Ani, Terbang dari Dubai Melepas Rindu ke Kampung Halaman

21 Juni 2017 13:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ani Hartanti, pemudik dari Dubai (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ani Hartanti, pemudik dari Dubai (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Namanya Ani Hartanti, tapi panggil saja ia dengan sebutan Ani, salah satu pemudik di Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta. Sembilan tahun yang lalu, ia bersama suami memutuskan merantau ke Negeri Jiran, meninggalkan ketiga anaknya yang waktu itu masih kecil demi secercah harapan untuk hidup yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Saya minta izin libur ke bos saya selama satu bulan. Lumayanlah. Lima hari pertama saya habiskan untuk bertemu suami di Malaysia, baru sekarang pulang ke Lampung," tuturnya kepada kumparan (kumparan.com) saat menunggu waktu check in pesawat menuju kampung halamannya di Bandar Lampung, Rabu (21/6).
Nasibnya bisa dibilang sangat mujur. Tiga tahun bekerja sebagai babysitter, atasannya memutuskan untuk memboyongnya ke Dubai, Arab Saudi. Awalnya ia ragu, meninggalkan suaminya di Negeri Jiran. Namun, dengan restu suaminya, kini dua tahun sudah ia menetap di Dubai.
Beruntung, bosnya menepati janjinya untuk memberikan hari libur yang cukup panjang setiap Idul Fitri dan terkadang juga di tahun baru. Satu minggu pertama ia habiskan untuk melepas rindu dan bercengkrama dengan sang suami yang masih bekerja di Malaysia. Sayang, suaminya belum bisa ikut pulang bersama dengannya hari ini.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah telanjur beli tiket untuk ke Indonesia waktu masih di Dubai. Tidak bisa diganti lagi, karena bos saya yang bayar. Ternyata suami belum libur, terpaksa saya pulang duluan," ucapnya dengan nada sedikit kecewa karena suaminya baru akan menyusul tepat di hari raya.
Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
Kadang rasa rindu yang begitu besar ia rasakan di tengah kesibukannya bekerja. Tak hanya kepada sang suami, sebagai seorang ibu, kerinduannya terhadap ketiga anaknya sungguh tak terdefinisikan. Namun, ia bisa apa? Selain memendam dalam-dalam perasaan itu dan berusaha tetap tegar mencari nafkah demi keluarganya, demi anak-anaknya
"Tadinya saya ragu, tapi mau bagaimana lagi. Paling tidak, anak-anak saya harus bisa menempuh pendidikan tinggi. Enggak apa-apa saya kerja keras begini juga," ujar Ani.
ADVERTISEMENT
Satu bulan yang diberikan oleh bosnya bagi Ani terasa begitu singkat bila digunakan untuk melepaskan rindu. Terkadang, rasa enggan muncul setiap kali ia harus kembali lagi ke Dubai, berkutat dengan rutinitas mencari uang.
"Tapi, kadang saya juga minta libur satu minggu di tahun baru. Itu kan biasanya bertepatan dengan libur sekolah. Jadi saya ajak anak-anak untuk jalan-jalan di Jakarta," ujar Ani sambil tersenyum kecil.
Ia mengaku masih enggan mengajak ketiga anaknya mengunjungi Malaysia atau Dubai, tempatnya bekerja. Bukannya tidak mau, ia takut terlalu jauh justru menganggu belajar anak-anaknya.
"Biarlah mereka sekolah dulu yang benar. Nanti kalau sudah lulus, bolehlah kita ajak ke Malaysia atau Dubai," katanya dengan logat melayu yang kental.
ADVERTISEMENT
Berbicara masa depan, Ani tidak ingin terpisah terlalu lama dengan anak-anaknya. Ia selalu bermimpi, suatu hari nanti keluarganya akan berkumpul utuh di satu tempat yang aman dan damai, bercengkrama seperti keluarga lainnya.
"Ah, tapi itu nanti. Sekarang kita kumpulkan dulu rezekinya. Saya dan suami juga buka usaha kecil-kecilan untuk modal nantinya jika sudah tidak bekerja di luar negeri," ucapnya sambil tersenyum simpul.
Tak terasa obrolan kami akhirnya terpaksa disudahi. Ani, yang tak sabar terbang menuju anak-anaknya, berpamitan untuk melakukan Check In sebelum akhirnya pergi dengan mendorong troli berisikan barang-barangnya, oleh-oleh bagi keluarga tercinta.
Informasi lengkap soal bandara di Indonesia dan segala fasilitasnya bisa Anda pantau di aplikasi Indonesia Airports.
ADVERTISEMENT