Isu Resesi Tahun 2023, Ternyata Tidak Berdampak Signifikan Bagi Indonesia

sakinah setyo
mahasiswa universitas bengkulu
Konten dari Pengguna
29 November 2022 10:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari sakinah setyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
(gambar ilustrasi:canva)
Hai generasi milenial, pastinya sudah tidak asing lagi dengan berita tentang isu resesi tahun 2023, berita ini pada awalnya viral di media sosial. Saya pribadi pun mengetahui berita tentang isu resesi global tahun 2023 pada media sosial lebih tepatnya pada aplikasi youtube kanal pribadi milik Raymond Chin. Raymond Chin memberikan pendapatnya tentang isu kemungkinan terjadinya resesi pada tahun 2023 karena terdapat bukti dan keadaan yang perlahan-lahan sudah mulai terlihat. Hal ini yang menjadi alasan semakin kuat kemungkinan terjadinya resesi pada tahun 2023, sebenarnya hal apa yang menjadi latar belakang munculnya isu resesi 2023 dan bagaimana dampaknya terhadap Indonesia?
ADVERTISEMENT
Sekarang mari kita bahas lebih dalam lagi mengenai isu resesi tahun 2023, dalam kanal youtube pribadinya Raymond Chin mengatakan ada beberapa aspek atau faktor yang mendorong penyebabnya isu resesi tahun 2023 diantaranya adalah pandemi Covid-19 yang menjadi pemegang serta kunci utama munculnya isu resesi tahun 2023. Covid-19 muncul pada akhir tahun 2019 yang menyebabkan banyak masalah yang terjadi secara global serta tak terkecuali bagi Indonesia itu sendiri, terutama pada faktor perekonomian. Pertumbuhan ekonomi menurun ke titik yang cukup ekstrem sehingga terjadi fluktuatif. Disini kita semua merasakan dampaknya, slogan yang berbunyi “Orang Kaya Makin Kaya Dan Orang Miskin Jadi Miskin” benar adanya, apalagi yang terkena dampak paling signifikan dari pandemi Covid-19 ini adalah rakyat kecil.
ADVERTISEMENT
Pada bahasan makro pertumbuhan ekonomi yang didapat suatu negara diukur melalui pertimbangan pendapatan nasional riil yang didapat suatu negara. Sedangkan keadaan pertumbuhan ekonomi yang seharusnya baik dan berkembang, malah berlaku sebaliknya yakni menjadi mimpi buruk bagi seluruh penduduk yang terdampak pandemi Covid-19, karenanya pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan.
Kemudian masuk ke tahap berikutnya dari terjadinya Covid-19 yang mana perekonomian Amerika tetap menginginkan adanya perputaran uang, sehingga Amerika menciptakan uang dengan jumlah yang sangat banyak. Ini merupakan awal baru dari munculnya inflasi, mengapa kita melihat dari Amerika? Karena saat terjadinya pandemi Covid-19 hampir seluruh negara melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Amerika, namun Amerika yang paling banyak dalam menciptakan uang dan Amerika juga merupakan negara adidaya. Meskipun niat dari penciptaan uang ini adalah untuk masyarakat dan masyarakat diharapkan melakukan investasi yang akan menyebabkan perputaran uang lagi, agar perekonomian tetap berjalan seperti seharusnya. Kemudian hal ini mendorong masyarakat untuk melakukan investasi pada bisnis properti. Secara umum pengeluaran investasi berhubungan atas pengurusan sumber daya yang tersedia dalam masa sekarang guna didapat pemakaian atau manfaatnya dalam masa yang hendak tiba.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan teori Harrod-Domar pentingnya pembentukan modal (investasi) menjadi dasar untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang mantap/teguh (steady growth). Sedangkan investasi yang paling sering digunakan oleh masyarakat adalah investasi pada bisnis properti, tetapi pada tahun 2021 bisnis properti Evergrande mengalami kebangkrutan yang mana perusahaan Evergrande ini merupakan perusahaan properti terbesar di China, sedangkan China adalah salah satu pasar manufaktur terbesar di dunia, sehingga investasi pada bidang properti ini akan sangat berbahaya jika dilakukan karena akibat dari resesi 2023, padahal tadinya investasi ini memiliki resiko yang kecil.
Sebenarnya Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kemampuan bertahan dengan hebat dan juga core inflasi (inflasi yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter) serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia terbilang cukup kuat. Karena meskipun terjadinya pandemi Covid-19 pertumbuhan ekonomi di Indonesia menurun tetapi recovery atau proses penanggulangan berlangsung cukup cepat. Tetapi bukan berarti kita aman dan terkendali dalam situasi resesi tahun 2023 karena kemungkinan akan terkena dampak meskipun dalam jumlah yang relatif lebih kecil. Sehingga menabung dan menyimpan uang dengan baik, bagi saya merupakan solusi yang bisa dilakukan jika sekiranya isu resesi tahun 2023 ini terjadi, maka tabungan memiliki kemungkinan yang tinggi untuk tidak terkena dampak yang buruk.
