Dengan punggung tertekuk, Ayah mengangkat buku-buku bekasnya. Satu per satu dibersihkannya dengan tisu sebelum ditata dalam rak-rak kayu yang sederhana tetapi kokoh. Tak perlu jadi anaknya untuk tahu bahwa laki-laki berumur 40an akhir ini amat menghargai buku.
Gerak-gerik Ayah yang khusyuk, serupa ritual, sudah kuakrabi sejak dulu. Aku belajar merangkak di antara tumpukan koran, majalah, dan buku-buku koleksinya. Namun, perkara isi hatinya, aku tak sanggup menduga.
Aku memasuki kios dari arah yang dipunggungi Ayah. Kuletakkan bokong di kursi plastik hijau kusam, lalu berdeham pelan.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814