news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

10 Tips Aman dan Nyaman Buang Hajat di Gunung

1 Agustus 2017 14:24 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Prau di Dieng (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Prau di Dieng (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Pendaki perempuan asal Jakarta, Siti Maryam (29), dilaporkan hilang di Gunung Rinjani saat izin buang hajat pada Minggu (30/7). Dia diduga jatuh ke jurang di kedalaman sekitar 100 meter.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan yang terjadi pada perempuan tersebut menjadi pelajaran berharga bagi para pendaki. Buang hajat memang merupakan salah satu kebutuhan primer. Namun jika tidak hati-hati, dapat berujung bahaya.
Berikut tips buang hajat di gunung versi kumparan (kumparan.com):
1. Tidak di jalur pendakian
Selain tidak beretika, buang hajat di jalur pendakian sangat mengganggu bagi pendaki lain. Betapa menderitanya pendaki lain jika tak sengaja menginjak sisa 'hajat' yang baru kamu buang. Baunya pun pasti membekas dan membuat mual.
Trek pendakian Gunung Sumbing. (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Trek pendakian Gunung Sumbing. (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
2. Jauhi tenda
Meski kamu kebelet di malam hari dan takut untuk bergerak jauh, jangan membuang hajat di dekat tenda. Karena bekas 'hajatmu' akan membuat seluruh penghuni tenda tak nyaman, dan nafsu makan hilang.
ADVERTISEMENT
Lebih baik minta teman menemani membuang hajat di tempat yang aman namun tidak terlalu dekat dengan tenda.
Kepadatan tenda di gunung Prau (Foto: Muhammad Abdurrasyid/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepadatan tenda di gunung Prau (Foto: Muhammad Abdurrasyid/kumparan)
3. Jauhi sumber air
Sumber air di gunung, tak ubahnya oase di tengah gurun. Air adalah sumber kehidupan bagi para pendaki dan binatang-binatang di hutan. Maka jangan merusak sumber air -- yang biasanya alirannya tidak seberapa itu-- dengan 'hajat' yang kamu buang di dekatnya.
Kalaupun kamu butuh air untuk buang hajat, lebih baik membawanya dengan botol atau jerigen dan cari tempat yang agak jauh dari sumber air untuk buang hajat.
Gunung Rinjani (Foto: rinjaninationalpark.com)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Rinjani (Foto: rinjaninationalpark.com)
4. Gunakan WC darurat jika ada
Beberapa gunung menyediakan WC darurat di pos tertentu. Namun biasanya jorok karena digunakan banyak orang dan tidak membersihkannya dengan baik. Selain itu, tak semua WC darurat menyediakan air.
ADVERTISEMENT
Berkemah di Gunung Sumbing. (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Berkemah di Gunung Sumbing. (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
5. Cari lokasi landai dan aman
Jangan buang hajat di lokasi yang agak miring, karena itu sangat berbahaya. Kamu bisa tiba-tiba terperosok tanpa sadar karena sedang fokus membuang hajat.
Lebih baik cari semak-semak yang lokasinya landai. Namun perhatikan juga jenis semak-semak tersebut. Jangan sampai kamu tertusuk duri atau ranting pohon. Hindari juga buang hajat di bawah pohon yang rapuh.
Gunung Es di Newfoundland (Foto: REUTERS/Greg Locke)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Es di Newfoundland (Foto: REUTERS/Greg Locke)
6. Hindari situs yang dihormati penduduk lokal
Percaya atau tidak, sebagai pendaki gunung, sebaiknya menghormati adat budaya setempat. Jangan buang hajat di tempat-tempat yang dihormati atau dikeramatkan oleh penduduk lokal.
7. Buat galian
Ini yang penting. Sebagai manusia, membuang hajat juga harus menggunakan etika. Buatlah galian untuk menampung 'hajatmu'. Jangan sampai 'hajatmu' membawa sial bagi pendaki lain karena tak sengaja menginjak atau melihatnya. Gunakan golok, ranting kayu, batu, atau benda apapun untuk menggali tanah.
ADVERTISEMENT
Contohlah kucing yang selalu disiplin saat buang hajat.
8. Tutup kembali lubang galian
Jangan hanya membuat lubang galian untuk menampung hajatmu, namun tidak menutupnya kembali. Sebab bekas hajat yang tidak ditutup akan tetap menimbulkan bau, dihinggapi lalat, dan merugikan pendaki lain, seperti yang disebutkan di atas.
Salah satu tenda pendaki di pos 3 Sindoro. (Foto: Muhammad Naufal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu tenda pendaki di pos 3 Sindoro. (Foto: Muhammad Naufal/kumparan)
9. Bersihkan diri dengan tisu basah dan kering
Air menjadi kebutuhan yang sangat berharga di gunung. Sebisa mungkin, air hanya digunakan untuk minum atau memasak, kecuali kamu mendapati aliran sungai atau danau.
Oleh karena itu, gunakan tisu basah untuk membersihkan hajatmu. Jika persediaan tisu keringmu masih banyak, bisa juga gunakan tisu kering setelah membersihkan diri dengan tisu basah.
Dan jangan membuang tisu sembarangan. Lebih baik satukan tisu bekas di dalam lubang galian. Jika menurutmu sampah yang kamu tinggalkan tidak mungkin terurai, lebih baik menyimpannya ke dalam plastik untuk dibawa turun ke bawah.
ADVERTISEMENT
Ingat, jadilah pendaki yang mencintai alam, jangan hanya menikmati alam.
Gunung Sindoro. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Sindoro. (Foto: Pixabay)
10. Koordinasi
Ini salah satu poin terpenting. Jangan lupa beritahukan teman jika kamu hendak buang hajat. Beritahukan juga lokasi tepatnya kamu akan membuang hajat dan bila perlu jangan terlalu jauh dari pandangannya.
Dengan jarak yang tidak terlalu jauh, temanmu akan mengetahui jika ada sesuatu yang terjadi padamu. Setidaknya suara teriakanmu akan terdengar olehnya.
Bagaimana, setuju?
Salam rimba!