LANGKAH PUAN MAHARANI MEMBANGUN KEPRIBADIAN BUDAYA INDONESIA

Konten dari Pengguna
27 Januari 2018 9:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Saiful Hasan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
LANGKAH PUAN MAHARANI MEMBANGUN KEPRIBADIAN BUDAYA INDONESIA
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kembali pada nilai-nilai dan budaya Indonesia, adalah sebuah keharusan karena kebudayaan harus dipertahankan. Kebudayaan harus mempunyai daya tahan dari serangan pihak luar, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai dan mempertahankan kebudayaannya. Tanpa kebudayaan, Indonesia bukanlah apa-apa. Itulah yang menjadi kesadaran dan semangat Puan Maharani sehingga melahirkan konsep Indonesia Hebat, dimana salah satu poinnya adalah keharusan Indonesia berkepribadian budaya.
ADVERTISEMENT
Konsep ini menjadi penting untuk dilakukan mengingat kebudayaan kita yang mulai tergerus dengan dominasi budaya-budaya luar yang masuk secara liar. Akulturasi budaya tidak menjadi jawaban, karena kebudayaan kita-lah yang pada akhirnya kalah. Hedonisme, permisifisme, materialisme, liberalisme, kapitalisme, adalah bagian dari “monster” yang dapat merusak bangunan kebudayaan kita yang lebih menekankan pada nilai, gotong royong, toleransi, sopan-santun, dan lainnya.
Sehingga Puan Maharani merasa perlu untuk membangkitkan dan menggalakkan kembali tentang pentingnya berkepribadian budaya kita. Ada tiga hal yang menurut Puan Maharani perlu untuk dilakukan. Pertama, pembangunan karakter bangsa. Setiap bangsa mempunyai karakternya masing-masing, dan Indonesia harus kembali pada karakter yang menjadi ciri khasnya, seperti sopan-santun, ramah, murah senyum, toleransi, gotong royong, dan lain sebagainya. Paling penting dari upayan untuk membangun karakter bangsa adalah kembali pada nilai-nilai yang diperjuangkan oleh para leluhur bangsa sekian lama.
ADVERTISEMENT
Tanpa karakter yang jelas, yang dapat diinternalisasikan oleh semua rakyat Indonesia menjadi sebuah karakter bersama, sulit rasanya Indonesia akan menjadi kuat dan hebat karena akan mudah disusupi dengan sesuatu yang baru, dan dimungkinkan merusak pondasi yang telah lama dibangun.
Kedua, menguatkan daya saing sumber daya manusia (SDM). Tanpa SDM yang hebat, mustahil rasanya Indonesia akan maju karena kemajuan selalu meniscayakan peran dari orang-orang hebat (secara keilmuan maupun pengalaman). Kita cukup bangga dengan prestasi putra-putra terbaik bangsa dalam berbagai bidang, termasuk dunia sains. Tak terhitung jumlahnya prestasi sains Indonesia yang ditorehkan oleh generasi-generasi emas Indonesia. Ini membuktikan, bahwa Indonesia juga bisa bersaing di tingkat Internasional.
Tentu banyak hal yang perlu dilakukan, seperti meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas dan tuntas untuk seluruh anak Indonesia dan memberikan pelayanan pendidikan terbaik untuk anak-anak dan generasi emas Indonesia di masa yang akan datang karena perbaikan SDM melalui pendidikan adalah salah satu cara untuk menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang siap pakai, dan bisa bersaing dengan orang-orang luar.
ADVERTISEMENT
Ketiga, membangkitkan bara nasionalisme. Artinya, sikap nasionalisme rakyat Indonesia harus tetap dihidupkan. Kecintaan terhadap Indonesia harus dipupuk melalui cara-cara yang “elegan” sehingga nasionalisme menjadi nilai-nilai yang tertanam dalam diri rakyat Indonesia. Tak lekang diterpa angin badai globalisasi. Bara nasionalisme harus terus dinyalakan karena dengan itu, sumbangsih terhadap Negara akan terlihat. Nasionalisme bisa dimulai dengan cara-cara sederhana seperti kecintaan terhadap produk-produk dalam negeri, misalnya.
Itulah konsep Puan Maharani tentang bagaimana menjadikan Indonesia berkepribadian budaya. Kerja Puan Maharani, dalam banyak peristiwa, juga tidak bisa dilepaskan dari semangatnya untuk menjunjung dan mempertahankan kebudayaan Indonesia sebagai sebuah kekayaan yang tak ternilai harganya. Kita bisa melihat bagaimana Puan Maharani mencintai Batik dan Kebaya, kerjasama dan gotong royongnya tampak melalui koordinasi yang sering dilakukannya. Puan Maharani adalah pejabat yang berkualitas dan berintegritas. Jujur, ramah, dan sopan. Itulah representasi dari berkepribadian budaya dalam konteks Indonesia.
ADVERTISEMENT