Polisi: Upaya Penculikan Anak SD di Tanjung Duren Tidak Benar

14 September 2017 19:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana sekitar SD 01 Pagi Tanjung Duren (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana sekitar SD 01 Pagi Tanjung Duren (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tim gabungan dari Polres Jakarta Barat dan Polsek Tanjung Duren sudah melakukan penyelidikan kasus percobaan penculikan anak SD di Tanjung Duren. Hasilnya peristiwa upaya penculikan tersebut ternyata palsu.
ADVERTISEMENT
"Kesimpulan penyidikan kami video pengakuan PIS (inisial sebelumnya ditulis PT-red) yang viral dan beredar luas di sosmed itu tidak benar. Tidak benarnya ini kami langsung klarifikasi mengundang orang tua, guru dan wali kelas ketiga anak tersebut," kata Wakasat Reskrim Jakbar Kompol Ivers Manossoh di Polsek Tanjung Duren, Kamis (14/9).
Kesimpulan tersebut didapat setelah polisi memeriksa keterangan dari 11 orang saksi yang terdiri dari, 8 dewasa dan 3 anak-anak. Polisi juga sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan juga memeriksa CCTV.
"Kami juga melakukan analisa CCTV yang kebetulan terpasang menghadap ke TKP. Tidak terdapat perbuatan menyekap anak dan percobaan penculikan terhadap PIS. Jadi saya tegaskan sekali lagi, video pengakuan PIS itu tidak benar," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Polisi mengimbau agar masyarakat tidak sembarangan menyebar informasi yang belum jelas kebenarannya. "Kami mengimbau kepada masyarakat untuk menghentikan penyebarluasan berita tersebut," katanya.
Sebelumnya viral di media sosial video pengakuan 3 anak SD nyaris diculik di dekat sekolahnya di Tajung Duren. PIS dan dua temannya mengaku sempat dibekap oleh seorang pria, namun mereka berhasil lolos setelah PIS menggigit tangan pria tersebut.
Mereka menyebut penculik itu berjumlah dua orang. Satu berdiri di samping mobil, satu lagi di dalam mobil sedang memegang kemudi.
PIS juga mengatakan melihat dua anak kecil lainnya berada di dalam mobil. Mereka diikat tangannya dan mulutnya dilakban.
Polisi lalu menyelidiki kasus ini dengan mendatangi sekolah, memeriksa saksi dan memeriksa CCTV. Namun ternyata hasil penyelidikan menyebutkan cerita ketiga anak tersebut palsu alias tidak benar.
ADVERTISEMENT