Aku memungut ranselku dari tanah dan mendekati mereka dengan gontai. Levi berhasil mengecoh Rio. Dengan tengil, bola basket itu malah dilontarkannya ke arah kepalaku. Aku memiringkan kepala sedikit saja, sambil terus berjalan ke bawah ring basket. Bola melesat, menghantam tembok di belakangku.
Rio berkacak pinggang. “Orang sok suntuk biasanya minta ditanya,” katanya.
“Nggak usah, entar ngocehnya tiga shift studio,” Levi menimpali. Dia tersenyum melihatku bersila di lantai lapangan dengan tatapan melayang.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814