Senyum Mang Ojo Bersama Motornya yang Tak Lagi Butut

2 Agustus 2017 19:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mang Ojo bersama motornya yang mogok (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mang Ojo bersama motornya yang mogok (Foto: Diah Harni/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pria itu bernama Johari. Namun, para driver ojek online dan warga sekitar rumahnya lebih sering memanggilnya dengan panggilan Mang Ojo. Sebelumnya, Mang Ojo hanyalah tukang ojek biasa yang sering berkeliling di wilayah Cipinang dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Namun, belakangan, nama Mang Ojo ramai dibicarakan di media sosial. Ia dianggap sebagai seorang pekerja yang tak kenal lelah, mengingat usianya yang sudah senja, 64 tahun.
kumparan mencoba bertemu dengan Mang Ojo di sebuah bengkel di bilangan Cipinang, Jakarta Timur. Sembari bersalaman, Mang Ojo langsung melemparkan senyum sumringahnya, giginya yang hanya dua-tiga buah itu pun ikut terlihat.
"Ini motor saya yang rusak. Lagi dibenerin," ucap Mang Ojo sambil menunjuk sepeda motornya yang tengah diperbaiki di sebuah bengkel, Rabu (2/8). Sepeda motor berwarna merah-hitam itu memang terlihat usang. Pada bagian sayap di sebelah kiri, terlihat bentuknya sudah tidak sempurna.
Kepada kumparan, Mang Ojo bercerita, sejak menggunakan sepeda motor itu selama dua tahun, motor itu memang jarang di-servis. Pendapatannya yang hanya Rp 50 ribu perhari, membuatnya tak sanggup untuk merawat motor itu dengan baik.
ADVERTISEMENT
Mau tak mau, Mang Ojo harus menerima konsekuensi motornya sering mogok di tengah jalan. Bahkan ia bercerita, karena pendapatannya yang terbilang pas-pasan, ia pernah memperbaiki sepeda motornya dengan minyak kelapa.
"Harusnya ini remnya dikasih oli, tapi ya enggak ada uang, jadi pakai minyak kelapa," tambah dia.
Mang Ojo mengaku, profesinya sebagai tukang ojek memang membuatnya lelah. Sebab, mengangkut penumpang dari satu tempat ke tempat lain dengan kondisi usia yang sudah senja bukanlah perkara mudah. Sang istri, yang sehari-hari bekerja serabutan juga sudah melarangnya menjadi tukang ojek.
"Tapi saya yang enggak mau. Saya orangnya enggak bisa diem. Kalau enggak gerak, badan malah sakit ya kan. Ya udah mending ngojek aja, kan lumayan juga dapet duit, meskipun enggak seberapa," paparnya.
ADVERTISEMENT
Sepeda motor Mang Ojo yang mogok (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sepeda motor Mang Ojo yang mogok (Foto: Diah Harni/kumparan)
Selain faktor usia, Mang Ojo dilarang istri untuk menarik ojek juga karena penyakit yang pernah dideritanya. Mang Ojo mengaku ia sudah melakukan operasi ginjal selama empat kali.
"Saya kan doyan kopi banget. Udah pernah operasi empat kali. Ini sekarang gula juga, makanya istri ngelarang, "Udah enggak usah kerja, di rumah aja'" tuturnya.
Berkali-kali sang istri melarang, berkali-kali juga Mang Ojo bersikeras kepada keputusannya, untuk tetap menjadi tukang ojek.
Mang Ojo menjelaskan, sepeda motor yang selama ini ia gunakan untuk mencari uang itu, bukanlah miliknya. Setiap minggu, ia harus menyetorkan uang sebesar Rp 100 ribu kepada pemiliknya sebagai uang sewa. Ia mengaku, pendapatannya yang tak seberapa itu, kadang tidak cukup untuk menutupi uang sewa yang harus ia bayar.
ADVERTISEMENT
"Kadang enggak nutup. Jadi setorannya kadang seadanya. Diitung buat besok lagi," lanjut dia.
Bantuan Driver Gojek
Di bengkel itu, Mang Ojo tidak sendiri. Ia ditemani oleh beberapa driver Gojek yang ingin membantunya. Rizki, salah satu warga yang tergerak hatinya, mengaku ingin membantu Mang Ojo keluar dari masalah. Ia bersama beberapa driver Gojek mengaku berinisiatif untuk membantu Mang Ojo memperbaiki sepeda motor yang sudah usang itu.
"Saya kan deket juga ini sama temen-temen driver. Ya kita di sini bantu-bantulah. Insya Allah, servis motor Mang Ojo ini kita yang urus," ujar Rizki.
Mang Ojo dan driver gojek yang mempebaiki motornya (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mang Ojo dan driver gojek yang mempebaiki motornya (Foto: Diah Harni/kumparan)
Tak hanya itu, mengingat setoran yang harus disetorkan Mang Ojo kepada pemilik motor dirasa berat, Rizki mengatakan, ia bersama sekumpulan driver Gojek akan melakukan iuran, untuk bisa membeli sepeda motor itu.
ADVERTISEMENT
"Jadi kan kita maunya bantu enggak hanya sebatas ini. Kita cari nih, Mang Ojo biar kerja yang lain, biar enggak capek. Tapi tadi ditawarin buka usaha warung, dia enggak mau. Yaudah, kita coba bayarin motornya," jelas Rizki.
Dia mengatakan, ia sudah melakukan negosiasi dengan pemilik sepeda motor. Sepeda motor itu, kata Rizki, dihargai Rp 1.500.000 oleh pemiliknya.
"Tapi kan sekarang kita belum punya uang segitu ya. Makanya kita mau negosiasi dulu," lanjutnya.
Mang Ojo bahagia bukan main mendengar kabar itu.
"Ini saya makasih banget sama abang-abang semua, ya. Seneng saya sudah dibantu. Makasih, ya," ucap dia, sumringah.
Mang Ojo, driver ojek usia 64 tahun (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mang Ojo, driver ojek usia 64 tahun (Foto: Diah Harni/kumparan)