Hari mulai gelap. Jalanan sepanjang jalur hijau Tebet yang belum selesai dibangun jadi kian sepi--kecuali di kursi belakang mobil Saira. Kami baru saja menantang tabu.
Selama sekitar sejam, kami bergantian membacakan sajak-sajak Rendra, saling melempar lelucon, menertawakan lirik lagu-lagu Beraja yang asal jadi (sebenarnya: Saira tertawa, aku tersipu menahan malu), dan tentu saja berciuman. Segalanya indah dan tak ada yang menyakitkan di dunia ini, sampai tiba-tiba tubuh Saira gemetar hebat, berguncangan, seakan-akan ada gempa di dalamnya.
Itu situasi khas para junkie: sakaw, yang kelak kuketahui merupakan singkatan dari "Sakit karena putaw." Kata Saira, nyerinya tak terkira.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814