jendela yang menghadap ke luar. Kami memaksa Ufuk ikut mencatat mimpinya, untuk disamakan dengan pengalaman mimpi kami. Awalnya Ufuk menolak, tapi akhirnya ia menyerah. Ia mengeluarkan ponsel dan mulai mencatat, “Tapi aku nggak ingat semua secara detail, ya.”

Bu Isa kembali lagi membawa lauk lain. Ia mendengar sepintas obrolan kami, yang kemudian kami teruskan sambil makan. Bu Isa tampak antusias mendengarkan, sesekali ia menambahkan hal-hal yang pernah ia dengar soal mimpi. Sekalipun bukan ahli mimpi, ia pernah beberapa kali bersinggungan dengan penafsir mimpi. Ia juga menceritakan di masa lalu orang menafsir mimpi untuk menebak nomor lotre, bahkan sampai ada yang tidur di kuburan. Kami cekikikan mendengar cerita Bu Isa.