ADVERTISEMENT
Beberapa masalah yang telah dijabarkan sesuai dengan pernyataan dari akun youtube pribadi Raymond Chin, kemudian dari berita serta surat kabar yang banyak beredar akhir-akhir ini mengenai isu resesi tahun 2023 terjadi disebabkan oleh pandemi, tetapi ternyata ancaman resesi global sudah muncul sejak awal tahun 2008 dan masih dalam proses pemulihan sampai saat ini. Sehingga benar adanya bahwa saat Covid-19 datang dan pandemi dilakukan oleh hampir seluruh dunia, yang mana Amerika pada saat itu mencetak uang besar-besaran, hal ini merupakan awal munculnya isu resesi yang semakin buruk dan diperkirakan mencapai puncaknya pada tahun 2023.
Setelah saya jelaskan beberapa masalah yang kemungkinan akan terjadi pada isu resesi tahun 2023, bagaimana dampak tingkat suku bunga dan investasi bagi dunia? Maka kesimpulan dari masalah ini adalah suku bunga akan meningkat karena terjadinya inflasi yang diakibatkan oleh pencetakan uang secara berlebihan dan inflasi yang meningkat ini akan mengakibatkan investasi turun apalagi investasi paling tinggi adalah pada bisnis properti jika investasi pada bisnis properti ini mengalami crush maka kepercayaan orang untuk berinvestasi akan mengalami penurunan yang semakin rendah, hal ini juga sangat mengkhawatirkan. Karena investasi juga penting dan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Meskipun seolah-olah isu resesi tahun 2023 ini sangat menyeramkan, Indonesia sebenarnya berada di titik yang tidak terlalu menakutkan karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa baru-baru ini bank sentral Indonesia menaikkan tingkat suku bunga, tetapi sekali lagi bukan berarti kita aman tanpa melakukan hal apapun, maka dari itu untuk menghindari kejadian ini ada baiknya masyarakat diberikan pengetahuan tentang perekonomian dan mulai untuk mengatur keuangannya dengan lebih baik, karena pastinya lebih baik mencegah dari pada mengobati.
Teringat kembali saat virus Covid-19 mulai mewabah dan banyak negara yang telah terjangkit virus Covid-19, sedangkan Indonesia belum terkena wabah Covid-19 pada masa itu, sehingga banyak sekali yang merasa Indonesia superior namun tak lama kemudian virus Covid-19 ini mulai masuk dan mewabah di Indonesia sehingga banyak masyarakat yang akhirnya panik dan tidak siap, tingginya tingkat kepanikan yang akhirnya membuat masyarakat mulai memborong bahan pokok, sehingga persediaan akan bahan pokok menjadi langka dan harganya naik contohnya adalah minyak goreng. Jadi kesimpulan yang bisa diambil adalah belajar dari kesalahan sebelumnya, meskipun ternyata isu resesi tahun 2023 tidak benar-benar terjadi, kita bisa mendapatkan pelajaran yang baru, yaitu bisa dengan baik mengatur keuangan, menabung, dan memilih investasi yang sesuai pada musimnya serta berisiko rendah, tetapi jika sebaliknya maka kita sudah siap menghadapinya tanpa tumbuh rasa kekhawatiran yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Ada sedikit fakta menarik dari kalangan remaja yakni tentang pengetahuan mereka terhadap isu resesi tahun 2023, apakah mereka mengetahui isu resesi tahun 2023 ini, dan akankah berdampak bagi diri sendiri? Maka saya melakukan survei terhadap 35 mahasiswa dari jurusan dan universitas yang berbeda, berikut hasil survei yang saya dapatkan dari 35 responden terdapat sebesar 74,3% mahasiswa yang mengetahui adanya isu resesi tahun 2023 dan sebesar 25,7% yang belum mengetahui adanya berita isu resesi tahun 2023. Tetapi begitu pertanyaan diubah menjadi bagaimana dampak bagi diri sendiri, ternyata banyak yang berpendapat bahwa berita isu resesi tahun 2023 tidak berdampak secara signifikan pada diri sendiri.
Diketahui alasan dari rata-rata responden adalah banyak dari mahasiswa yang belum bekerja sehingga pendapatan utamanya berasal dari orang tua, menurutnya yang akan merasakan dampak dari resesi tahun 2023 adalah orang tuanya. Namun opini saya pribadi adalah akan berdampak pada diri sendiri karena jika berita isu resesi tahun 2023 benar-benar terjadi pada global, maka Indonesia juga terkena dampaknya yaitu, akan terjadi PHK besar-besaran. Sehingga penghasilan keluarga tersebut akan menurun dan berdampak pula bagi anak yang pendapatan utamanya berasal dari orang tua, salah satunya adalah penurunan uang saku.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari terjadi dan tidaknya resesi tahun 2023 serta berdampak atau tidaknya bagi Indonesia, ada baiknya untuk mempelajari berita akan isu resesi tahun 2023 dan mulai belajar mengatur keuangan, karena hal ini pastinya tidak akan merugikan dan bahkan cenderung menguntungkan terutama bagi diri sendiri karena akan menjadi pribadi yang lebih berhati-hati dan lebih terstruktur.
Daftar Pustaka
Budi Sudjijono. 2008. Resesi Dunia dan Ekonomi Indonesia. Golden Terayon Press, Jakarta.
Sulistiawati, R. (2012). Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Penyerapan Tenaga Kerja Serta Kesejahteraan Masyarakat Di Provinsi Di Indonesia. Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Kewirausahaan Untan, 3(1), 10500.
Modjo, M. Ikhsan. 2020. Memetakan Jalan Penguatan Ekonomi Pasca Pandemi. The Indonesian Journal of Development Planning, 4(2), 103ˉ 116.
ADVERTISEMENT